Carin's PoV
"Terimakasih Ronald" ujar ku ketika turun dari limossin calvin. "Sama-sama miss" ronald segera melajukan mobilnya dan meninggalkan rumah ku.
Hari ini aku pulang pukul 3pm, karena calvin menyuruh ku langsung pulang, tidak perlu kembali ke kantor lagi. Aku memasuki rumah, sore ini aku ingin langsung beristirahat saja.
Aku mengganti pakain kerja ku dengan baju santai. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah ku. Aku keluar untuk memastikan siapa yang bertamu.
Saat aku membuka pintu, aku melihat satu pria paruh baya namun dandannya terlihat seperti preman dan dua orang pria berbadan besar dengan dandanan sama seperti pria paruh baya itu. Aku sedikit takut melihat mereka.
"Iya?" Tanya ku pada mereka. "Benar ini rumah Daton weshley?" Tanya pria paruh baya itu. "Iya, tapi ayah saya sudah meninggal sejak 6 tahun yang lalu" aku tak yakin bahwa iya adalah teman dad. "Ternyata daton mempunya anak gadis yang cantik" ujarnya sambil mengisap cerutunya. "Langsung saja nona manis, aku jack" ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan ku. "Iya, lalu apa tujuan anda kesini?" Aku malas bila harus meladeni orang seperti dia, sudah tua genit pula. "Ayah mu memiliki hutang dengan ku. Dia bilang dulu jika ia meminjam uang untuk membeli sebuah rumah, mungkin ini? Ayah mu juga meminjam uang pada ku untu pengobatannya" memang setahu ku ayah beberapa kali memasang ring pada jantungnya. Aku pernah bertanya pada dia, darimana ia mendapatkan uang untuk membeli rumah ini dan uang untuk pengobatannya, dia menjawab bahwa ia dapat asuransi dari kantor tempat dad bekerja, dan rumahnya adalah tabungan dia selama bekerja sebagai petani gandum di amityville. Aku mempercayai itu, dad adalah seorang pekerja keras. "Ayah ku tak pernah bilang ia memilik hutang, mungkin anda salah orang" ujar ku yang masih berusaha sopan.
"Tidak mungkin aku salah orang manis, lihat lah ini" ia memberikan sebuah map pada ku. Aku membuka map itu, ada secarik kertas dan selembar foto. Aku membaca secarik kertas itu, isinya bahwa dad meminjam uang sebesar $200. Aku terkejut melihat nominal di surat perjanjian tersebut. Ku cek semua keaslian surat tersebut, surat ini legal, ada bubuhan tanda tangan dad, jack, dan notaris. Aku melihat foto yang juga ada di map itu, terlihat dad yang sedang menandatangani sesuatu. Cobaan apa lagi ini Tuhan?
"Dad tidak mungkin berhutang sebanyak ini!" Aku mulai emosi entah pada siapa. "Tenanglah manis, memang ayahmu hanya berhutang $150 dan sisanya itu bunga dari hutang-hutangnya" jelasnya.
"Mengapa anda baru menagih hutangnya?" Tanya ku yang masih tidak percaya. "Karena aku mencari-cari alamat rumah mu. Sudahlah initinya kau harus melunasi hutang-hutang tersebut!" Ujarnya membentak ku. "Baiklah, beri waktu saya satu tahun untuk melunasinya" aku bahkan juga tidak yakin bila aku bisa melunasi uang sebanyak itu dalam jangka waktu setahun. Gaji di perusahaan tempat ku bekerja memang tinggi, tapi biaya hidup di kota new york juga tinggi."Satu tahun? Kau gila! Aku sudah cukup sabar menunggu selama ini. Kalau kau tidak bisa membayar dengan uang, kau bisa menjadi gundik ku manis" ia melihat ku dari atas sampai bawah. "Jaga bicara mu! Akan ku bayar hutang ku!" Emosi ku menyulut seketika, ia telah menghina diri ku.
"Baiklah beri aku uang $400 sekarang!" Dia membentak ku. "Beri aku waktu" aku mulai menurunkan nada suara ku. "Aku beri waktu selama satu minggu, jika kau tidak bisa melunasinya kau bisa pilih menyerahkan rumah ini atau tubuh mu" ia mengedipkan matanya pada ku, sungguh menjijikan! "Kau gila! Satu minggu? Satu bulan, aku akan melunasi hutang dad" aku mengacak rambut ku frustasi. "Ku tunggu lusa, atau serahkan lah diri mu atau rumah ini". Aku menimbang-nimbang ucapannya, mungkin akan ada keajaiban yang datang pada ku dalam waktu dua hari ini.
"Baiklah, sekarang enyahlah dari rumah ku!" Aku membanting pintu ku. Aku berteriak frustasi. $400 dalam dua hari?!?! Tuhan berilah aku pertolongan. Rasanya ingin menangis, ingin marah namun pada siapa? Aku menangis pun tidak akan menyelesaikan masalah. Aku harus kuat, harus tegar berpijak di kaki ku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Amour
RomanceTak mudah hidup sebatangkara. kesepian... itulah yang ku rasakan. beban hidup ku bertambah ketika aku bertemu dengannya, ya dia CEO di tempat ku bekerja- Carin Weshley semua wanita pasti akan bertekuk lutut dengan ketampanan dan kekayaan ku, kecuali...