Favorite BestFriend

1.3K 142 12
                                    

Bunyi dering telepon yang berkali-kali bersuara tepat di samping telinga Al membuat dia mulai tersadar untuk segera bangun dari tidurnya. Seusai shalat subuh tadi dia memang kembali tidur karena masih ngantuk berat. Sambil mengucek-ngucek mata, dia menegaskan pandangannya pada layar handphone miliknya.

"Tiga kali missed call? Kim? Ngapain sih nih anak?" Ujar Al dengan suara parau. Dia lalu melirik jam di hpnya. Ya elaah Kim jam enam pagi! Buset ada apaan sih?

Tak lama suara hp berbunyi lagi.

"Halooooo?" Jawab Al malas-malasan.

"Al!" Kim setengah berteriak hinggal
membuat Al menjauhkan hp dari kupingnya.

"Kim, ini masih jam enam . Ada apaan sih? Kita nggak ada janjian kan hari ini?"

"Gue baru lihat timeline twitter gue,"

"Ya terus?"

"Lo ngapaiiin nulis status kayak gitu coba?? Udah banyak yang retweet pulaa followers lo, apus buruan! Bikin senep gue aja!"

"Emang gue nulis status apa ya? Gue aja lupa. Wait..gue kan baru bangun, loading dulu," Al mencoba mengingat-ingat.

"Nih gue ingatin, selamat ulang tahun buat yang berulang tahun.. Ih apa-apaan sih lo? Status lo hanya akan bikin dia besar kepala!"

Oh ya. Al mulai ingat. Semalam sebelum tidur Al menulis status itu di twitternya. Dia memang tidak mention siapapun. Tapi teman-temannya tahu siapa. Teman-temannya Tatjana pun tahu siapa yang hari ini sedang berulang tahun. Seorang Tatjana yang hari ini menginjak usia 23 tahun. Memang sih Al sengaja membuat status itu untuk dia, tapi dengan kejadian kemarin malam. Dia tidak mau mengucapkannya secara langsung.

"Oh itu..,"

"Lo tahu gak dari status ini aja ya gue bisa ngebaca lo lagi nelangsa, ngenes. Sedih gak ketulungan. Dangdut banget, Al!"

Al pun memilih memutuskan sambungan telepon ketimbang harus mendengarkan ocehan Kim sepagi ini. Dia sedang tidak mau diintervensi siapapun. Tak lama dia matikan handphone agar Kim tidak meneleponnya lagi.

"Ya Allaahhh coba ingetin saya lagi kenapa bisa awet sahabatan sama si Kim yang super bawel dan galak itu??" Gumam Al yang lalu kembali memejamkan mata melanjutkan tidurnya.

Sedangkan yang menelepon sewot gara-gara teleponnya mati.

"Al?? Al?? Ih malah dimatiin lagi nih anak!" Kim geregetan bukan main. Tak putus asa, dia kembali menelepon Al tapi sayang tidak aktif. "Eerrrgghh! Malah gak aktif sekarang! Keseeeelll!" Kim melempar hp-nya ke atas kasur. Dia beneran tidak suka dengan sikap Al di twitter, dia tidak suka Tatjana berada di atas angin. Walau Kim belum tahu kejadian yang terakhir kali, dia tetap tidak suka dengan Tatjana.

"That fake girl," gumam Kim memaki. "I hate her, cih!"

Makian itu terhenti oleh masuknya sang adik ke dalam kamar Kim. "Eh sorry, lupa ngetok deh kan gue jadinya.., gue ulang ya adegannya?" Ucap Prilly cengar cengir karena lupa mengetuk pintu, hal yang paling tidak disukai kakaknya.

"Ah sudah sudah, masuk aja. Kali ini gue izinin, ada apa?" tanya Kim.

"Ituu gue mau nanya..Mau jadi ke pasar gak? Gue udah siap nih,"

"Ya udah ayo," Kim mengambil dompetnya dan tak lama mereka pun berangkat dengan si motor matic kesayangan Prilly.

---
Selesai dari pasar, Kim dan Prilly menyempatkan mampir ke sebuah supermarket untuk membeli bahan masakan yang tadi tidak ditemui di pasar. Muka Kim masih saja cembetut dan tidak henti-hentinya berusaha menelepon Al walau hasilnya sama saja, nihil. Tidak aktif.

Snow In CopenhagenWhere stories live. Discover now