"Isabella, kau harus makan." Aku menggeleng menjawab Thomas. Tak terhitung sudah keberapa kalinya Thomas meminta ku untuk makan. Aku tidak ingin makan sekarang. Aku hanya ingin melihat Minho kembali pulih.
Aku terus menerus memandangi Minho yang masih terbaring lemah ditempat tidur. Sudah sehari ia tidak sadarkan diri. Beruntungnya kami karena kami dapat membawa Minho pulang ke glade sebelum matahari terbenam. Para Med-jacks sudah mengobati Minho dengan The Grief Serum dan kami hanya bisa menunggu hingga Minho bisa segera bangun.
"Apakah ia akan bangun, Thom?" tanya ku pada Thomas.
Thomas memeluk ku sembari mengusap kepala ku. "Tenang saja. Ia pasti akan kembali pulih. Kita harus percaya itu." Aku membiarkan Thomas tetap memeluk ku. Aku merasa sangat tenang saat berada disamping Thomas.
"Kau makanlah. Biar aku yang sekarang menjaga Minho. Kau sudah sehari mendekap disini dan kau butuh makan." ucap Thomas.
"Tapi aku tidak lapar." Thomas menghelakan nafasnya saat mendengar ucapanku. Thomas sudah sangat sabar menanggapi sikap keras kepala ku ini.
"Baiklah. Jika kau butuh sesuatu, kau bisa memanggilku." Thomas melepaskan pelukannya dan mengecup puncak kepala ku. Thomas pun meninggalkan ku sendirian diruangan ini.
Aku menggenggam tangan Minho erat. Tangan nya begitu hangat seperti biasa. Mungkin aku aneh, tapi aku sangat merindukan sifatnya yang angkuh dan keras kepala. Aku benar-benar merindukan nya.
Andai saja aku menuruti perintah Minho untuk tidak menjadi seorang runner. Mungkin ia tidak akan seperti ini dan kami semua akan hidup tenang sampai sekarang. Ku rasakan ada tetesan air turun dari mataku. Aku menangis lagi untuk kesekian kali nya. Aku harap air mata ku bisa segera berhenti dan aku akan segera melihat minho bangun.
***
"Percobaan nya sudah selesai. Gadis itu harus segera dikeluarkan dari sana." ucap seorang wanita paruh baya dengan rambut pirang itu. Semua yang ada di ruangan itu mengangguk menanggapi perkataan wanita itu.
"Tapi bagaimana caranya? Kita tidak bisa langsung mengeluarkannya dari sana. Itu akan menimbulkan pertanyaan besar bagi penghuni glade yang lain." Tukas pria berkepala botak.
"Aku masih belum tahu. Kita akan segera mencari caranya."
***
"Isabella? Isabella?" suara lembut itu membangunkan ku dari mimpi ku yang aneh. Aku terbangun dan memandang lelaki yang ada didepanku. Wujudnya tampak kabur dicahaya remang-remang ruangan ini, tapi aku mengenalinya dari suara lembutnya.
"Iya. Ada apa, Newt?" tanya ku sembari mengusap kedua mataku.
"Pergilah ke kamar mu. Biar aku yang menjaga Minho." ucap Newt tersenyum.
"Tidak usah. Biar aku saja. Lagipula aku sudah tidak mengantuk." Aku pun menegakkan posisi duduk ku. Ku rasa aku tidak akan bisa tertidur lagi saat mimpi aneh itu datang.
"Kau kelihatan lelah. Biar aku saja."
"Tidak, Newt! Aku saja yang menjaga nya." tukas ku pada Newt. Newt hanya terdiam dan duduk disebelahku.
"Dengar Bella," Newt mengusap wajahnya. Aku hanya terdiam menatapnya. "Aku tahu kau lebih menyukai Minho daripada ku. Sepertinya kau lebih nyaman berada disisinya dari padaku." Aku terus terdiam mendengar ucapan Newt. Jujur, semua yang dikatakan Newt benar adanya.
"Dan kurasa, aku bisa mengerti. Aku menerima segala keputusanmu." ucap Newt mengakhiri perkataannya.
"Aku masih tidak mengerti dengan perasaan ku, Newt." aku menundukan kepalaku. Berusaha untuk tidak menatap Newt.
Newt menghelakan nafasnya dan tersenyum. "Suatu hari nanti pasti kau akan mengerti dan aku akan menerima nya dengan lapang dada."
Aku tersenyum menatap Newt. Aku sangat lega saat Newt mengatakan itu. Aku tahu aku munafik, tapi aku juga memiliki sedikit perasaan dengan Newt. Aku lah penyebab Newt dan Minho bertengkar. Aku lah yang membuat hubungan mereka merenggang. Aku lah penyebab semua ini terjadi.
"Jika kau tidak ingin kembali ke kamar mu, aku akan menemani mu malam ini. Aku akan menemani mu menjaga Minho." Newt mendekap ku dengan hangat. Aku tidak melawanya dan membenamkan kepala ku ke dadanya.
"Terima kasih, Newt." ucap ku pelan dan aku pun tertidur di pelukan Newt.
----------------------
A/N : Terimakasih ya udah baca. Jangan lupa Vomments ya. Mau nanya nih, dari ke-11 chapter diStory ini kalian paling suka yang mana? Kalau aku chapter yang Sixth Days: Fight soalnya pas Chapter itu aja aku gregetan -_- wkwkwk. Oke. Jangan lupa vote ya!! God bless you
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Not The Last One [COMPLETED]
FanfictionAku gadis-gadis satu nya di Glade. Tak ada gadis lain selain aku. Hanya aku gadis satu-satu nya diantara para anak laki-laki ini. Apa yang terjadi? Dimana aku? Mengapa aku tak mengingat apapun selain namaku? Sebelum Teresa datang ke Glade, Ia sudah...