Kangen

1.4K 153 25
                                    

Selepas Prilly pergi, Al memutuskan mengajak kedua crew studio yang juga menjadi asistennya itu untuk ikut ke dalam ruang pemotretan menemani dia. Dia takut Kenny akan berbuat lebih nekat dari yang terakhir dia lihat. Bisa saja Kenny melepas seluruh bajunya sekarang. Errh jangan sampeeekk. Al menggelengkan kepalanya cepat menghapus pikiran itu.

"Kalau boleh tahu, tadi ada kejadian apa, Mas Al?" tanya Asisten 1 yang bernama Pongky.

"Iya sampe kayaknya heboh banget," si asisten 2, Boy, ikut menimpali.

"Yaa biasalah masalah salah paham aja..,"

"Hooo...,"

"Pokoknya lo berdua tunggu di sini. Jangan kemana-mana. Kalau tiba-tiba ini pintu ditutup dan dikunci lo berdua dobrak aja. Oke?" Pinta Al. Entah kenapa dia jadi super parnoan gini. Ya iyalah. Barusan dia merasa nyaris mau diperkosa sama Kenny. Ngeri juga. Pikir Al.

KRIIITT.

Al membuka pintu perlahan.

"Kenny?" Panggil Al.

Tidak ada jawaban.

"Kenny? Lo dimana? Ini Al. Gue mau masuk ya. Tapi gue harap lo udah berpakaian layak,"

Terdengar isakan.

Al sempat menengok ragu kepada Pongky dan Boy yang berada tepat di belakang dia.

"Masuk aja, Mas," ujar Pongky.

'Yee dia kagak tau aja tadi si Kenny setengah telanjang,' batin Al.

Al menongolkan kepalanya ke dalam.

"Ken?" Dia melihat Kenny sudah berpakaian lengkap dengan tambahan pashmina menutupi pundaknya.

"Eh, salah satu dari lo tolong buatin teh manis hangat buat dia ya,"

"Oke, Mas," Kedua asisten itu menjawab dan beranjak pergi.

"Boy, lo mau kemana?" tanya Al..

"Lah tadi katanya suruh bikin teh manis hangat," jawab Boy lugu.

"Satu orang aja, cumiii. Lo tetap disini jagain gue,"

'Semprul'

"Ye dah," Boy menjawab patuh.

Al pun masuk ke dalam, dia menghampiri Kenny yang sedang duduk di sofa yang dijadikan properti untuk pemotretan.

"Ken?"

Kenny menutup mukanya dengan pashmina, dia menangis tersedu.

'Aduh bingung juga gue musti ngomong apa..,'

"Lo... lo baik-baik aja?"

Kenny menggeleng lemah.

"Can i get you something?"

"Gue mau pulang aja..., Al..,"

"Lo bawa mobil?"

"Nggak...,"

Al berjongkok di depan Kenny. "Ken, buka dulu pashminanya. Gue nggak nyaman kalau kita ngobrol tapi muka lo ditutupin kayak gini,"

"Gue yang lebih nggak nyaman lihat muka lo setelah apa yang gue lakukan tadi," jawab Kenny masih sambil menangis. Sesekali dia menarik ingusnya.

Al menghela napas. "Ya udahlah Ken, kita lupain aja itu ya. Izinkan gue sekarang untuk membantu lo, boleh kan?"

"Huhuhu... gue minta maaf, Al... maafin gue... gue malu...," ujar Kenny dengan tubuh bergetar. Al mengusap-usap lengan Kenny.

Snow In CopenhagenWhere stories live. Discover now