9. She's Not Affraid.

208 19 2
                                    

Sher's POV

Aku sama sekali tidak menyesal telah meninggalan Frat Party yang diadakan oleh Zayn itu.
Aku malah merasa bersyukur bisa pergi dari sana.
Suasana yang tidak nyaman, orang-orang yang bersikap tidak wajar dan lainnya.

Aku merasa Candice dan Cherry sangatlah egois.
Mereka memaksaku pergi, memaksaku datang ke Frat Party yang benar-benar bukan duniaku, bukan kebiasaanku. Aku bahkan tidak nyaman berada disana dan membenci suasananya.
Entah kenapa aku malah menyetujui rencana itu dan menuruti ajakan mereka.

Mereka benar-benar tak mengerti perasaanku. Bahkan sesampainya disana, Cherry hanya terus-terusan berbincang dengan sahabat kecilnya --Pheobe--. Sementara Candice pergi entah kemana dengan segelas Corona di tangannya.

DRRTT DRRTT...

"Halo?"

"Sher, kenapa kau malah pulang duluan meninggalkan kami?" suara Cherry terdengar di ujung telepon.
"Maaf Cherry, aku tidak nyaman berada disana. jika kau dan Cannie marah terhadap tindakanku aku minta maaf." Jawabku.

"Sungguh Sher, tidak ada satupun diantara kami berdua yang marah. justru kami lah yang merasa bersalah telah memaksamu untuk ikut ke Frat Party malam ini. kalau begitu sampai jumpa besok di sekolah sayangku." Kemudian Cherry mengahkiri panggilan.

Aku melanjutkan berjalan kearah jalan raya hingga ahkirnya menemukan taxi dan pulang kerumah.

Aku yakin saat ini Ibu sudah tertidur, jadi aku berjalan memutari rumah dan masuk melalui pintu belakang yang langsung terhubung dengan kamarku.

. . .

Pagi ini aku bangun lebih pagi dari biasanya untuk membersihkan rumah dan memasak terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah. Aku tak mungkin membiarkan Ibu melakukan semuanya sendirian.
Aku tahu dia lelah, raut wajahnya nampak lesu dan kulihat ia sering menguap, pasti pesanan jahitan yang ia kerjakan terlalu banyak.

"Bu, aku berangkat. makanlah makananmu, sampai jumpa nanti malam. Aku sayang padamu." kataku sambil berjalan keluar rumah.
Tiba-tiba saja aku mendengar deru motor yang tak asing di telingaku.

Ya, siapa lagi? Itu Louis.

"Hai, Sher! permintaan maaf untuk yang tadi malam, okay? ku antar kau ke sekolah?" katanya sambil menyodorkan sebuah helm padaku.
Aku menghiraukannya dan berjalan mengambil sepedaku "Uh, tak usah Lou. sungguh. Aku sudah terbiasa berangkat sendiri. Kau tak perlu repot-repot."

"Sher, pergilah dengan Louis. Ibu yang memintanya menjemputmu, nanti sepulang sekolah pergilah ke café dengannya juga. jangan terus-terusan pergi sedirian, jika bersama Louis Ibu akan tenang. Ibu tak mau melihatmu cidera lagi seperti waktu itu. tolong? agar Ibu tak khawatir dengan keadaanmu." Tiba-tiba Ibuku muncul dan menceramahiku.

Aku hanya mengangguk dan menuruti perkataannya. "Baiklah, sampai jumpa bu!"

Akupun berangkat ke sekolah dengan Louis yang mengendarai motornya.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam, masih merenung dan memikirkan apa yang harus kukatakan pada Double C soal kepergianku yang mendadak semalam dari Frat Zayn.

. . .

"Benarkah, Sher? Kau pergi ke sekolah dengan salah satu dari Badboy yang sudah di DO itu?" kata Candice sesaat sebelum kelas usai.
Aku hanya menaikkan sebelah alisku dengan malasnya sambil membereskan barang-barangku.
Tiba-tiba Cherry merangkulku,"Oh, tak apa Sher sungguh. jangan bersedih begitu, benar. lupakan lah semuanya tentang Frat Party itu. jangan memikirkannya lagi."

"Benarkah Cherry? Aku bahkan sudah tidak mengingatnya lagi, dan berniat melupakannya. jangan merusak moodku." jawabku marah.

"Oh, Sher. maaf. Ku kira kau masih kesal?" keluhnya.
Aku pun menunduk, "lupakan, okay? Aku hanya tak ingin mengecewakan Ibuku saja. sampai jumpa di café, hati-hati saat berkendara Cannie, kau membawa Cherry."

Louis's POV.

Aku menjemput Sher lagi di sekolahnya kemudian akan mengantarkannya ke café milik David --Ayahnya--. Saat ini aku sudah berada didepan sekolahnya, dan berjumpa dengannya.
"Hai, Sher. Kau ok? bagaimana harimu?"

Dia hanya mengambil helm yang ku sodorkan padanya dan menunduk, "Ya, kurasa. Ayo."

"Sungguh?" tanyaku. "Ya." sanggahnya kemudian.

Sepanjang perjalanan aku dan Sher hanya berdiam.
Hingga ahkirnya aku angkat bicara, "Apa kau masih marah padaku, Sher? ceritakan lah semuanya padaku."

"Aku hanya, mmm... tak apa." jawabnya dengan suara parau.

"Hei, berceritalah." kataku lagi.

Sesaat kemudian ada jeda yang lama, lalu ia menghela nafas panjang dan menjawab, "Oh Lou, kau tau? Aku membenci hidupku, Ayahku meninggalkanku dan Ibu, aku membencinya. setelah semua yang Ia perbuat terhadap kami aku masih harus bekerja keras, melakukan pekerjaan rumah dan lainnya. kemudian aku bertemu Double C, menjadi teman mereka, melewati semuanya bersama dan menceritakan semuanya pada mereka. Aku sangat membenci Badboy dan benar-benar tak menyukai kehidupan malam atau apapun itu."

Ia menghela nafasnya lagi, "Tiba-tiba saja Frat Party Zayn diadakan, kemudian semuanya terjadi, mereka memaksaku pergi, dan sesampainya disana mereka meninggalkanku sendirian dengan suasana yang membuatku tak nyaman. Aku, membenci mereka. Aku benci dengan perlakuan mereka. Kau tahu? sesampainya aku di rumah Ibuku terlelap, dia kelelahan. Aku merasa sangat bersalah karena meninggalkannya sendiri di rumah dengan pekerjaannya yang banyak dan aku tidak ada disana membantunya. Aku..."

Air matanya menetes, Ia menangis. Sherryna Geenie menangis.
Baru kali ini Aku melihatnya menangis dan bersedih. Ia terpukul.
Aku tahu dia selalu ceria, menutupi segalanya dengan senyuman dan tawanya.

"Hei, Sher. jangan bersedih. Aku akan merasa bersalah nantinya. orang-orang mulai melihat kita, nanti mereka berpikir aku menyakitimu." kataku padanya.

Ia pun berhenti menangis dan mengusap air matanya, "Oh Lou, maafkan aku. dasar cengeng."

"Hei kau tidak cengeng, Sher. Kau hanya sedih. berhentilah bersedih, hadapi harimu dengan ceria, seperti biasanya, seperti Sher biasanya. Aku tau kau berani dan kuat, Sher." Kataku menyemangati.

Kemudian aku merasakan kedua tangannya melingkar di pinggangku, "Terimakasih, Lou. Terimakasih."

"Ya, Sher. Kapanpun kau membutuhkanku untuk sekedar mendengarkanmu, aku ada disini. ingat, jangan samakan aku dengan keempat temanku itu, okay?"
Sher hanya membalasku dengan anggukannya.

"Hei, Sher?" "Ya?" jawabnya.
"Jadilah pacarku."

(A/N)

WUADUHHHH MBAK SHER DITEMBAK!!
CIEEEE CIEEE

mau dong ditembak Louuuu :')
VOMMENTS ditunggu yahhhh
much love. N.

(btw Mila Kunis as Christine Natalie on mulmed, dear)

Those Badboy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang