[Bonus] Newt

4.9K 552 30
                                    

Newt POV

Aku ingat hari pertama ia datang ke Glade ini. Hari dimana aku pertama kali menatapnya. Ia begitu cantik. Rambut coklat panjangnya terurai indah, mata hijaunya yang menatap kebingungan, ia benar-benar cantik. Aku menyadari kalau aku telah jatuh cinta padanya disaat pandangan pertama ini. Aku menyukai perasaan ku ini.

Aku ingat hari kedua saat aku menemaninya tour keliling Glade. Aku ingat saat ia menyebutkan namanya. Isabella. Nama yang sangat indah seperti wajahnya. Hari itu Ia begitu banyak mengutarakan pertanyaan. Ia sangat ingin tahu tentang semua ini. Aku dengan sabar menjawab segala pertanyaannya. Ia benar-benar gadis yang luarbiasa.

Aku ingat hari keempat ia berada disini. Hari dimana ia mengutarakan keinginannya untuk menjadi seorang runner. Ia bersikeras kepadaku agar memperbolehkannya agar bisa menjadi seorang runner. Aku menolaknya. Ia adalah gadis yang berkemauan kuat. Ia tetap berusaha walaupun aku melarangnya.

Karena ia terus menerus memaksa, aku pun mengizinkan nya. Aku memberinya waktu uji coba. Aku ingat, saat itu banyak Glader yang tak setuju. Bahkan Minho pun tak setuju. Hanya aku dan Thomas yang setuju. Alasan aku melakukan semua hal ini karena aku menyukainya.

Hari hari pun berlalu, ia sudah enam hari berada disini. Uji coba nya mendapat kendala, kakinya terkilir dihari pertama uji cobanya. Tapi tekad nya masih bulat. Ia bahkan tak mengeluh dan tetap bersikeras melaksanakan uji cobanya.

Hari ke-enam ini benar-benar hari yang tak akan terlupakan oleh ku. Aku sudah memiliki tekad untuk mengutarakan perasaan ku padanya. Aku tak bisa memendam perasaan ku terus menerus. Aku tak bisa melihatnya terus menerus bersama orang lain. Ya, aku menyukainya. Sangat menyukainya.

Ia tampak kebingungan hari itu. Aku mendekatinya, berusaha untuk menghapus jarak antara kami berdua. Aku masih mengingat wajahnya yang terkejut saat aku mengutarakan perasaan ku. Akhirnya aku melakukan nya. Aku memberitahunya kalau aku menyukainya.

Aku ingat saat aku mencium bibir manisnya. Ia tidak menolak. Mungkin ia masih syok karena perkataan ku sebelumnya. Aku tahu aku benar-benar lelaki yang tidak tahu diri. Seharusnya aku tak melakukan ini. Seharusnya aku tak menciumnya. Tapi aku tak bisa menahannya. Aku tak bisa menahan nafsuku.

Aku tak melepaskan kecupan itu sampai Minho datang untuk memukulku. Pukulan Minho benar-benar keras. Tapi aku tidak merasa marah, aku merasa puas karena aku bisa mengutarakan perasaanku.

Minho terus menerus memukulku hingga aku tak sadarkan diri. Aku ingat, Bella berusaha menghentikan Minho. Hal terakhir yang kulihat, Bella berlari kearah ku. Aku merasa sangat beruntung karena Bella masih membelaku.

Beberapa jam kemudian aku telah sadarkan diri. Aku begitu gembira karena aku bisa melihat senyuman indah miliknya, senyuman indah milik Bella. Ia sempat pergi meninggalkan untuk memanggil yang lain, tapi aku melarangnya. Aku ingin dia terus berada disisiku.

Aku menanyakan perasaannya saat itu. Apakah ia memiliki perasaan yang sama dengan ku. Ia menggeleng bingung. Aku sangat berharap ia bisa menyukaiku. Aku seperti dibakar api saat melihatnya dengan Minho. Aku ingin ia menjadi milik ku. Aku akan membuatnya menyukai ku.

Semenjak kejadian itu aku tak pernah berbicara dengan Minho. Aku benar-benar muak dengannya. Ia bahkan belum meminta maaf padaku. Yang membuatku tambah marah padanya karena Bella lebih nyaman berada didekatnya daripada didekatku.

Sudah delapan hari ia berada disini. Hari kedelapan itu hari yang buruk baginya. Minho tersengat Griever. Minho tak sadarkan diri dan itu membuatnya sangat sedih. Ia selalu menemani Minho yang masih terbaring lemah.

Malam itu aku menemaninya menjaga Minho. Dapat ku lihat bahwa ia memiliki perasaan lebih pada Minho dari pada diriku. Aku pun mulai mengerti perasaannya. Aku akan menerima segala pilihannya. Aku hanya mengharapkan yang terbaik untuknya.

She's Not The Last One [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang