Hey, hey, hey! Welcome to next chapter! Makasih banyak udah vote dan comment di chapter-chapter sebelumnya. Selamat membaca :)!
---------
Cunsons' POV
"Besok lo sibuk gak, Cunsons?" tanya Sky.
Setelah Sky mengirim pesan itu dan aku membalas tidak, tiba-tiba sebuah panggilan muncul di layar handphoneku. Panggilan dari Sky. Jadinya sekarang kami sedang bertelponan dan dia baru saja menanyakan apakah aku sibuk besok. Kenapa Sky terus menanyakan apakah aku sibuk atau tidak sih?
"Ya sibuk. Kan kita bakal ada group discussion untuk ujian praktek." jawabku.
"Bukan itu maksudkuuu, sebelum kita group discussion sibuk ga?" tanya Sky.
"Hmmm... not sure." jawabku singkat karena aku memang tidak yakin dengan jadwalku besok.
"Boleh minta tolong gaa?" tanya Sky.
"Maksudnya?" tanyaku balik kebingungan.
"I need your help for tomorrow. My sister is having a birthday in 2 weeks. Dan aku ga kepikiran untuk belikan dia apa-apa. Sebenarnya hubungan kami tidak begitu dekat dan aku ingin mencoba memperbaikinya secepat mungkin dan sebisaku." ucap Sky.
"Ummm.. okay. Boleh saja sih."
"Great! Thanks Cunsons! Aku akan menjemputmu besok jam 11 siang, okay?" seru Sky dengan nada cukup riang.
"Yup. Cool." jawabku.
Kemudian panggilan kami berdua berakhir. Tentang perasaanku ke Sky, ntahlah, aku belum begitu yakin. I mean, kami baru dekat dalam 2 minggu ini dan aku akui dalam beberapa moments dia berhasil membuatku sedikit berdebar. Tapi, ntahlah, aku masih belum siap untuk dalam hubungan. Aku pernah mengalamin apa itu sakit hati dan oh shit, that things hurt so damn well.
Tunggu, kenapa aku jadi membahas tentang perasaanku? Dan besok aku cuma akan membantu Sky untuk membeli kado! Ini bukan date atau apapun itu. Okay, stop berkhayal dan lebih baik aku tidur daripada menghabiskan energiku untuk berpikir yang aneh-aneh.
----------
Aku mengambil jaket denimku dan memakainya. Hari ini aku memakai atasan kaos putih dengan jeans hitam, lalu aku padukan dengan jaket denim biru mudaku yang crop top. Untuk sepatu, aku memakai sepatu converse hitam biasa. Cukup classic.
Aku mengecek handphoneku, melihat apakah ada notif dari Sky tentang dia sudah sampai atau apapun itu. Tidak memakan waktu lama, ada pesan dari Sky yang berisi bahwa dia sudah di depan rumahku. Aku menggapai sebuah tote bag putih dan dengan segera memakai kacamata berbingkai hitamku yang ada di atas meja. Di dalam tote bagku, ada beberapa barang seperti dompet, kunci rumah, powerbank, sebuah buku tulis dan pena. Hanya berjaga-jaga untuk group discussion nanti.
"Hey." ucapku melihat Sky yang sedang berdiri di luar mobilnya dan sedang terlihat sibuk dengan handphonenya.
"Oh hai." ucap Sky lalu kami berdua masuk ke dalam mobilnya.
"Oh, btw, here's for you." ucap Sky sambil memberiku sebuah paperbag Starbucks.
"Aku ga tau apa yang lo suka jadi aku pesenin Java Chip Frappucino. My favorite." tambah Sky menjelaskan apa isi paperbag Starbucks itu.
"Bagaimana lo tau aku suka Starbucks?!!?!" seruku yang jujur terkejut karena aku seorang fans Starbucks. I love coffee!
"I mean, most girls love Starbucks." ucap Sky sambil tersenyum. Senyuman yang sedikit mematikan karena berkharisma tapi sepertinya perlahan aku mulai terbiasa dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Nerd
RomanceKebanyakan remaja zaman sekarang ga ada yg mau jadi 'nerd'. Emang siapa sih yang mau dicap sebagai nerd? Lalu gimana dengan Donnia Cunsons? Kenapa dia mau menjadi nerd? Donnia Cunsons : "Aku benci jadi tokoh utama yang jadi pusat perhatian. Aku ga...