"Please, Kim? Udah tiga hari gue gak dapat kabar apapun dari Prilly.. please.. lo mau gue berlutut di depan lo sekarang juga? Memohon agar lo kasih tau dimana Prilly sekarang?" Al bersiap berlutut.
"Al..Al. Apa-apaan sih lo?" Kim meminta Al untuk berdiri. "Gue bukannya nggak mau kasih tau elo, tapi gue sendiri pun nggak tau dia dimana. Cuma itu yang gue bisa kasih tau dari kemarin. Dia pergi untuk menenangkan diri setelah melihat lo dengan Tatjana. Gue gak tahu tujuannya kemana, dia nginep dimana, gue nggak tahu. Udah. That's it,"
"Tapi dia kan pasti ngabarin lo?"
"Iya emang tapi cuma itu aja, Al. Dia ngabarin gue untuk memastikan dia baik-baik aja. Dan dia selalu meneleponnya ke rumah,"
"Ya sudah begini aja," Coach Jevin mencoba menengahi. "Kita tunggu hari ini Prilly telepon. Nanti kita bujuk dia untuk kasih tahu dia ada dimana,"
Al terlihat sangat pusing memikirkan hal ini. Prilly kamu dimana sih? Dia kembali mengingat kejadian terakhir di Restoran Cloud. Saat Prilly memutuskan pergi dari kencan mereka.
Selepas kepulangan Tatjana, jujur, pikiran dan hati Al memang sedikit terganggu. Karena dia akhirnya mengetahui semua alasan tetek bengek atas hubungannya dengan Tatjana. Tapi di satu sisi dia juga lega dan merasa tidak ada lagi pertanyaan yang mengganjal. Dia pun kembali lagi ke tempat duduknya. Di atas meja hidangan pembuka sudah tersedia. Dia menunggu Prilly yang sedang menelepon.
Hampir sejam dia menunggu, tapi Prilly tidak kunjung kembali. Lalu dia sadar bahwa tasnya Prilly sudah tidak ada. Al pun segera menelepon Prilly. Tidak aktif. Dia mengecek ke luar restoran. Tidak ada. Dia mencari ke toilet, ke sekeliling restoran. Prilly tetap tidak ada.
Dia menelepon rumah Kim. Tidak ada yang angkat. Begitupun saat menelepon Kim, Kim tidak mengangkat. Al memutuskan untuk membayar semua makanan yang telah dia pesan dan kembali ke rumah.
"Kemana kamu Pril? Please jangan kayak begini ke akuu..," ujar Al panik.
Sedikit ngebut, dia akhirnya sampai di rumah Prilly. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dia mengetuk pintu rumah Prilly.
"Pril? Pril kamu ada di dalam? Please jawab Pril aku panik cariin kamu kemana-mana. Aku perlu tahu kamu ada di rumah, kamu baik-baik aja, karena aku gak bisa telepon kamu. Aku gak bisa telepon Kim. Aku khawatir banget. Please.. Prilly...,"
"Aku ada di rumah, Al. Aku baik-baik aja. Kamu bisa pulang sekarang." Jawab Prilly dari balik pintu.
"Prilly? Alhamdulillah... aku.. aku pikir kamu..,"
"Diculik?"
Al tidak menjawab. Dia hanya berpikir lega saat mengetahui Prilly baik-baik saja. Al menempelkan kepalanya pada pintu.
"Mendingan kamu pulang, Al. Kamu kan udah tahu aku baik-baik aja,"
"Kamu kenapa pergi, Pril?"
"..."
"Aku cari kamu kemana-mana.. aku butuh penjelasan. Apa salah aku?"
Prilly membuka pintu. Al langsung mundur. "Apa salah kamu!?" tanya Prilly.
Al langsung sadar, Prilly pasti tadi melihat dia dan Tatjana. "Pril,"
"Sadar kan sekarang? Udah Al kamu pulang aja. Aku udah capek.." Prilly menutup pintu. Al menghalangnya dan menerobos masuk ke dalam rumah.
"Kamu salah paham,"
"Dia cium pipi kamu? Itu salah paham?"
"Itu tadi perpisahan, Pril. Dia datang untuk menjelaskan semuanya, aku udah nggak ada apa-apa sama Tatjana."
YOU ARE READING
Snow In Copenhagen
FanfictionTernyata.. Mengharapkan salju turun di Copenhagen Tidaklah selama seperti aku menunggumu