Sixth Days : Tell Her

6.4K 856 202
                                    

Tak terasa kami sudah kembali ke glade. Sontak semua mata tertuju pada kami. Aku melihat Newt di dekat Bloodhouse. Ia langsung berlari menghampiri ku, Thomas dan Minho. Begitu pula dengan gladers lainnya, mereka semua berlari menghampiri kami.

"Apa yang terjadi? Apa Bella baik-baik saja?" tanya Newt. Newt menatap ku khawatir. Aku hanya bisa membenamkan wajah ku di pundak Thomas. Aku terlalu malu melihat yang lain. Aku malu karena aku sudah menghancurkan kesempatan emas ku ini.

"Kaki nya terkilir." ucap Thomas pada Newt.

"Apa lagi yang kau tunggu, Shuck Face. Cepat panggil Med-jacks!" perintah Minho kepada yang lain. Newt menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar perkataan Minho.

"Ayo bawa Bella ke Homestead." Thomas mengangguk mendengar perintah Newt. Ia segera berjalan sembari menggendongku ke homestead.

***

Para Med-jacks mengobati kaki ku yang terkilir. Mereka membalutnya dengan kain tipis. Aku sangat berterima kasih kepada mereka. Jika mereka tidak mengobati kaki ku, aku pasti akan terus menerus meringis kesakitan.

Clint bilang ini hanya cedera ringan, tidak terlalu parah dan butuh waktu sehari agar bisa sembuh. Aku sangat kecewa mendengar perkataan Clint. Itu berarti aku tidak bisa melanjutkan uji coba ku menjadi seorang runner. Aku telah kehilangan kesempatanku.

"Lihat kan Newt. Baru sehari ia sudah cedera. Ia tidak akan bisa menjadi runner." ucap Gally sembari merendahkan ku. "Kita harus membatalkan uji coba nya." aku terkejut mendengar perkataan Gally. Uji coba ku tidak boleh dibatalkan!

Newt terdiam sejenak menanggapi perkataan Gally. Ia tampak sedang memikirkan suatu hal. Semoga Newt tidak menyetujui usul Gally. Semoga Newt berpihak padaku. Aku memandang Newt yang sedang menundukkan kepalanya.

"Sudahlah Newt. Kita putuskan esok pagi. Isabella butuh istirahat sejenak." ucap Thomas memecahkan keheningan. Newt mengangguk-angguk menanggapi Thomas.

"Baik. Biarkan Bella beristirahat. Ayo kita pergi dari sini." Newt membubarkan sekumpulan gladers yang ada di homestead. Mereka pun keluar dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka.

Aku menatapi kepergian para gladers satu persatu. Thomas adalah glader terakhir yang keluar dari Homestead. Aku mengedarkan pandangan ku di sekitar homestead. Aku melihat Minho yang masih duduk terdiam. Ia memandangku.

"Kau tidak keluar?" tanya ku pada Minho. Minho bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri ku. Ia masih penuh dengan keringat. Ia masih tampak kelelahan. Minho duduk disebelah ku dan masih memandangi ku. Aku tidak tahu apa makna dibalik pandangannya.

"Apa kau masih marah padaku?" tanya ku sembari menundukan kepala ku. Aku terlalu takut melihat Minho. Minho masih terdiam tak menjawab.

"Isabella," aku mengangkat kepala ku sedikit saat Minho memanggilku. "Kumohon, jangan lagi memaksakan dirimu untuk menjadi seorang runner." ucap Minho lembut. Aku terkejut mendengar perkataan Minho. Bukan karena kelembutannya tapi karena larangannya.

"Kau tidak bisa melarangku, Minho. Kau bukan siapa-siapa ku." ucap ku sembari memandang Minho. Wajah Minho tampak serius dan kelelahan. "Mengapa kau selalu melarangku? Bisakah kau sekali saja mendukung ku?"

"Baru beberapa langkah masuk ke maze, kaki mu sudah terkilir. Bagaimana jika engkau sudah berada dibagian terdalam maze? Aku tak ingin hal-hal buruk terjadi padamu. Dunia didalam dinding itu sangatlah berbahaya." Minho berusaha membujuk ku dengan sabar. Tapi tekad ku masih bulat. Aku tetap ingin menjadi seorang runner.

Aku menggenggam tangan Minho. Minho tampak terkejut saat jari-jari ku bersatu dengan jari-jarinya. Ia sama sekali tak menolak saat aku menggenggam tangannya. Tangan Minho begitu hangat. Walaupun kepribadiannya sangat dingin, ia masih mempunyai rasa hangat dalam dirinya.

She's Not The Last One [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang