Sherin terdiam di pojok ruangan. Matahari sudah tenggelam dan kamar Sherin sudah gelap. Ia tak menyalakan penerangan di kamarnya. Min pun tak datang lagi setelah kejadian tadi siang bahkan keliahatannya Min tak akan datang.
Matanya sudah sembab, jika Sherin menangis lagi mungkin ia tak akan bisa membuka matanya lagi. Ia menatap jendelanya yang memancarkan sinar bulan. Ia menatap bulan yang terlihat sangat lingkaran hari ini.
Ia melihat ada sesuatu yang aneh dengan jendelanya dan segera ia mendekatinya. Ternyata benar pengait jendelanya sudah rusak dan dengan sedikit tenaga ia sudah bisa membuka jendelanya.
Sherin menggunakan piyama yang mungkin terlihat seperti pakaian sehari-hari para pekerja istana. Sherin segera keluar pelan-pelan. Saat salah satu kakinya menginjakkan tanah ia merasa seperti deja vu. Sherin pernah melakukan ini?
Tanpa terlalu memikirkan ia segera keluar dan berjalan sesuai instingnya. Entah mengapa tempat yang ia tuju adalah kamar Sewon?!
Ia melihat ada seseorang yang datang dan segera Sherin bersembunyi agar ia tidak terlihat. Sherin melihat Min datang ke kamar Sewon? Bola mata Sherin membesar.
Untuk beberapa menit Sherin terdiam linglung. Hingga akhirnya ia mendapatkannya kembali. Ia hendak pergi tapi ternyata ia melihat sesuatu di balik jendela kamar Sewon. Min sedang mencium Sewon!
Sewon sedang terpojok di dinding dan Min menciumnya. Ciumannya sedikit brutal tak seperti Min menciumnya. Bahkan tangan Min juga menyentuh paha Sewon. Sherin tersentak dan hanya menutup mulutnya.
Tiba-tiba sebuah ingatan muncul di otaknya. Ingatan itu tidak jelas dan terputus-putus. Tapi kejadian itu sama dengan kejadian ini. Sherin sedang melihat Min mencium Sewon di jendela itu. Sherin menutup mulutnya dan air matanya mengalir.
Perasaan sedih itu muncul dan membuat Sherin juga menitikan air mata. Saat ia mencoba mengingatnya lebih dalam kepalanya jadi sakit dan sedikit pusing. Ia tak mau melihatnya lebih lagi. Ia memutuskan untuk pergi.
---------------------
Sherin berjalan tak jelas sambil melihat cahaya bulan. Entah kemana cahaya itu akan menuntunnya. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah gazebo tak jauh dari dapur istana. Sherin duduk di situ terdiam sambil melihat cahaya bulan.
"Lin!"
Suara itu memecah lamunan Sherin. Segera ia melihat ke sumber suara dan orang yang berteriak itu sepertinya melihat Sherin.
Orang itu mendekat dan dengan segera Sherin menghapus air matanya.
"Lin! Kamu Lin kan?? Ini aku Yi Peng!" Kata seorang gadis berkepang dua itu.
Menyadari gadis itu berbicara dengannya, "ah maaf... siapa ya?"
"Ih kamu jahat banget sih aku Yi Peng, kita sering curhat di sini! Sudah lama kau gak datang aku kira kamu sudah di pecat!"
Alis Sherin semakin mengerut tak mengerti situasi yang ia hadapi.
"Apa kamu bertengkar dengan suamimu lagi hari ini?"
"Kamu... mengenal aku dan suamiku?"
"Hei mana mungkin aku kenal suamimu. Tapi tiap hari kan kamu cerita tentang suamimu."
"Suamiku? Siapa?"
"Suamimu seorang prajurit dan kamu seorang pelayan istana kan?"
Sherin semakin tak tahu situasi ini. "Maaf aku kemarin mengalami perampokan saat diluar istana dan aku kehilangan ingatanku jadi aku tak mengerti."
"Benarkah?" Gadis itu duduk di samping Sherin. "Wah menakutkan. Akhir-akhir ini memang keadaan ibu kota sedang rawan perampok"
"Iya jadi jika tak keberatan kamu mau ceritakan bagaimana kita bertemu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moonlight
FantasyAku memiliki suami seorang raja yang tampan. Ia tampak menyukaiku dan aku hidup bahagia. Tapi aku tak memiliki ingatan tentangnya. Walau aku coba mengingat tentangnya Ia melarangku melakukannya. Benarkah aku mencintainya? Siapakah aku di masa lalu?