"Aseli ya Kim, gue bukannya jealous atau gimana, pokoknya terlepas dari perasaan gue ke si Al. Gue kok ngelihat si Tatjana gimana gitu ya, kayak yang sebenarnya dia ragu gitu ke Al, kayak main-mainin si Al," ujar Prilly yang baru saja sampai di rumah. Dia membuka tali sepatu gladiator berhak tinggi miliknya yang membebat sampai ke tengah betis. Di belakangnya, Ricky teman Prilly mengekor membawakan tas Prilly.
Kim yang mendengar ocehan Prilly dari ruang keluarga hanya bergumam. "Emang,"
Prilly menghampiri Kim. "Kim! Lo dengerin gue ngomong nggak sih?"
"Hmm...," jawabnya sambil tetap menonton TV. Prilly mematikan TV. "Ih, kok dimatiin?? Gue lagi nonton juga,"
"Tapi lo tadi dengerin gue kan?"
"Iya dengar,"
Ricky menghempaskan bokongnya di sofa seraya menghela napas dan duduk persis di samping Kim. Kim menoleh melihat pria bertubuh subur itu. "Abis lari lo?"
"Capek keleeuus nek!" keluh Ricky.
"Eh," Prilly mencolek lengan Kim. "Lo kan lagi ngobrol sama gue, gimana sih lo?"
"Iya iyaa adikku sayaang, tentang Al dan Tatjana kan? Nah, lo sendiri bisa lihat bagaimana gelagat Tatjana ke Al? Apalagi gue yang memang sering ikut kalau mereka kumpul?" Kim kembali menonton TV.
"Tapi bener lho, nek. Gue ngelihat adegan tadi itu malah berasa gimana gitu sama si Al. Kayak kasihan aja, ngarep banget kayaknya itu laki," timpal Ricky.
"Adegan apa?" tanya Kim jadi penasaran. Ricky dan Prilly bergantian bercerita dengan semangat. "Haa? Serius? Tatjana naik ke atas panggung?"
"Yap dan dia flat aja gitu mukanya, cuma senyum mesem mesem gitu,"
"Ya memang begitu lah. Lo temenan di instagram nggak sih sama Al?" tanya Kim. Prilly menggeleng. Ricky malah mengangguk semangat. Prilly melirik keheranan pada Ricky.
"Whaat? Dia memang worth it kok buat difollow. Good looking!" kilah Ricky. "Eh lanjut Kim, emang kenapa di instagramnya?"
"Yaa salah satu contohnya, Al pernah upload foto berdua Tatjana, tapi nggak lama dihapus. Kedua setiap ada foto mereka yang ditag ke Tatjana, selalu dihidden sama dia," jelas Kim.
"Lah kenapa begitu?" tanya Ricky.
"Mana gue tahu, kayak takut ketahuan siapa aja. Terakhir kan pas Tata datang ke acara ulang tahunnya Iqbaal itu. Banyak foto mereka berdua. Semua dihidden sama Tata, kayak yang hina aja sahabat gue. Padahal apa sih? Dipikir-pikir dia juga bisa dikenal kan karena proyek barengnya dengan Al. Harusnya dia bisa profesional. Itu yang bikin gue sebel sama Tata. Diajak jalan mau, main mau, tapi nggak mau dipublish,"
"Mungkin dia sudah merasa jadi artis kali nek, jadi dia nggak mau diekspos, pengen hidupnya dikenal sama karyanya, itu sih pikiran positif gue. Kalau pikiran negatif gue mah ya.. dia jadi keliatan sok gitu ya, eh tapi tau ah, nanti eike kena undang-undang sosial media lagi nek..!" ujar Ricky.
"Ya tapi nggak gitu juga kaliiii, kalau dia profesional ya biarkan aja. Kalau memang dia merasa tidak ada apa-apa diantara dia sama Al ya biarin aja itu foto-foto mejeng di instagramnya," Kim terbawa emosi.
"Gue juga pernah lihat foto mereka di ulang tahunnya Iqbaal. Mungkin dia nggak mau privacy dia terganggu kali Kim, apalagi kan kalau komennya rame. Ditambah lagi komen instagram yang isinya jadi biro jodoh selebgram atau artis. Belum lagi kalau banyak yang kontra, komennya bisa bikin sakit hati. Mungkin," Prilly berusaha berpikir positif juga.
"Nah, elo lihat itu foto. Terus gimana perasaan lo pas lihat tuh foto? Cemburu nggak?" tanya Kim mulai menggoda.
"Yaa kan nggak follow instagramnya bukan berarti gue nggak pernah klik akunnya kan?"
YOU ARE READING
Snow In Copenhagen
FanfictionTernyata.. Mengharapkan salju turun di Copenhagen Tidaklah selama seperti aku menunggumu