2. Another Boy?

839 50 2
                                        

Pagi ini aku bangun dengan kondisi yang sangat mengerikan.
Bagaimana tidak? Semalaman hingga larut Louis tinggal untuk berbincang dengan Ibuku.
Aku kasihan dengan Ibuku, dia terlihat sangat lelah.

Aku harus membersihkan ruang tamu yang penuh dengan sampah rokok miliknya -Louis tentunya-.
Singkat cerita saja, Louis mengaku sedang berkelahi dengan Ayahnya.
Sudah kubilang bahwa badboy memang membawa banyak masalah.
Ibunya sangat ketakutan sehingga menyuruh Louis untuk keluar dari rumahnya.
Dan dengan itu dia menuju ke rumah kami.
Dengan alasan, Ibuku adalah satu-satunya sahabat Ibu dan Ayahnya yang bisa ia percaya.

Aku heran, sudah sejak kecil aku mengenal aunt Johannah dan uncle Mark. Ibuku sering membawaku main ke rumah mereka.
Tapi kenapa aku belum pernah bertemu dengannya sekalipun? Ya siapa lagi kalau bukan si-badboy-bertattoo-yang-aneh-dan-gila-bernama-Louis.

Aku Sherryna Geenie Herp. Ya aku tahu, seharusnya nama belakangku Herp bukan Geenie, seperti yang disebutkan Louis pada malam itu.
Aku tinggal dengan Ibuku, Christine Nathalie. Yup, aku tidak tinggal dengan Ayahku, David Herp. Oh, anggap saja dia sudah tidak ada.
15 tahun yang lalu saat aku berusia 2 tahun, dia menyakiti Ibuku dengan lebih memilih menikah lagi dengan seorang janda kaya raya dan memiliki dua anak perempuan yang kira-kira seumuran denganku.
Dia meninggalkan kami dengan tangan kosong.
Oh tidak, dia meninggalkan kami sebuah kunci untuk masuk ke cafè tua miliknya.

Akulah yang mengelolanya setiap hari.
Selepas sekolah aku akan mengelola cafè hingga malam dengan kedua sahabatku Candice dan Cherry.
Anggap saja aku jahat. Aku tidak membayar mereka kecuali saat summer. Mereka hanya kuberi makanan dan minuman gratis setiap harinya. Habisnya? Aku tak punya uang cukup untuk menggaji mereka. Untuk membiayai hidupku dan Ibuku saja masih kurang. Ibuku hanya membuka pesanan jahitan dirumah kami.

Oh, astaga! Aku harus bersekolah! Sudah terlalu lama aku di kamar mandi!
Aku harus cepat sampai di sekolah!

"Bu, aku harus berangkat sekarang. aku sudah terlambat okay."

"Hei, kau bahkan belum makan Sher! makanlah dulu sedikit!" ibuku berteriak, membuatku harus berhenti dan menoleh ke arahnya.

"Bu, aku akan terlambat okay, aku akan makan di cafètaria sekolahku nanti, dan makan lagi di cafè David. berhenti mengkhawatirkanku. jangan lupa makan siang ya! jangan terlalu lelah! aku akan kembali saat cafè tutup, jika ada apa-apa hubungi saja aku. Love You." jawabku panjang lebar sambil mengambil sepeda gunungku di garasi.

⚫⚫⚫

"Hey Sherr! kemari cepat! sebentar lagi . . ."

TET TET TET

"Okay, belnya sudah berbunyi, setidaknya kau sudah masuk ke kelas saat ini. aku hampir memperingatkanmu tentang bel itu tadinya." Candice, salah satu sahabatku yang paling cerewet ini menceramahiku lagi.

"Hey Candie sayang, bisakah kau tidak berkicau pagi-pagi seperti ini? kasihan Sherre." yan itu, Cherry sahabatku yang lainnya.

"Oh Double C, bisakah kalian diam? Ms. Anderson di jam pertama kalian tahu? kita bicara lagi nanti istirahat, okay?"

"Oh ya kau benar Sher! Ms. Anderson dan Geography. I hate them both." sahut Candice sambil menaruh kepalanya di atas meja dengan malas.

"Huh? kurasa kau benci semua pelajaran dan guru Candie?" balas Cherry.

"Diam kau nona-Cherry-manis-yang-selalu-sok-tahu!" sahutnya lagi sambil menutup mata.

⚫⚫⚫

Jujur saja, aku setuju dengan Candice, aku membenci Geography. Entah dengan alasan apa. Biasanya aku semangat jika membahas Geography, History dan lainnya, hanya saja untuk saat ini aku benar-benar tak berminat.

"Hei hunnie Sherre? you okay?" Cherry membuyarkan lamunanku.

"Uh? aku?"

"Oh yang benar saja nona-Sher-si-kutu-buku-kuper-yang-pendiam. Dia berbicara dengan anda." jawab Candice sarkastik.

"Bisa kah kau berhenti memanggilku seperti itu Candie? i hate it. setidaknya jangan pakai aksen itu. aku tidak menyukainya. Oh sudahlah. Ayo kita ke cafètaria, aku lapar!" jawabku.

"Whoa si nona Geenie cerewet sudah kembali, huh?" balasnya lagi.

⚫⚫⚫

Memang cafètaria sekolah kami yang sangat ramai, atau perasaanku saja yang mengatakannya?

"Hei kau lihat mereka disana Cherry? mereka si kakak-kelas-berandal-yang-tampan-dan-keren itu kan? huh?" tanya Candice pada Cherry.

"Hah? yang mana? . . Oh ya  aku tahu mereka! yap, The Badboys sekolah kita kan? Bukankah mereka semua sudah terkenal. . ."
"Yang benar saja? terkenal karena mereka menyebalkan dan memembuat masalah?" sambungku memotong kalimat Cherry.

"Hey nona Sherre, memotong percakapan orang sangatlah tidak sopan! kau tahu itu." bibir pink natural Cherry mengerucut kemudian.

"Sorry, miss Cherre?" kataku kemudian.

Kami bertiga melangkah ke kios minuman dingin hingga kemudian aku merasa pundak kananku basah.

"Woops Sir Malik! salah sasaran rupanya? hahaha!"

(A/N)
halo lagi!
buset sehari update dua kali wkwk..
masih baru sayang, maafin ya..
mulai part 4 nantinya bakal di update tiap sabtu atau minggu aja..
gatau sampe part berapa sih..
kalo banyak reader sama vote nya aku pasti terusin..
Mohon Bantuannya Ya!!

(btw Cara Delevingne as Candice Mulder and Kendall Jenner as Cherry Rosseta on mulmed, dear)

Those Badboy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang