dinner.

3.7K 184 10
                                    

okay guys. aku tau diriku sampah banget.. maaf telah menghilang tanpa jejak dalam waktu yang sangat lama. dari maret ituh. maafkan daku. rencana pengen ngelanjutin novel ini, karna komen-komen dari kalian semua. jujur author terharu. dan ngerasa bersalah banget menggantungin kalian, author bakal berusaha ngelanjutin dan update dengan cepat. dan juga author udah merevisi dari chapter 1, jujur pas baca chapter 1, author sadar banget. banyak kekurangannya, dari kelabilan author dengan bahasa aku-gue, dan author udah merevisi itu. semoga ga ada yang kesilapan ya hehe. author lebih memilih memakai aku-lo dlm Cunsons dan gue-lo dalam Sky, gapapa kan? hehe. selamat membaca!

-----

Cunsons' POV

oke fix. mewarnai itu seru haha. aku jadi ngerasa kembali ke masa kecil, dimana aku ga perlu sibuk mengurus ini itu, memikirkan ini itu, merasa stres, dan itu berkat dia. Sky. bagaimana dia bisa terpikir untuk membawa buku mewarnai?

kalau kalian bertanya-tanya apa yang kami lakukan setelah itu. tentu saja. mengisi perut. dimana? hm.. haruskah kuceritakan tentang hal itu? aku kembali tersenyum mengingat kejadian tadi.

-----

"lo udah lapar Cunsons?" tanya Sky di tengah-tengah kegiatan mewarnai.

"banget, Sky" ucapku.

okay, aku memutuskan untuk tidak menjadi cewek yang sok jaim jaga imagedi depan cowok. ogah.

"pff.. haha, baru kali ini aku bertemu cewek ga jaga image tentang makan memakan." ucap Sky sambil sedikit tertawa dan mengacak rambutku.

"makan itu kebutuhan primer manusia. dan sayangnya aku ga bisa jaim tentang hal ini haha." ucapku.

"okay-okay. yok cabut deh kalau gitu. udah sorean juga." ucap dia sambil membantu membereskan peralatan mewarnai itu. memasukkan semua peralatan itu ke dalam tas kanvas hitam itu.

Sky menyodorkan tas hitam itu ke aku. hah?

"kenapa?" tanyaku bingung.

"ya buat lo lah, cuns. di saat lo stress dan butuh pelampiasan, warnai aja buku ini dan tentunya saat mewarnai, ingat aja aku. pasti stressnya hilang." ucap dia sambil tersenyum.

senyuman mautnya. senyuman yang selalu bikin berdebar.

"yok cabut." ucap dia sambil merangkulku ringan ke dalam mobilnya.

-----

aku menduga-duga. kemanakah bakal Sky bawa aku makan? candle-light dinner? atau sekedar makan di restoran biasa? di warteg? di mall? atau .... jangan-jangan... BAKSO PAK MAMAT?

"hey." ucap Sky sambil melambai-lambaikan tangannya di depan mukaku.

"eeh.. maaf." ucapku malu karna ketahuan melamun.

"ngelamun apa sih haha. ayok. udah sampai nih. " ucap dia sambil melepas seat beatnya.

"ha? udah sampai?" ucapku yang masih bingung.

"iya udah sampai, cuns." ucap Sky sambil tersenyum.

ah. senyuman itu. senyuman hangat.

Being NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang