Prilly memandangi layar handphonenya. Galau mau mengirimkan sebuah pesan whatsapp pada seorang pria yang tadi pagi mendapati dirinya sedang bersikap perhatian. Belum lagi kejadian kemarin, situasinya jadi semakin bikin aneh. Tapi rasa penasaran Prilly mengalahkan semua egonya. Dia harus melakukan hal ini sekarang juga.
Dia mulai mengetik dengan kedua jempolnya.
"Al Ghazali,"
Sent.
Hanya ada lambang 2 centang di samping teks yang dia kirimkan barusan. Belum berubah warna menjadi warna hijau. 5 menit dia menunggu dengan setia. Tak lama notifikasi hp miliknya berbunyi. Buru-buru dia membacanya.
"Ya, Prilly?"
"Lagi ngapain lo?"
"Lagi balas whatsapp elo, ada apa? Baru juga tadi pagi ketemu, udah kangen lagi??"
"Nggak lucu."
"Kenapa?"
"Serius, lo lagi ngapain? Sibuk nggak?"
"Gak juga sih, ada apa?"
"Kalau nggak sibuk, mau ajak ketemuan, bs ga?"
Tak dibalas. Al malah langsung menelepon. "Halo," ucap Prilly.
"Ckckck neeng..habis pulsa lo ya pasti cuma nyisa paket internet aja,"
"Kok tahu?" Prilly jadi malu sendiri.
"Biasanya kalau penting ya telepon. Gue nggak bisa balas lagi, gue lagi nyetir jadi mending gue telepon. Ada apa lo ngajak ketemuan? Bukannya lo hari ini full ngajar?" Tanya Al lalu mengecek jam tangannya. Pukul 3 sore.
"Udah beres, tapi gue masih di kantor nih lagi duduk duduk aja di luar. Lo jadi ke rumah sakit?"
"Jadi, ini udah pulang dari rumah sakit,"
"Sama siapa?"
"Mau tahu banget kayaknya,"
"Please deh, Al"
"Hahahahaha..." Al merasa senang menggoda Prilly.
"Ya udah kan gue cuma nanya doang. Kalo lo bisa ketemuan sekarang kita janjian di satu tempat. Tapi kalo lo lagi sama ehem ehem lo atau koleksi wanita lo ya udah besok lagi aja," ketus Prilly.
"Cie.. dari nadanya kok kayak mancing pengen tahu gue lagi sama siapa ya?"
"Al, asli ini telepon gue tutup juga nih!"
"Hehe. Gue sendirian, ya udah kalau gitu, sekarang gue bisa kok, nggak ada acara apa-apa lagi. Kalau besok gue nggak bisa. Hmm..bisa sih tapi agak siang karena paginya gue ada job motret di studio langganan. Moto prewed teman,"
"Siapa?" Prilly langsung menyesal bertanya. Dia baru ngeh pertanyaannya sangat mengandung unsur posesif.
Al yang mendengarnya di seberang sana langsung tersenyum lebar. "Ini kepo atau posesif?"
"Ah sudah lupakan, ya udah ketemu dimana nih?"
"Di depan mata," ujar Al yang lalu memberikan klakson kencang dan berkali-kali sampai Prilly terlonjak dari duduknya lantaran terdengar jelas dan nyaring di telinga Prilly, karena klakson itu bukan hanya terdengar dari speaker handphonenya tapi juga di depan dia.
"Semprul!!" maki Prilly. Prilly langsung mematikan sambungan hp dengan Al dan menghampirinya. "Al! Berisik tau! Malu kan kalau kedengaran murid-murid gue...,"
"Hehe,"
"Kok lo ada di sekitaran sini? Jangan-jangan lo lagi stalkerin gue ya? Kan rumah sakit dekat rumah agak jauh ke sini, jalurnya beda," Prilly bertanya sambil menaikkan alisnya.
YOU ARE READING
Snow In Copenhagen
FanfictionTernyata.. Mengharapkan salju turun di Copenhagen Tidaklah selama seperti aku menunggumu