3. Party? Should I?

496 42 0
                                    

(A/N)
abis nnton WWA Tour San Siro jam 1an tadi pagi.. semangat banget buat ngepost lagi..
enjoy!!

"Woops Sir Malik! salah sasaran rupanya? hahaha!" seorang laki-laki berteriak dengan suara lantang tepat setelah aku merasakan pundakku yang basah.

"Oh, damn!! bisa-bisanya aku meleset disaat seperti ini, hah?" seseorang yang kurasa bernama Malik tadi kemudian melongo.

"Oh nona, maafkan temanku yang satu ini. he's such a stupid boy. really sorry. perlu ku bantu untuk membersihkan?" kata seorang laki-laki berambut blonde terang dan bermata biru.

"Oh Sir Horan. modus yang bagus. syuhh syuhh get away from my way! biar kubantu, nona?" seorang laki-laki berambut curly mengulurkan tangannya kemudian.

"Oh, benarkah? kalian hanyalah sekelompok pemuda kekanakan! pergilah! aku bisa membersihkan bajuku sendirian! oh, satu lagi. kalian benar-benar tak akan kumaafkan! dengar itu, hah?" hentakku kepada mereka berempat sekaligus.

Semua orang di cafètaria melongo melihat tingkahku barusan. Sungguh, ini tak termaafkan! Aku. Sangat. Kesal!!
Baju tosca berkerahku basah dan lengket oleh ice cream vanila.
Siapa yang tidak jengkel? Dan mengetahui bahwa empat laki-laki konyol ini pelakunya? Oh benarkah? Seperti itukah cara laki-laki memperlakukan perempuan?
Oh, i guess merekalah si "Badboy Tak Berkelas" yang merupakan kakak kelasku ini.

"Whoaaaa ladies. be calm. kenalkan, Aku Liam, ini Harry, Zayn, dan si blonde itu Niall." kata si pria bersuara lantang sambil menjalankan tangannya di rambut. Persis seperti Louis. Whoa! Apakah aku menyebut namanya? Yang benar saja!

"Apa urusanku, pergi!" jawabku membentak.

"Hey, kami ini senior kau tahu? tak seharusnya kau membentak kami!" kata si curly yang ku asumsikan adalah Harry.

"Oh ya? cara memperlakukan junior yang sangat baik! aku tidak peduli dengan senioritas kalian! kalian berlaku tak baik padaku! enyahlah! kalian pikir aku takut, hah?" jawabku tak mau kalah.

"Hei ada apa ini?" seorang pria paruh baya datang menghampiri kami.
Mr. John? Mati aku! Aku benar-benar hancur! Beliau adalah guru BP sekolah kami yang sangat amat menakutkan. Namun, ia bijaksana dalam mengambil keputusan. Aku mengaguminya di sisi itu.

"Oh, hai Mr. John!" si laki-laki blonde bernama Niall menyapanya.

"Kalian rupanya? ke ruanganku, sekarang. dan kau juga, Ms. Geenie!" katanya sambil menunjuk arah kemana ruangan BP.

Yang benar saja!! Aku? Ruang BP? Mr. John? Dan berandalan sekolah? Oh damn. Hidup dan reputasiku sedang terancam saat ini.
Akupun memutuskan untuk patuh dan berjalan ke ruangan BP.
Nafsu makanku hilang, 100% menghilang! Ini gara-gara ulah mereka!

"Baiklah, Ms. Geenie? apa yang terjadi? bisakah kau menceritakannya? kurasa hanya perkataanmu yang bisa kupercaya saat ini." kata Mr. John membuka pembicaraan.

Tentu saja beliau percaya padaku, tak mungkin beliau percaya pada berandalan itu.
Akupun menceritakan semuanya dari awal hingga ahkirnya ia datang melerai kami.

"Hm, begitu ceritanya? baiklah. untuk kalian berempat, meminta maaflah pada Ms. Geenie. setelah itu keluar dari ruanganku." kata Mr. John kemudian.

"Maaf? apa Mr. John? hanya maaf saja? tidakkah ada hukuman untuk tindakan buruk seperti itu?" tanyaku meledak pada Mr John.
Beliau hanya diam tak bereaksi.

"Maaf, Ms. Geenie." sahut keempat laki-laki dungu itu secara bersamaan disertai senyuman palsu dan anggukan kepala. Lalu, mereka menghilang dibalik pintu.

"Mr. John? benarkah? hanya meminta maaf? itu saja?" tanyaku pada Mr. John kemudian.

"Apa yang kau harapkan dari keempat badboys seperti mereka? hukuman seperti apa? tidak ada hukuman yang pantas untuk mereka. percuma saja, mereka tak akan mengerjakannya. dropout? mereka belum seburuk temannya, Louis." jawab Mr. John kemudian.
Louis? Nama itu? Dia? Oh, jadi benar dia badboy yang di dropout dari sini. Aku tak habis pikir, apa yang dilakukannya hingga menyebabkan dia harus di dropout?

"Baiklah Mr. John. saya menghormati keputusan anda. sekarang bisa kah saya permisi? ada kelas yang harus saya ikuti." tanyaku kemudian.

"Oh ya, Ms. Geenie. anda bisa meninggalkan ruangan ini. saya peringatkan sekali lagi, jangan mengulangi kesalahan sepele apapun itu. pertahankan dan pertaruhkan nama baik anda." jawab Mr. John kemudian sambil menepuk lembut punggungku.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian menutup pintu ruang BP dan berjalan keluar.

Bajuku kotor, basah dan lengket sekarang. Bagaimana aku akan bekerja nanti sore?

"Sherreku sayang! ada apa denganmu? kau tak apa?" Cherry memanggilku.

"Hmm.. kurasa begitu. ayo ke kelas!" jawabku sambil merangkul pinggang rampingnya.

"Sher, we'd here listen up to your story. as always." Candice melingkarkan tangannya di leherku.

⚫⚫⚫

"Ini kembalianmu nyonya, 25 sen? terimakasih. silahkan datang kembali!" itu adalah pelanggan terahkirku hari ini! Hari yang melelahkan!

"Whoa miss Sherre! ahkirnya! pelanggan terahkir! bisa kah aku memakan strawberry muffin nya? dan cappuccino latte?" Cherry duduk di atas meja kasir dengan wajah yang kusut.

"Whoa miss Cherre? kau punya kaki dan tangan eh? aku bukan baristamu! ambil dan buatlah sendiri!" jawabku sambil membalikkan tanda OPEN menjadi CLOSED.

"Hmm. kau galak untuk seorang bos, Sher!" jawab Cherry.
"Whoa, kau melunjak untuk seorang pegawai, Sweet Cherry." kata Candice sambil membersihkan meja terahkir di ruangan ini.
"Dan kau jahat untuk seorang teman, Candice Mulder yang terhormat!" jawab Cherry sambil melangkah dan mulai membuat kopinya tadi.

"Berhentilah berkelahi Double C! aku lelah okay?" jawabku sambil duduk di kursi bar dan menyenderkan kepalaku diatas meja bar.

DRRT.. DRRT..

"Handphonemu, Sher?" tanya Candice.
"Nope. bukan hunnie." jawabku malas.
"Oh itu handphoneku! maaf girls, my dad sudah didepan. aku pulang duluan okay? sampai jumpa besok di sekolah. much love." kata Cherry membawa bungkusan makanan di tangan kirinya dan gelas kopi di tangan kanannya.

"Dah!" sahutku dan Candice bersamaan.

"Okay, boss. aku harus pulang juga. kau mau kuantar, Sher?" tanya Candice sambil mengambil kunci motor di sakunya.

"No no Cannie lovely. aku kan naik sepeda. see u tomorrow, okay?" jawabku kemudian.

"Okay! bye boss!" Candice pun meninggalkanku sendirian sekarang.

Setelah membereskan display makanan, mengemas barangku dan mematikan lampu, akupun mengunci cafè dan berjalan ke arah sepedaku di parkir.

⚫⚫⚫

Pagi ini masih sama seperti pagi sebelumnya. Tak ada sedikitpun minat di lubuk hatiku.

"Good Morning Double C!" sapaku pada Candice dan Cherry yang sibuk melongo di depan mading.

"Hello girls! ada apa sih? bisakah kalian menghiraukanku sedikit saja?" tanyaku lagi, memperkeras nadaku.

"Whoa hai Sher! lihat ini okay! Frat Party! di Frat si Zayn! kakak kelas kita yang waktu itu melemparimu es krim!" sahut Candice sambil menarikku.

Aku membaca sekilas tulisan di mading itu. Benar saja, ada Frat Party besok Minggu, di Frat Zayn.
Jujur saja, aku belum pernah pergi ke Frat Party. Apalagi Minggu cafè tutup. Ibu pasti mengijinkan.
Hei, tapi ini kan Frat Zayn? si badboy abal-abal itu?
Aku harus mempertimbangkannya.

"Kita sudah memutuskan untuk pergi, Sher! kau ikut?" tanya Cherry yang sepertinya juga mewakili Candice dilihat dari tatapan melas mereka.

"Aku.. aku.. ehm.. aku.. tidak tahu.."

(A/N)
whoa mbak sherrr!!
pergi aja lahhhh wkwk..

eh iya aku ga update sampe Sabtu ya.. mau sibuk ngemos-in adek kelas 10 nih..

kalo ada kritik bisa di komen loh..
makasih yang udah baca ya!
vomments nya ga diharapkan tapi ditunggu, okay?
Mohon Bantuannya Ya!!

Those Badboy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang