I need to leave you, I need to go without you
Why am I saying I love you even though I know this?How many more tears like today's are left?
I don't know love or farewells, will you tell me?(Huh Gak - Tears Like Today (OST. Man from the Star))
Old Trafford Arena - Manchester United FC's Stadium
Teriakan-teriakan penuh sukacita bercampur baur didalam stadium yang penuh sesak oleh lautan manusia. Luhan dan Sera menyempil diantara mereka. Memakai baju merah dengan emblem kebanggaan klub sepak bola terkenal dari kota Manchester, Inggris - Manchester United. Penampilan Luhan dan Sera sama semaraknya dengan penampilan manusia-manusia disekitar mereka. Selain memakai baju official MU, mereka juga menghias diri dengan syal dan topi the red devil.
Hari ini adalah pertandingan Big Match Premier League antara Manchester United melawan Manchester City. Luhan adalah fans besar Manchester United. Selain bola basket, Luhan juga menggemari sepak bola. Ia sering kali ikut bermain sepak bola dan futsal dengan teman-teman sekolahnya. Pria yang notabene adalah seorang malaikat itu larut dalam euforia suporter dan membuat Sera yang ada bersamanya ikut tertular.
"HEI!! Apa dia sudah tidak waras?! Kenapa yang nomor 8 itu tidak mengoper kenomor 20 dan malah menendangnya sendiri, Lu!"Sera marah-marah karena sikap egois si nomor 8 yang memilih menendang bola langsung kegawang. Padahal didepan gawang ada si nomor 20 yang jelas-jelas berada diposisi yang sangat strategis.
"Ck, mwoyaaa?!!"Luhan ikut-ikutan kesal. Apalagi suporter Manchester City bersorak mengintimidasi dari seberang lapangan.
Sudah hampir selesai babak pertama tapi belum ada satu gol pun tercipta. Berkali-kali Sera merasa gemas dan berniat menghentikan waktu agar ia bisa memasukkan bola itu kegawang Manchester City. Tapi, berkali-kali itu pula Luhan menahannya. Aduh, Sera, kalau caramu seperti itu, mana seru???
2 jam kemudian setelah Sera keluar dari stadion, emosi dan energi-nya seolah terkuras habis. Luhan tertawa melihat Sera yang mengeluh capek, seolah dirinya tadi ikut bermain ditengah lapangan.
Untuk mengembalikan energi kekasihnya ini, Luhan mengajak Sera masuk kedalam sebuah restoran yang terkenal dengen kelezatan lasagna-nya. Sera dan Luhan menghabiskan seporsi besar lasagna. Untuk ukuran makhluk astral, nafsu makan mereka berdua benar-benar besar.
"Kau mau pergi kesuatu tempat?"tanya Luhan setelah menghabiskan segelas besar coke.
Sera mengangguk cepat, buru-buru dia menunjukkan ponselnya pada Luhan. Luhan mencondongkan tubuhnya untuk melihat lebih jelas apa yang terpampang di layar ponsel Sera. Sebuah pengumuman konser.
"Konser The Gazzete?"tanya Luhan memastikan.
"Yep. Kita pergi ke Osaka ya sekarang?"
Luhan mengangguk. "Bukan masalah..."
Luhan mengajak Sera mencari tempat sepi. Dari tempat itu, Luhan dan Sera mengembangkan sayap mereka dan berteleport menuju negeri sakura-Jepang. Dengan cara seperti itulah Luhan dan Sera dapat pergi ke Manchester pagi tadi. Tanpa perlu melakukan perjalanan selama berjam-jam didalam pesawat. Cara yang sangat praktis dan hemat waktu, bukan?
Luhan ternganga saat dirinya dan Sera sampai ditempat konser the GazzetE. Penerangan yang minim, penuh sesak manusia berpakaian serba hitam dan ala rocker, dandanan yang aneh khas gothic, musik yang berisik, scream, headbag... oh, Luhan tidak tahan. Selera Sera benar-benar....
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL BESIDE ME (EXO FANFICTION)
Fantasía"Aku malaikat, Sera. Dan kau..." "Iblis, aku tau!"potong Sera cepat. Kaca-kaca jendela bergetar merasakan emosi gadis iblis ini. Sera marah. Ia selalu marah jika Luhan mengingatkannya akan perbedaan mereka. Luhan adalah putih. Dan Sera adalah hitam...