to love and to cherish 'till death do us part ....
Pagi menyelimuti kota Vaduz. Sinar matahari yang menyelinap dari balik awan-awan tebal dilangit membuat kristal-kristal salju yang menumpuk dijalan berkilau indah. Baekhyun masih duduk termangu diluar rumah saat Chanyeol bangun dan berniat keluar untuk menghirup udara pagi. Vibe—si manusia salju—dengan setia duduk disamping Baekhyun.
Pertemuan Sera dan Baekhyun pagi itu menjadi pertemuan yang canggung. Berkali-kali Sera nampak menghindari Baekhyun. Gadis itu bahkan enggan hanya untuk melihat wajah Baekhyun. Setelah menyelesaikan sarapannya, Sera langsung pergi kerumah Frau Francuiz. Baekhyun yang melihatnya hanya mendesah pelan. Seperti halnya Sera yang nampak mendung hari ini, begitu pula dengan Baekhyun.
Luhan yang tahu apa yang terjadi semalam menepuk bahu Baekhyun pelan. Mengajaknya ikut bekerja bakti dengan para tetangga untuk melupakan sejenak beban hatinya. Luhan sudah berjanji pada Sera untuk tidak ikut campur masalahnya dengan Baekhyun, karena itu Luhan tidak mengatakan apapun pada pria itu. Ia hanya akan melakukan sesuatu jika Sera memintanya. Dan saat ini, memang lebih baik membiarkan keduanya untuk saling berintrospeksi terlebih dahulu.
"Apa terjadi sesuatu, schade?"tanya Frau Francuiz saat Sera tiba dirumahnya.
Sera yang ditanya seperti itu, kaget. Apa ada tulisan diwajahnya kalau semalam ia baru saja memperoleh kenyataan bahwa orang yang selama ini ia anggap sebagai kakak ternyata adalah... "Nein, tante. Kenapa?"
"Lalu kenapa wajahmu muram seperti itu, eh?
Sera hanya menggeleng dan mengulaskan senyum untuk meyakinkan Frau Francuiz bahwa ia baik-baik saja.
"Hari ini kau tidak boleh memasang wajah seperti itu, Sera!"Jeannie—putri sulung Frau Francuiz—muncul dari arah dapur. Sofie si bungsu mengekor dibelakangnya sambil cengar-cengir penuh rahasia.
"Kalian merencanakan sesuatu di belakangku ya?"tuduh Sera. Terlalu lama membiarkan tubuhnya berada di mode terendah kekuatan iblisnya, membuat Sera semakin kesulitan membaca isi pikiran manusia di sekitarnya. Tapi, alih-alih merasa tak berdaya, Sera justru menyukai sensasinya. Ia merasa semakin manusiawi.
Para wanita Francuiz itu kompak tertawa. Frau Francuiz lalu menggiring Sera untuk duduk disofa. Sofie dan Jeannie duduk disekitar Ibu mereka.
"Sebenarnya ini rencana yang kami buat semalam dengan para tetangga yang lain, schade."Frau Francuiz memulai penjelasannya. Mata wanita tua itu nampak berbinar-binar senang. "Aku ingin menikahkan putri bungsuku hari ini jika ia tidak keberatan..."
Sera mengeryitkan dahinya dan menatap kearah Sofie. "Tapi, Sofie kan sudah menikah, Tante. Apa dulu ia belum melakukan resepsi atau..."Sera memperdalam keryitan dikeningnya. "dia mau punya suami lagi? Kedua?"
Frau Francuiz, Sofie dan Jeannie tertawa mendengar analisis polos Sera.
"Astaga, Sera! Putri Bungsu yang di maksud Mom adalah kau!"terang Jeannie.
"Apa aku terlalu lancang karena menganggapmu sebagai putriku, Sera?"Frau Francuiz menambahi sambil menepuk paha Sera dan menatapnya penuh sayang.
Sera ternganga. Matanya membulat karena terkejut. Pernikahannya? Frau Francuiz akan membuatnya menikah dengan Luhan hari ini?
"Atau mungkin tidak hari ini? Terlalu cepat ya..."
"Tidak. Tidak..."Sera buru-buru memotong. "Hari ini aku bisa!"

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL BESIDE ME (EXO FANFICTION)
Fantastik"Aku malaikat, Sera. Dan kau..." "Iblis, aku tau!"potong Sera cepat. Kaca-kaca jendela bergetar merasakan emosi gadis iblis ini. Sera marah. Ia selalu marah jika Luhan mengingatkannya akan perbedaan mereka. Luhan adalah putih. Dan Sera adalah hitam...