1. Tomlinson?

320 31 3
                                    

-2 hari sebelumnya-
Aku bosan dengan hidupku. hanya sekolah, membantu Ibu, bekerja di cafè dan kegiatan membosankan lainnya. Kapan ini akan berahkir?
Bahkan kurasa, setelah nantinya aku berkuliah, hidup ini akan sama membosankannya.

PYAAAARRR DER DER DER

"Suara apa itu?" bisikku pelan.

Saat ini aku berada di sudut gang kota Brooklyn. Baru saja kembali dari pekerjaanku di sebuah cafè tua milik Ayahku.
Dan ini sudah terlalu malam untuk melakukan sebuah kegiatan.

"HEY!! jangan pergi!! cepat kesini!!"

Tunggu, ada yang berteriak.. apakah dia memanggilku?
Hanya ada aku disini. Jadi aku memutuskan untuk memutar tubuhku, dan mencari arah suara.

"Disini gadis bodoh! kau buta atau pura-pura menjadi buta?"

Aku masih kebingungan mencari arah suara.
Hingga seseorang menarik tanganku.

"H heyy!! . . ."
"Diamlah, kau hanya mengacaukan rencanaku dengan berteriak seperti itu!!" sahut seorang pria yang menarik tanganku tadi, saat ini dia membungkam mulutku dengan tangan kanannya yang penuh tattoo itu.

"Siapa kau? mau apa kau? mengapa kau menarikku? apa yang kau perbuat disini?"
"Whoa whoa whoa Sherryna Geenie.. santai sajalah.. kau ini mau jadi wartawan atau bagaimana hah?" katanya lagi. Tunggu. Dia tau namaku?

"Hey, darimana kau tau namaku, huh? siapa kau?"
"Hahaha jelas saja kau tidak tau, aku Louis. kakak kelasmu di SMU." sahutnya lagi yang mengaku namanya Louis itu. Aku tak pernah mendengar namanya sebelum ini. Apakah benar dia kakak kelasku?

"Yang benar? aku belum pernah mendengar namamu sebelumnya. Kau berbohong ya? Kau mau aku menelpon polisi, hah? Mereka akan menangkapmu!!"
"Whoaaa santaiii Sherryna.. aku memang kakak kelasmu. dulunya, saat ini aku sudah tidak bersekolah disana." jawabnya lagi menaruh nada sedih disana.

"Hmm. sudah lulus, eh?"
"Nope. aku di drop out. terlalu banyak masalah yang kubuat disana." jawabnya lagi sambil memandang mataku nanar.
Tunggu, apakah dia badboy? Whoaaaa aku tak mau berurusan dengan badboy. Sama sekali tidak mau.

"Ehmm. begitu? okay, aku harus pergi. kurasa Ibuku menunggu dirumah. dan, kuraaa kau masih harus melanjutkan kegiatanmu kan?"
"Kau ini cerewet ya? haha. baiklah, ku antar kau pulang?" sahutnya sambil bertanya padaku.
Pulang? Bersamanya? Oh yang benar sajaaa.

"Woaahh. it's a big NO!!"
"Eh? ya aku tau. i'm not a good boy. tak apa, pulanglah." jawabnya lagi sambil melayangkan tangan-penuh-tattoonya itu ke rambut gondrongnya yang lebat.
Aku merasa bersalah, sungguh.

"Sampai ketemu?" tanyaku menekankan nada tanya padanya.
"Uh? baiklah. kurasa, sampai ketemu." jawabnya lagi sambil menatapku.

-hari ini-
"Kenapa kau masih berdiri dan malah melamun disitu, Sher? buatkan laki-laki ini minuman." kata Ibuku, membuyarkan pikiranku.
"Uh? ya bu. tunggu sebentar."

Aku melangkah ke dapur sambil terus memikirkan laki-laki di ruang tamuku tadi.
Bukankah itu dia? Louis? yang kutemui dengan kejadian yang benar-benar tak ingin kubahas lagi itu?

Akupun kembali ke ruang tamu membawakan dua cangkir berisi teh panas, dan beberapa kudapan kecil di sebuah piring.
"Selamat menikmati."
"Terimakasih, sayang. gantilah pakaianmu dan bergabung dengan kami setelahnya." kata ibuku menanggapi.
"Hei, thanks Sher!" Louis pun ikut menanggapi.
Aku hanya mengangguk dan berlalu pergi.

Selesai ganti baju aku langsung menuju ruang tamu lagi untuk menemui Ibuku dan Louis. Aku masih tidak tahu apa yang dia perbuat disini. Dan kenapa dia mengenal Ibu.

"Hei Sher, kenalkan. ini Louis. Louis Tomlinson. kau ingat aunt Johannah Poulston dan uncle Mark Tomlinson? ini adalah putra mereka." kata Ibu menjelaskan padaku.
Hah? Yang benar saja? Aunt Johannah dan uncle Mark mempunyai anak sepertinya? Apakah ini tidak salah?

(A/N)
so sorry kalo kependekan dan banyak typo dlsb.. maklum lah ya pemula..
makasih udah baca yaa siapapun disana..
di vomment bisa lho..
enggak juga gapapa(?)
hehehe..
enjoy!

(btw Louis Tomlinson as himself on mulmed, dear)

Those Badboy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang