Author's PoV
Suara ketukan pintu membuat Carin terbangun dari tidurnya. Ia mengoletkan badannya sebentar lalu membuka pintu. "Oh kau baru bangun nak?" Ternyata Jessy yang mengetuk pintu Carin. "Iya, memang pukul berapa sekarang?" Tanya Carin dengan suara khas bangun tidur. "Sekarang pukul 7 pagi, ayo bereskan dirimu lalu kita sarapan bersama" ajak Jessy. Carin menepuk keningnya, bagaimana ia bisa bangun kesiangan hari ini sehingga tidak dapat membantu Jessy membuat sarapan. "Maaf aku kesiangan sehingga tidak bisa membantu mu" Carin menyatukan kedua tangannya di dada memohon. "Iya tak apa, kau pasti sangat lelah. Sudah rapihkan dirimu, ku tunggu di meja makan" Jessy mengelus rambut Carin. Jessy lalu pergi meninggalkan Carin.
Carin segera berlari kedalam mengambil handuk dan pakainnya lalu bergegas ke kamar mandi yang berada di luar kamarnya.
***
Calvin duduk di meja makan seperti biasa dengan pakaian formalnya. Sedari tadi Calvin hanya memotong-motong pancake buatan chef Nael tanpa memakannya. Mata Calvin terlihat sayu karena semalaman ia mencari Carin menjelejahi kota New York dan baru kembali ke penthousesnya pukul 3am. Setelah pulang dari mencari Carin, Calvin pun tidak bisa tidur ia terus memikirkan bagaimana keadaan Carin. Bagaimana gadis itu tidur di malam yang bersalju, apakah wanita itu makan dengan teratur mengingat Carin memiliki riwayat maagh akut membuat Calvin sangat mengkhawatirkan Carin.
Calvin meneguk teh hangat yang di siapkan oleh Lora. Calvin merasa kehilangan separuh nafasnya. Calvin menyadari kesalahannya yang melukai Carin dan ia sangat menyesal akan hal itu. Ia mengambil ponsel dari saku jasnya lalu menelfon Lery. "Lery apa ada kabar dari Carin?" Tanya Calvin saat Lery mengangkat panggilannya. "Belum ada sir, kami masih mengecek penumpang penerbangan atas nama Carin Weshley" jawab Lery. Calvin langsung menutup sambungan telponnya. "Dia benar-benar pergi" gumam Calvin putus asa.
***
"Selamat pagi Willy, Jessy" sapa Carin saat duduk di meja makan. "Pagi nak, ayo sarapan" sapa balik Willy. "Terimakasih, maafkan aku bangun terlambat hari ini" permintaan maaf Carin yang tulus. "Iya tak apa nak, ayo makan sarapan mu" ujar Jessy. Carin pun memasukan oats dan susu kedalam mangkuknya lalu memakannya.
Suasana sarapan berjalan sangat hangat, mereka sambil mengobrol santai. Terkadang Willy menceritakan kisah cintanya dengan Jessy yang membuat Carin iri dengan kisah cinta romantis pasangan yang tumbuh tua bersama. "Sampai sekarang ia tak pernah lupa mencium ku saat bangun tidur dan ingin tidur" ujar Jessy. "Oh itu sungguh manis" Carin memegang pipinya gemas. "Kau juga pasti akan mendapatkan pria yang baik nak, kau gadis yang baik" Willy lalu meneguk segelas susu di hadapannya. Carin hanya tersenyum masam mendengar ucapan Willy. Cinta pertamanya tidak begitu baik, pria yang telah ia telakan untuk memberikan hatinya malah melukainya. Carin menundukan kepalanya, ia menahan air mata yang akan keluat dari matanya. Ia berjanji pada dirinya ia tak akan menangis lagi untuk Calvin.
"Nak, apa kau baik-baik saja?" Tanya Jessy. "Oh tentu" Carin menyeka air matanya lalu mendongakkan kepalanya. "Apakah kalian sudah selesai?" Tanya Carin mengalihkan pembicaraan. "Jika sudah biar aku bereskan" Carin beranjak dari kursinya lalu membereskan mangkuk kotor dan membereskan meja makan.
"Nak aku ingin ke mini market dulu ya" pamit Jessy saat Carin sedang mencuci piring. "Baiklah sebentar, aku akan ikut dengan mu" Carin pun membilas piring terakhirnya lalu mengelap tangannya yang basah menggunakan waslap. "Apakah kau ingin langsung bekerja? Beristirahatlah dulu nak" Jessy mengelus kepala Carin dengan lembut. "Iya, aku sudah tidak lelah" Carin memamerkan senyum manisnya. "Baiklah, kalau begitu ayo" ajak Jessy. Carin pun mengangguk lalu berjalan disisi Jessy.
"Apakah Willy sudah pergi ke pabrik?" Tanya Carin saat Jessy mengunci pintu rumah. "Iya dia sudah pergi. Oh ya nak, apa kau sudah mengunci kamar mu?" Carin mengangguk menjawab pertanyaan Jessy. "Yasudah kalau begitu ayo" Jessy dan Carin pun berjalan menuju mini matket milik Jessy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Amour
RomanceTak mudah hidup sebatangkara. kesepian... itulah yang ku rasakan. beban hidup ku bertambah ketika aku bertemu dengannya, ya dia CEO di tempat ku bekerja- Carin Weshley semua wanita pasti akan bertekuk lutut dengan ketampanan dan kekayaan ku, kecuali...