16. Serangan Balik

53 3 0
                                    

Min menggebrak meja dengan sangat emosi. "Kurang ajar! Jadi selama ini mereka telah..."

"Kita belum bisa memastikan itu semua, Min. Bukti nyata belum ada untuk menangkap mereka semua."

Min menoleh ke arah Ren. "Atur pertemuanku dengan Zai! Aku punya rencana!"

"Aku ikut!" Seru Sherin.

"Tidak! Untuk kali ini aku tak akan mengijinkanmu. Ini terlalu berbahaya."

"Tapi..."

"Tidak!" Serunya. Wajahnya memelas, "kumohon setidaknya untuk kali ini... lakukan seperti apa yang kuminta"

Sherin menunduk. Lalu mengangguk lemas.

Beberapa hari kemudian, Ren mempertemukan Zai dengan Min di sebuah restauran yang dapat dipercaya karena pengelolanya adalah salah seorang teman Ren. Mereka bertemu berdua di sebuah ruangan untuk tamu vvip privat.

"Selamat siang, aku adalah Min raja dari negara Renhui." Katanya to the point.

Alir Zai berkerut tak percaya. "Tuan, jika ingin membuat lelucon, ini sama sekali tidak lucu."

"Terserah! Aku tak peduli kau mau percaya atau tidak!" Jawabnya ketus. "Aku datang ingin memberikanmu pekerjaan."

"Memberi Pekerjaan? Apakah disini saya tidak ada hak untuk menolak? Pekerjaan apa? Tergantung pekerjaannya dan upah yang saya dapat baru saya putuskan akan menerima pekerjaan itu atau tidak?"

"Kau ingin membalaskan dendam ibumu kan? Aku pun juga begitu! Kebetulan kita juga memiliki musuh yang sama jadi bukankah ini tawaran yang menjanjikan?"

"Yu Shin? Kau berurusan dengan dia juga?"

"Tidak! Tapi dengan orang yang disebut 'ketua' oleh mereka!"

"Gila.. 'ketua' yang mereka sebut itu..."

"Aku memiliki kekuasaan lebih dari mereka! Aku bisa saja menghancurkan mereka tak bersisa jika aku memperoleh bukti! Bantu aku mendapatkannya dan aku akan menghancurkan semua yang terlibat!"

Zai tersenyum, "menarik! Saya tak tahu rencana apa yang tuan buat tapi sepertinya menarik. Apa rencana tuan?"

"Aku ingin memancing mereka mengeluarkan buktinya. Karena itu aku butuh bantuanmu yang berkali-kali menyusup tanpa ketahuan."

---------------

Penyerangan akan dilakukan 3 hari lagi maka sebelum itu 'ketua' dan bawahannya terakhir kali mempersiapkan rencana di sebuah pondok tua yang biasa mereka lakukan untuk pertemuan.

"Pertama kita akan melakukan penyerangan dari timur kemudian serang kamar permaisuri. Pastikan kalian menghabisinya. Jangan lupa sampaikan hal ini pada para penyerang kita!"

Di saat mereka merencanakan siasat tersebut, tanpa mereka sadari Zai ada di atas pilar langit-langit pondok tua itu. Setelah selesai brifing penyerangan itu dan masing-masing dari mereka berpisah. Zai keluar dari pondok itu kemudian sebuah burung rajawali mendekatinya ia memasukan sebuah kertas yang ia tulis sebelumnya ke dalam tempat di kaki rajawali itu lalu burung itu pergi.

Burung itu terbang menghampiri seorang dengan baju hitam dan membukanya. Setelah ia membacanya segera ia memerintahkan semua orang di belakangnya yang berpakaian serba hitam pula pergi ke arah selatan dan seorang pergi kearah lain.

Seorang yang pergi ke arah lain tersebut menghampiri seorang berkuda dengan jubah berkerudung menutupi wajahnya. Seorang baju hitam itu membisikan sesuatu dan segera pria berkerudung itu lari dengan kudanya ke arah selatan memutar jalan kemudian balik arah ke utara.

Saat sedang berbalik arak ke utara, pria ini berpapasan dengan seorang gerombolan dari pondok tua itu.

Saat tepat pria berkerudung ini bersebelahan dengan seorang pria setengah baya yang gendut, ia berdeham, "Ehem... Raja Yue"

Segera orang itu tersentak dan menatap pria itu. Merasa ditatap, pria itu membuka kerudungnya dan ternyata dia Min.

Pria gendut itu semakin kaget melihat orang yang menyapanya adalah Min. "Ah.. raja Min.. se... sedang apa disini?"

Min tersenyum, "bukankah seharusnya saya yang bertanya?" Senyumnya menghilang, "apa yang anda lakukan di negara saya malam-malam?"

"Ah.. ini... tadi..."

Senyum tipis muncul di wajah Min, "kenapa panik raja Yue? Kau adalah mertuaku! Tenang saja aku tak akan bertanya lebih jika kau tak ingin menjawab." Senyumnya bertambah, "bagaimana jika ayah mertua tinggal di istana kan sudah sampai sini aku harus menyambut dengan baik!"

"Ah tidak.. saya harus pulang." katanya ketakutan.

"Kenapa buru-buru? Kebetulan aku juga ingin mengundang anda ke acara istana 3 hari lagi dan kerena anda ada di sini bukankah sebaiknya anda tinggal di istana saja sampai acara itu selesai?"

Pria gendut itu terdiam.

"Ada apa raja Yue?" Tanyanya polos.

Pria gendut itu tersenyum terpaksa. "Baiklah"

-----------------------

"Ayah, apa yang ayah lakukan?" Tanya Suwon saat ayahnya masuk kamarnya.

"Sial! Aku ditemukan Min di jalan dan ia mengundangku ke sini!" Wajahnya mulai pucat. "Aduh bagaimana dengan para penyerang? Mereka bisa membunuhku juga jika aku tetap disini."

"Ayah!" Teriak Sewon, "Jangan panik! Kita temui saja bawahan ayah agar menyuruh para penyerangnya tidak menyerang ayah!"

"Aku adalah tamu di sini! Pasti akan mencolok kalo ayah keluar dari sini!"

Sewon terdiam, "aku akan membantu ayah!"

Tak lama Sewon keluar dan membawa sebuah surat. Surat tersebut ia berikan pada seorang pelayannya.

"Berikan ini pada tuan Liong!" Perintahnya.

Malam semakin larut dan Sewon keluar pelan-pelan dari kamarnya dengan menggunakan kerudung. Ia keluar istana menuju sebuah rumah kosong yang disana sudah ada beberapa orang denga kerudung juga tengah berkumpul.

"Selamat malam, maaf memanggil tuan-tuan selarut ini." Kata Sewon. "Saya disini ingin memberitahukan perubahan rencana penyerangan istana yang telah kita buat, ayahku untuk beberapa hari ke depan ada di istana jadi sebaiknya beri tahu tim penyerang untuk tidak menyerang ayahku."

"Penyerangan istana?"

Sewon tersentak mendengarnya karena suara itu sangat familiar dengannya.

Pria yang berbicara itu membuka kerudungnya yang ternyata adalah Min. "Bisa kau jelaskan Mei Lin maksudnya?" Senyumnya menakutkan.

Sewon tersentak kemudian berlari tapi ternyata di depan rumah itu sudah ada prajurit dan orang lain di dalam rumah itu membuka kerudungnya juga seorang prajurit istana.

---------------

Pagi sudah tiba tapi Mei Lin belum kembali ke kamarnya. Raja Yue cemas ada apa dengan anaknya. Segera ia keluar dari kamar anaknya dan pergi menemui Min. Ia menemukan Min berjalan dengan cepat ke ruang sidang.

"Raja Min!" Seru raja Yue.

Min menghentikan langkahnya dan menatap Yue, "ada apa raja Yue?"

"Apakah kamu melihat anakku? Ia menghilang sejak semalam."

Senyum mengembang di wajah Min, "wah kebetulan sekali! Ayo ikut saya!"

Yue mengikuti Min dan melihat anaknya sedang dipasung di ruang sidang. "Ada apa ini? Kenapa anakku diperlakukan seperti ini?"

"Diperlakukan seperti ini?" Ulangnya ketus. "Dia adalah seorang kriminal!"

Kemudian masuklah beberapa orang yang diborgol. Di situ termasuk Liong Jin dan Yu Shin membuat wajah Yue semakin pucat.

"Apa.. apa yang terjadi?" Tanya Yue lemas.

Min tersenyum. "Kemarin secara kebetulan seorang dari mata-mata saya menemukan seorang pelayan dengan sembunyi-sembunyi keluar dari istana dengan membawa surat. Tentu saja prajuritku segera menangkapnya dan membaca surat itu. Yah.. sebuah surat pertemuan."

The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang