17. Daddy?

102 20 11
                                    

(A/N)

TERNYATA UDAH ADA YANG MINTA NEXT,
WALAUPUN BELOM SAMPE 15+ VOTE DAN BAHKAN BELOM SAMPE 10 WKWKWK
AUTHOR LAGI PENGEN UPDATE JUGA JADI,
HERE YOU GO!

btw Ini bukan Daddy Direction ya, alias Daddy Liam.
BUKAN! WKWKWK.

"Omong-omong kenalkan, ini Ayahku. David Herp."

. . .

Aku mencerna setiap kata yang keluar dari mulutnya. David Herp, keparat yang meninggalkan Ibuku dan pergi dengan cara tak bertanggung jawab itu. Dia, ada didepanku??? Ku kira dia sudah di telan oleh monster di Segitiga Bermuda. Berani-beraninya dia masih muncul disini!

"Ayah, ini Cherry dan Sher. Dari café Amore Latte. Café yang sering dikunjungi Sam. Dan salah satu pasienku adalah Ibu dari teman mereka, salah satu pekerja disana." Ia memperkenalkan diriku dan Cherry kepadanya.

"Hi, Tuan. Aku Cherry." Kurasa Cherry tidak menyadari apa yang terjadi disini.

Oke, jadi betul Sam dan Milany adalah 2 anak tirinya dari janda-jalang itu. Dan, dia terlihat lebih menyayangi mereka. Brengsek!

"Ya. Tanpa perkenalan, kau harusnya mengenaliku. Sherryna Geenie HERP! Aku, yang mengelola café milik AYAHKU yang pergi entah kemana. Amore Latte. Senang bertemu dengan anda." Sahutku menjabat keras tangannya. Dan aku memang sengaja menekankan kata Herp dan Ayah.

Benar saja. Seketika wajahnya berubah menjadi pucat.

Senyum Dokter Milany memudar. Oh aku tak seharusnya memanggil Dokter. Ah! Milany. Begitu juga sudah cukup memuakkanku.

"Cherry, kau pulang sendiri saja. Aku ada urusan. Dan, café tutup. Aku sedang sangat muak dengan semua ini. Aku lelah. Aku akan pulang dengan Lou. Sampai jumpa semuanya." Jawabku sambil berlalu pergi.

Aku menahan air mataku, air mata kemarahan dan kesedihan. Aku juga sangat kecewa. Dan malu. Sangat amat malu. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Siapa yang harus ku marahi? Siapa?

Saat aku memutar tubuhku, aku mendengar si-keparat-Milany berkata, "Apa-apaan, Ayah? Siapa dia? Apa ini? Apa yang terjadi? Ceritakan semuanya padaku. Sekarang!"

AH SIAL!

Aku memasuki lift dan merapatkan jaketku, meraih handphone dan mencari nomor Louis disana.

SIAL!! KEMANA SAJA DIA!! KENAPA HARUS DISINI? KENAPA HARUS SEKARANG!! KEPARAT!! BRENGSEK!!

"Halo, Sher. Ada apa?" Louis mengangkat telponku, aku merasakan dia tersenyum diujung sana.

"Lou. . . A. . Aku membutuhkanmu, se. . sekarang. . . Bisa, bisakah kau menjemputku di Rumah Sakit? Saat, . . saat ini juga. . . Aku, Aku kacau." Kataku tersendat-sendat. Air mataku benar-benar tak bisa terbendung.

"Hei, Sher ada apa? Apa yang terjadi padamu? Siapa yang menyakitimu? Siapa? Siapa yang membuatmu menangis?" dia khawatir, aku tahu itu. Pasti.

"A. . Aku tidak, tidak bisa menjelaskannya sekarang. Datanglah, cepat. . A, aku akan menjelaskannya nanti. . . Sim, simpan rasa khawatirmu. Hati-hati saat mengemudi. Jangan kebut-kebutan." Kataku mempertingati.

"Ya, oke. Aku segera kesana, jangan kemana-mana. Tunggu aku di lobby. Diam disana, oke?"

. . .

Louis's POV

SIAL! Apa yang terjadi padanya? Katanya dia hanya akan mengunjungi Ibu Candice. Kenapa dia menangis?

KEPARAT! Aku sedang dalam perjalananku menuju basecamp. Dan aku tak mungkin membatalkan pertemuan kami. Tapi, aku juga tak mungkin membiarkan Sher menangis sendirian disana. Dan tak mungkin aku membiarkannya ketakutan disana. Aku harus pergi.

Those Badboy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang