Part ini special for Alvin Jonathan yang hari ini ulang tahun hehe happy birth day vin!
***
Author's PoV
"Aku tersiksa... Sangat tersiksa, jangan jauhi aku seperti ini" ujar calvin dengan nada paling menyedihkan sambil memeluk erat carin seolah-olah ia akan mati jika melepaskan pelukannya pada carin.
"Jangan seperti ini, aku menderita carin" ujar calvin dengan lirih, ia menaruh kepalanya di pundak carin. Tubuh carin hanya membeku dengan apa yang di lakukan calvin. Otaknya seolah mati seketika. Carin hanya memejamkan matanya saat mendengar ucapan dari calvin, carin bisa merasakan ada ke hancuran dari suara calvin.
"Maafkan aku...." Ujar calvin yang semakin mengeratkan tangan kokohnya yang memeluk badan mungil carin.
"Anda tidak salah sir" ujar carin sambil melepaskan pelukan calvin. Calvin memutar badan carin agar dirinya bisa melihat wanita itu.
"Jangan buat aku seperti ini, aku menderita" ujar calvin sambil menatap mata indah milik carin dan menangkup wajah carin. Entah kenapa carin mengangguk. Untuk kali ini hati dan otak carin tidak syncron. Otaknya berkata 'menjauhlah' hatinya berkata 'mendekatlah', untuk saat ini memilih hatinya yang berbicara, ia tidak tahu akan menyesal atau tidak nantinya.
Calvin segera memeluk erat carin lagi. Carin tidak membalas pelukan dari calvin, ia takut akan menyesali keputusannya untuk berdekatan dengan calvin.
"Sir anda memiliki jadwal" ujar carin mengingatkan. "Oh baiklah, ayo!" Jawab calvin sambil melepaskan pelukannya pada carin. Calvin lalu menuntun carin keluar ruangannya.
***
Kali ini carin dan calvin menaiki lift umum untuk karyawan karena pertemuan calvin dengan rekan bisnisnya berada di ruang meeting equino's company.
Saat berada di lantai 15, lagi-lagi carin harus satu lift dengan delia, namun kali ini delia tidak dengan temannya yang sewaktu itu mencibir carin, delia bersama karyawan wanita lainnya. Delia sempat menganga saat melihat di dalam lift yang akan ia naiki ada calvin. Ia langsung merapikan tatanan rambutnya sebelum memasuki calvin.
Carin melihat calvin dari ekor matanya, bahkan calvin sama sekali tidak melirik delia. Carin mencoba tak memperdulikan adanya delia disini.
"Hey lihat mr. Equino bersama wanita jalangnya" bisik delia sangat pelan pada karyawan wanita di sampingnya itu.
Calvin langsung menengok, "kau pikir aku tak mendengarnya? Jaga bicara mu! Cish dirimu bahkan tak lebih bagus darinya" ujar calvin dengan tatapan murka. "Ti..tidak begitu sir" Terlihat raut wajah kaget dan takut dari wajah delia saat mencoba mengeles.
Saat pintu lift terbuka di lantai 10, lantai tempat calvin akan rapat, calvin membenahkan jasnya.
"Kau di pecat. akan ku kirimkan surat pemecatan mu pada erica hari ini juga" ujar calvin tenang namun membunuh dan tanpa melihat wajah delia. Calvin lalu menggandeng tangan carin keluar lift.
Carin mencoba untuk bersikap biasa saja, padahal dia sangat terkejut dengan kejadian ini. Entah harus senang atau sedih carin mendengar pemecatan delia karena menghina dirinya.
***
"Sir apa menurut anda tadi itu tidak berlebihan?" Ujar carin gugup saat dirinya sedang makan siang dengan calvin di restaurant elite sekitar kantor mereka.
"tadi? Aku tak mengerti" jawab calvin bingung. "Masalah pemecatan anda pada seorang karyawati" jelas carin. "Ohh... Itu tidak ada apa-apanya, aku masih berbaik hati dengan hanya memecatnya saja, jika aku mau bisa saja aku blacklist dia, agar dia tidak mendepatka pekerjaan apapun dimana pun" jawab calvin santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Amour
RomanceTak mudah hidup sebatangkara. kesepian... itulah yang ku rasakan. beban hidup ku bertambah ketika aku bertemu dengannya, ya dia CEO di tempat ku bekerja- Carin Weshley semua wanita pasti akan bertekuk lutut dengan ketampanan dan kekayaan ku, kecuali...