A Shadow with Gold Eyes

6.4K 381 9
                                    

Keesokan paginya tommy, alan dan aku menunggu jer di luar gerbang sekolah. Tapi tidak ada tanda tanda dia datang jadi terpaksa kita masuk tanpanya.
"Berani bertaruh, dia pasti membolos. Dia tidak mendapatkannya dan sekarang tidak berani menemui kita" kata tom
"Jer bukan orang yg seperti itu"kataku
Aku sangat kacau dikelas. Pelajaran pertama adalah geografi dan tiap kali mrs.quinn bertanya aku selalu salah menjawab. Biasanya geografi adalah pelajaran yg kukuasai ,karena saat kecil aku suka sekali mengoleksi prangko ibu.
"Tidur larut malam, ken?" Tanyanya ketika aku salah menjawab untuk yg kelima kalinya. Hebat bukan!
"Tidak mrs.quinn" bohongku
"Kurasa ya. Kantong dibawah matamu bahkan lebih banyak dari kantong yg ada supermarket ken!" Semua orang tertawa dan aku pun ikut tertawa hahaha lucu sekali -__-!.
Pagi itu berjalan dengan lambat, seperti yg selalu terjadi jika kau kecewa. Aku menghabiskan waktu dengan mengkhayalkan pertunjukan itu. Aku berandai andai menjadi salah satu orang aneh dan pemilik sirkusnya adalah pria yg kejam yg suka mencambuki semua orang, bahkan saat mereka mengerjakan tugasnya dengan benar. Semua orang aneh membencinya, tapi karena pria itu begitu besar dan kejam, tak seorangpun berani memprotes. Sampai suatu hari, dia mencambukiku dengan berlebihan, sehingga aku berubah menjadi serigala yg akan menggigit kepalanya hingga putus atau bahkan menjadi vampire kemudian menghisap darahnya sampai habis! Semua orang bersuka ria dan aku diangkat menjadi pemilik yg baru.
Khayalan yg lumayan bagus!!.
Lalu, beberapa menit sebelum istirahat pintu terbuka, dan disanalah jer berdiri dengan ibunya yg ada dibelakangnya. Ibunya mengatakan sesuatu pada mrs.quin yg membuatnya menganggukan kepala dan tersenyum sebelum ibunya pergi. Jer berjalan ke bangkunya dan duduk.
"Dari mana saja kau" bisikku marah.
"Dokter gigi. Aku lupa memberitahu kalian kalau aku harus kesana" katanya.
"Bagaimana dengan---"
"Cukup ken" kata mrs.quinn. aku langsung diam.
Saat istirahat tommy, alan dan aku nyaris mencekik jer. Kami berteriak dan menarik nariknya.
"Kau mendapatkannya" tanyaku
"Apa tadi kau benar benar ke dokter gigi?" Kata tommy
"Mana selebarannya?" Kata alan.
"Calm boys calm. Hanya orang sabar yg dihampiri orang baik.
"Cmon jer, jangan main main, kau mendapatkannya atau tidak?" Tanyaku
"Ya dan tidak" katanya.
"What do u mean bitch?" Dengus tom
"Language please tom!" Tawa alan
"Oke i mean, i have a bad news, a good news and a crazy news!!" Kata jer
"Kabar gila?" Tanyaku bingung
Jer membawa kami ketempat sepi, memastikan agar tidak ada orang yg mendengarnya.
"Aku mendapatkan uangnya. Dan menyelinap keluar waktu mom sedang menelpon. Aku ke tempat penjualan tiketnya. U know what siapa yg ada disana waktu aku tiba?" Tanya jer
"Siapa?" Tanya kami
"Mr.dalton!!"
"What the-- apa yg dia lakukan disana?" Kataku penasaran.
"Dia ada disana bersama dua polisi. Mereka menyeret seorang pria yg sangat kecil dari loketnya. Err tempat itu sebenarnya tidak bisa dikatakan loket karena itu gubuk kecil. Tiba tiba ada ledakan dan asap tebal kemudian pria kecil itu lenyap. Hebat bukan?!" Kata jer
"Lalu apa yg mereka lakukan disana? Kata tom
"Memeriksa gubuknya, mencari cari sesuatu lalu pergi" kata jer.
" that mean u dont get the tickets, right?" Seruku sedih
"I dont think soo" bantahnya
"So u get it???" Aku terenyak.
"Aku sudah mau berbalik pergi kemudian menemukan pria kecil itu dibelakangku dengan jubah panjang. Dia melihat selebaran yg ke pegang, kemudian mengambilnya dan mengacungkan tiket aku menyerahkan uangnya dan---"
Kau mendapatkan tiketnya!" Kami bersorak kegirangan.
"Ya. But i've a problem. I told u ,i have a bad news too right!!
"What is it?" Tanyaku, menduga dia telah menghilangkan tiketnya.
"Dia cuma menjual 2 tiket padaku. Aku punya uang untuk membeli 4, tapi dia tidak mau menerimanya. Dia tidak mengatakan apa pun hanya megetuk ngetukan tanganya di atas tulisan 'tempat terbatas', aku menawarkan uang lebih bahkan sampai 70 pound tapi dia menggeleng kemudian dia pergi" kata jer.
"Seriously??" Alan terpana
"Hanya 2 yg bisa pergi" dia memandang kami suram
"Tidak adil. Mana ada sirkus yg hanya menguzinkanmu membeli 2 tiket. So fuckin stupid!" Kata alan. Kami sependapat dengannya
"Lalu siapa yg mendapatkannya?" Kami menggeleng bingung.
"Yg pasti jer mendapatkanya satu" kataku. Dan yg lain mengangguk.
"Bagaimana kalau yg satunya kita kocok?"
"Sounds good" kataku
"Baiklah aku akan melemparnya pada hitungan ketiga. Ready !!"
Kami mengangguk "satu.. dua .. tiga!" .kami berebutan mengambilnya. Dan disinilah saat menegangkan dimulai.
"Holly shit. What the fuck is this?! I get it" seruku dengan senang.
Aku mendapatkannya. Tiket ini milikku, aku akan menonton pertunjukan itu. Yeaay.

My Damn MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang