When I hold your hand, the whole world envies
(EXO - What is Love)
:: SERA POV ::
"LUHAAAAANNN!!!"
"LUHAAAAN OPPAAAA!!!!"
"OPPA HWAITINGGG!!! KYAAA~"
Hell, ini membuatku gila. Manusia-manusia rendahan itu sepertinya berniat membuatku lepas kendali dan membasmi mereka semua. Apa-apaan wajah sumringah, mata berbinar dan jeritan kurang ajar mereka itu.
Ditengah lapangan, Luhan dan beberapa teman manusianya sedang bermain basket. Dia nampak bersemangat sekali berebut bola dan memasukkannya ke-ring basket. Tentu saja kemampuan Luhan adalah yang terbaik. Tapi dia pasti menekan kemampuannya dilevel terendah, sehingga sesekali manusia-manusia itu bisa melewatinya dan merebut bola dari tangannya. Tubuh Luhan juga berbalut keringat, rambut kecoklatannya yang lembut itu sudah basah dan sesekali ia berhenti sambil memegangi lututnya dengan napas terengah. Malaikatku itu benar-benar pintar berakting.
Dan dia terlalu mempesona. Sangat mempesona. Sebagai iblis aku begitu kagum dengan wujudnya yang sempurna itu. Tapi, aku tidak suka kenyataan bahwa bukan hanya aku yang menikmati kesempurnaan Luhan. Puluhan pasang mata manusia dibumi ini juga menikmatinya dengan gratis. Inilah alasanku membenci sekolah. Anak-anak perempuan disekolah ini sangat menyebalkan.
Tanganku mengepal. Asal kalian tahu, aku bisa mengeluarkan pedang dari udara kosong. Satu kali tebasan saja sudah cukup untuk membuat kepala gadis-gadis itu terpisah dari tubuh mereka. Keuntungan ada dipihakku karena aku jutaan kali lebih kuat daripada manusia bodoh berjenis kelamin perempuan itu.
Baru saja gagang pedang terbentuk ditanganku, Luhan tiba-tiba muncul dihadapanku dan menahan tanganku. Senyum lembutnya tersungging sempurna diwajahnya yang tampan. Dengan wajah seperti ini, pantas manusia-manusia itu gila karenanya.
"Astaga, sayang. Kenapa kau cemburuan sekali, huh?"ujar Luhan
"Kau tadi bilang kalau aku harus menurunkan level kecantikanku kan? Lalu apa yang kau lakukan sekarang huh? Tebar pesona?"
Luhan terkekeh. "Aku hanya bermain basket. Ck, kau ini. Arasseo, aku akan berganti pakaian sebentar, kau tunggu disini ya?"
Aku mengangguk sementara Luhan mengusap kepalaku lembut. Manusia-manusia yang ada disekitar, menatapku dan Luhan dengan tatapan iri. Kebanyakan dari mereka bahkan berani menatapku dengan tatapan benci dan berkasak-kusuk. Mengumpatku dengan kalimat macam-macam. Sedangkan para pria, mereka makhluk yang lebih rasional. Melihatku dekat dengan Luhan sudah membuat mereka tidak berani macam-macam denganku.
Luhan berlari meninggalkanku menuju toilet pria dengan tas dipunggung. Aku tidak mengerti mengapa dia harus repot-repot seperti itu. Apa gunanya sihir? Ah iya, para manusia disini akan kena serangan jantung kalau tiba-tiba pakaian Luhan berubah dalam sedetik. Aighooo, hidup didunia tanpa sihir benar-benar membosankan.
"Ya! Kau! Hwang Sera!"
Siapa yang memanggilku dengan nada kurang ajar seperti itu?
Aku berbalik dan mendapati 5 orang manusia berjenis kelamin perempuan dengan make-up tebal diwajah mendekat kearahku. 5 gadis itu... Jeon Boram. Park Injung. Park Sunyoung. Park Jiyeon. Dan Ham Eunjung. Aku bisa membaca siapa nama mereka yang tercetak diatas kepala mereka. Ya, tepat 7 cm diatas ubun-ubun.
Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata hampir tepat menggambarkan identitas manusia yang bisa dilihat malaikat kematian di Death Note, tapi tentu saja tidak ada malaikat kematian yang sejelek Ryuk dan Rem didunia. Otak manusia saja yang eror dan suka berimajinasi macam-macam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL BESIDE ME (EXO FANFICTION)
Fantasía"Aku malaikat, Sera. Dan kau..." "Iblis, aku tau!"potong Sera cepat. Kaca-kaca jendela bergetar merasakan emosi gadis iblis ini. Sera marah. Ia selalu marah jika Luhan mengingatkannya akan perbedaan mereka. Luhan adalah putih. Dan Sera adalah hitam...