Sherin terbangun saat matahari menyinari kamarnya dan menyorot wajahnya. Ia menatap di sampingnya terdapat pria itu. Ya pria yang pertama kali ia lihat saat ia hilang ingatan. Wajahnya masih terasa sesempurna dulu bahkan terasa lebih. Kenapa? Apa karena ia mengetahui bahwa pria ini sangat mencintai dirinya sampai-sampai menutupi masa lalunya?
Ia menyentuh pipi pria itu. Lembut terasa lembut dan nyata. Ia ingin mempercayai perasaannya ini nyata. Ia mencium pipinya dan dahinya.
"Aku membencimu! Sangat benci!"
Tiba-tiba sebuah potongan ingatan muncul. Teriakannya kepada Min yang sedang berdiri acuh. Potongan ingatannya itu membuatnya mematung.
"Sherin. Kalo kamu mau menyerangku lakukan sampai selesai! Aku tak menerima setengah-setengah begini!"
Suara itu memecah lamunan Sherin. Ia menatap pria di depannya sudah mentapnya. Tatapannya itu bisa saja membuat semua perempuan meleleh. Sherin hanya tersenyum.
Segera Min mendorong Sherin ke kasur dan kini ia sudah ada dia atas Sherin.
"Hei... aku sudah bilang aku tak terima setengah-setengah." Min mendekatkan mulutnya pada leher Sherin dan memberikan kiss mark.
"Min. Yang benar saja ini sudah pagi!" Gerutu Sherin.
Tanpa meperdulikan Sherin, Min tetap melakukannya.
Sherin teringat kejadian saat ia tak sengaja melihat Min mencium Sewon di kamarnya. "Min... kamu sudah berapa kali melakukannya?"
"Ngg?" Min beranjak dan sekarang ia duduk di kasur. "Melakukan apa?"
"Melakukan ini..." suranya mengecil, "dengan Sewon."
Wajah Min sumringah bahagia. Ia menyadari kecemburuan Sherin. "Hmm berapa kali ya?" Ia menggerakkan tangannya untuk menghitung. "Entahlah aku tak ingat"
Sherin cemberut dan membalikkan badan, "tuh kan cintaku yang lebih besar. Kau saja masih bisa kepincut sama perempuan lain!"
Min menarik badan Sherin, "hei! Kau tau ini semua salahmu! Kau saja dulu bahkan cuma ku sentuh kau sudah marah! Dan kau tau apa yang ku bayangkan dengan Mei Lin? Ya itu kamu. Aku selalu membayangkan melakukan ini denganmu! Tapi sekarang setelah aku melakukan denganmu aku sudah tidak bisa melakukan dengan yang lain. Aku hanya ingin kamu!" Jelasnya.
"Bohong! Buktinya di malam saat kita bertengkar aku melihat kamu masuk ke kamar Sewon dan menciumnya!"
"Ngg?" Ia berfikir sejenak, "oh.. malam itu aku mabuk jadi aku tak begitu ingat apa yang kulakukan tapi seingatku aku hanya menciumnya!" Min menatap Sherin, "kau cemburu?"
Sherin salah tingkah, "bukan aku..."
"Aku bahkan tak keberatan mengganti semua yang kulakukan pada Mei Lin padamu!" Katanya menggoda dan mendekatkan wajahnya.
"Min!" Seru Sherin kesal.
Tok tok. Suara seseorang dari balik pintu, "Ehem... Maaf Yang Mulia, para dewan sudah berada di aula utama"
Sial! Ren mengganggu. Min tak puas. Ia menatap Sherin dan wajah Sherin menjelaskan untuk menyuruh Min pergi.
"Ahhh iya.. aku akan segera ke sana!" Gerutu Min enggan.
Min berdiri dan beranjak. Ia memakai bajunya dan merapikannya. Sherin dengan balutan selimut mendekati Min dan membantunya memakai bajunya.
Sherin menarik Min sehingga wajahnya mendekati wajahnya dan ia mencium dahi Min. "Selamat pagi" serunya.
Tak mau kalah Min juga menciun dahi Sherin. "Selamat pagi juga sayang."
Min keluar kamar Sherin. Ren dan para pelayan Min sudah menunggu di luar. Min segera berjalan dengan langkah bahagia. Ren hanya tersenyum melihat rajanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moonlight
FantasyAku memiliki suami seorang raja yang tampan. Ia tampak menyukaiku dan aku hidup bahagia. Tapi aku tak memiliki ingatan tentangnya. Walau aku coba mengingat tentangnya Ia melarangku melakukannya. Benarkah aku mencintainya? Siapakah aku di masa lalu?