haiiiii semuanyaaa! im back! thankyou banget yang masih stay di cerita ini! tadinya author ada bilang bakal lama update kan? tetapi mumpung, bsok author libur karena asap semakin teball dan ide author lagi lancar nih, so author updatenya cepett. oh ya, author ada mengganti profile pict dr cerita ini kan? how is it? semoga suka yaa~!
-----
Sky's POV
Dari pertama kali ketemu, aku tahu, dia sosok yang unik, yang selama ini aku ga liat di cewek lain. ga nyangka ternyata aku sekelas sama dia di SMA ini, dan sepertinya dia ga menyadari kehadiranku.
aku terkejut banget, pas ngeliat dia dengan kacamata dan rambutnya yang diikat, seingatku, matanya baik-baik aja dan dia ga berkacamata, dulu dia juga ogah-ogahan ikat rambut, rambutnya selalu digerai, mungkin banyak yang ga mengenali dia. tetapi gak buat aku, aku masih ingat pipinya yang agak tembem, senyumnya yang manis banget, dan matanya. semua aku inget, tapi sayangnya dia ga tau aku.
hari ini, aku liat James, cowok terpopuler di sekolah ini, diabaikan olehnya. mau ga mau aku tersenyum melihat tingkahnya itu. sayangnya dia malah jadi incaran para fansnya James. aku melihat para fans James itu mencoret-coret meja dia dengan spidol merah, dan menumpahkan lumpur ke mejanya. terakhir para fans James itu menempelkan permen karet yang mereka ngunyah ke kursi dan laci dia.
Di saat aku mau ngebersihin mejanya, sayangnya aku dipanggil ke ruang guru, mau ga mau aku harus pergi dulu, dan berharap masih ada sisa waktu nanti buat ngebersihin.
sialnya, pas balik ke kelas, dia udah duduk di mejanya. aku terdiam, aku ga tau harus ngapain. Cunsons, dia membaca satu per satu tulisan di meja itu. Jujur aku ga tega dia dibully oleh fans James, dan itu jelas bukan kesalahan dia, emang dia ada ngegoda James? flirting ke James gitu? ada emang? enggak kan.
Aku melangkah pergi ke luar kelas ketika bel pulang berbunyi, aku menunggu dia di kursi taman yang cuma berjarak beberapa meter sama kelas, aku nungguin dia keluar kelas, cukup lama menunggu. akhirnya dia keluar dan segera menuju ke wastafel dekat taman.
ah, I see. dia pasti terkena permen karet itu.
aku melangkah ke gudang peralatan, mengambil sebotol minyak tanah, dan segera keluar dari gudang itu. segera saja aku menuju ke wastafel itu. tetapi tiba-tiba dia melakukan sesuatu yang membuatku langsung tersenyum.
"HAISS APA PERLU PAKE TINNER UNTUK NGEBERSIHIN INIII!" ucap dia dengan keras.
"Jangan, tanganmu bisa rusak kalo pakai tinner." ucapku sambil tersenyum ke arahnya.
dia langsung menoleh ke arahku.
"Jangan dicuci pakai tinner, tanganmu bisa rusak." ucapku sekali lagi.
"iya, oke." ucap dia singkat.
aku berjalan ke sampingnya dan menatap ke arahnya.
"susah ya lepasinnya?" tanyaku.
"yah, begitulah" ucap dia sambil menggosok tangannya.
aku mematikan keran air yang sedang dia pakai untuk membersihkan tangannya.
"heeii apa maks--" ucap dia dengan raut muka kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Nerd
Storie d'amoreKebanyakan remaja zaman sekarang ga ada yg mau jadi 'nerd'. Emang siapa sih yang mau dicap sebagai nerd? Lalu gimana dengan Donnia Cunsons? Kenapa dia mau menjadi nerd? Donnia Cunsons : "Aku benci jadi tokoh utama yang jadi pusat perhatian. Aku ga...