Sesuai janji, kini Al sudah berada tepat di depan gallery milik Tatjana. Dia pun memarkir motor merek Honda PCX warna putihnya dekat pintu masuk. Dari jendela, terlihat beberapa orang yang sedang menikmati makan dan minum sambil berbincang-bincang. Sepertinya acara sudah dimulai dari tadi. Al pun turun dari motor, dia membuka jaket kulit yang menyelimuti kaos berwarna putih di dalamnya. Seraya berkaca, Al pun merapikan rambut serta tak lupa mengecek harum tubuhnya. Oke sip.
Dia pun dengan mantap berjalan masuk ke dalam. Sementara itu, Kenny yang menyadari kedatangan Al langsung melipir menghampiri Tatjana.
"Ssst, Al sudah datang tuh," ujar Kenny.
Tatjana menoleh ke pintu masuk. Dia menarik napas dan mengeluarkannya pelan-pelan.
"Kok bisa ya cowok sekece dia dipermainkan sama lo?" Kenny menyindir Tatjana.
"Kenny..., sudah dong? Ini kan gue juga mau membereskan semua kekacauan yang gue buat," elak Tatjana.
"Coba lihat dia, Ta. He's super cute, baik, gue aja yang lihat dia nggak tega jadinya, cowok kayak gitu sih mendingan buat gw aja,"
"Hus! Eliing eliing, lo itu mau nikah," ujar Tatjana sambil tersenyum.
"Lho, apa bedanya sama elo? Lo sendiri nggak ingat kalau udah punya pacar, ya kan??" Kenny memberikan kata-kata skak mat pada Tatjana.
"Kenny.....," ujar Tatjana setengah memohon.
"Gue memang teman lo ya, Ta. Tapi bukan berarti saat teman gue berbuat salah dan ngeselin gue akan bela dia," tutur Kenny yang lalu berjalan menghampiri Al.
"Haloo Al," sapa Kenny.
"Hay, Ken!" Mereka berdua pun bersalaman diikuti cium pipi kiri dan kanan. Di belakang Kenny, Tatjana datang menghampiri. Seperti biasa, wanita itu terlihat anggun dengan balutan sack dress selutut berwarna biru dongker dan ankle boots bertali warna hitam. Rambut sebahunya dibiarkan tergerai.
"Hay, Al," sapa Tatjana.
"Tatjana," Al menganggukan kepalanya sedikit. Biasanya mereka berdua saling cipika-cipiki kalau bertemu, tapi kali ini Al menahan untuk tidak melakukannya. Tatjana pun ikut membalas dengan anggukan.
'Wah ada yang ngga beres nih' ucap Kenny dalam hati saat menyaksikan itu.
"Aku nggak telat kan?" tanya Al.
"Nggak kok," Tatjana menggeleng. "Yuk, aku antar kamu lihat-lihat koleksi gallery aku yang baru,"
"Boleh. Kenny nggak ikut?"
"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul," jawab Kenny.
"Oke,"
Tatjana mengajak Al berkeliling untuk melihat hasil design milik Tatjana yang dituangkan dalam bentuk foto. Termasuk foto hasil karya Al ikut dipajang.
"Sebenarnya acara ini bukan sekedar coctail party, tapi lebih ke acara achievement atas apa yang sudah aku kerjakan selama ini. Jadi, aku buka pameran kecil-kecilan agar orang-orang bisa lihat hasil karya aku. Design grafis aku, design interior aku, termasuk design baju aku. Semua aku tuangkan dalam foto-foto ini. Ingat foto ini nggak? Ini kan kamu yang ambil...," Tatjana menunjuk sebuah foto dirinya berada di ruang tamu minimalis hasil desaign dia.
"Ingat dong...,"
"Sorry ya jadi aku pajang, aku harus bayar royalti ke kamu nggak?" tanya Tatjana.
Al tersenyum. "Ini hadiah deh dari aku buat kamu,"
Tatjana membalas senyuman Al. "Oh ya, kamu sudah makan?"
"Hmm.., belum sih, tadi aku abis latihan langsung ke sini. Eh tapi bukan berarti aku datang ke sini buat numpang makan lho ya,"
YOU ARE READING
Snow In Copenhagen
FanfictionTernyata.. Mengharapkan salju turun di Copenhagen Tidaklah selama seperti aku menunggumu