I Get It ...

5K 353 26
                                    

   Hari senin tiba, aku gugup sekali untuk sekolah. Tidak yakin dengan apa yg akan kukatakan nanti pada jer, atau apa yg akan dia katakan padaku. Selain itu aku juga kurang tidur jadi aku merasa letih dan pusing.
   jer terlihat sedang menungguku di depan sekolah. Aku menarik napas lalu menghampirinya dan bersandar dipagar.
   "Pagi" kataku.
   "Pagi" ujarnya. Ada lingkaran gelap di bawah matanya, berani taruhan dia pasti susah tidur karena kejadian itu
  "Kau kemana setelah pertunjukan itu??" Tanyanya.
   "aku pulang" kataku
   "Kenapa??" Tanyanya curiga padaku
   "Diluar gelap dan aku tidak memperhatikan jalan. Aku salah belok beberapa kali dan tersesat. Waktu aku mulai mengenali daerah tempatku, aku sudah lebih dekat kerumahku daripada rumahmu"
   Aku mengatakan kebohongan semeyakinkan mungkin, kulihat jer berusah menduga apakah ucapanku benar atau tidak.
   "Kau pasti dapat banyak masalah!" Katanya
   "Jelas saja. Tidak ada uang saku, aku harus mengerjakan banyak tugas dirumah. Tapi tidak percuma kan? Maksudku cirque du freak benar benar hebat sekali" kataku sambil menyeringai.
  "Yeaah, memang hebat" katanya
   Lalu tom dan alan datang, kami menceritakan semuanya.
   Seiring berjalannya waktu aku menjadi yakin bahwa keadaan antara aku dan jer tidak sama lagi. Walaupun dia percaya dengan apa yg kukatakan padanya, sebagian dari dirinya terlihat meragukanku. Sesekali aku memergokinya sedang memandangiku dengan aneh, seolah aku adalah orang yg pernah melukainya.
   Tapi aku sendiri juga tidak mau terlalu dekat dengannya. Hal hal yg dikatakan jer ke mr. Axciel ataupun sebaliknya membuatku ngeri. Menurut mr. Axciel, jer adalah orang jahat. Dan itu membuatku cemas. Tapi di atas semua itu jer sudah siap jadi vampire yg artinya dia siap membunuh orang dan meminum darahnya. Bagaimana aku bisa tetap berteman dengan orang seperti itu.
  Siang itu madam octa muncul diperbincangan kami. Aku dan jer tidak terlalu banyak mengungkitnya takut kelepasan bicara. Tapi tom dan alan terus medesak sehingga kami menceritakannya. Kami terus bertanya tanya bagaimana mr.axciel mengendalikan madam octa hanya dengan sebuah suling.
   Kata kata tom dan jer terus terngiang dikepalaku, berputar putar seperti cd yg rusak.
   Siapapun bisa mengendalikan madam octa. Kalau aku bisa menangkap madam octa dan berkomunikasi dengannya, dia bisa menjadi hewan peliharaanku dan aku bisa mengendalikannya dan ....
  Tidak. Ini bodoh. Mungkin aku bisa mengendalikannya tapi aku takkan pernah bisa memilikinya. Dia milik mr.axciel dan mustahil pria tam- maksudku aneh itu mau melepaskannya, demi uang, perhiasan ataupun menggodanya. Damn menggodanya adalah pilihan yg bagus, kurasa aku harus berpakaian seperti wanita dan meminta ello untuk mendandaniku. Oh tidak tidak membayangkannya saja membuatku jijik, aku pria tetapi menggoda pria hanya karena laba laba. El pasti akan mentertawakanku habis habisan.
  Jawaban datang seketika. Satu cara yg masuk akal adalah pemerasan!. Kalau aku mengancam vampire itu- aku bisa saja mengatakan bahwa aku sudah menyuruh polisi untuk mengawasinya, dia akan terpaksa menyerahkan laba labanya padaku.
  Tapi membayangkan harus berhadapan muka dengannya membuat jantungku terasa aneh sekaligus ngeri. Aku tau aku takkan bisa melakukannya. Hanya tinggal satu pilihan aku harus mencuri madam octa.
   Dini hari adalah waktu yg tepat untuk mencurinya. Mungkin saja aku bisa masuk kedalam perkemahan mereka saat mereka tertidur kemudian mencari madam octa, mengambilnya dan lari. Jika para anggotanya tidak tidur aku tinggal pulang kembali dan melupakannya.
  Aku pergi tidur lebih cepat dari biasanya. Aku sangat lelah dan siap untuk tidur nyenyak. Aku memberikan ciuman selamat malam pada mom dan dad. Mereka berpikir aku sedang berusaha mendapatkan uang sakuku kembali. Padahal itu kulakukan kalau kalau terjadi sesuatu padaku di gedung itu dan aku tidak pernah bertemu mereka lagi.
   Aku pergi tidur dan menyetel alarm sepagi mungkin. Tau tau alarmku sudah bunyi. Untuk sesaat aku tidak sadar kenapa aku bangun sepagi ini. Lalu aku ingat laba labanya dan rencananya,aku menyeringai senang.
  Aku mengecek kamar orang tuaku untuk meyakinkan kalau mereka masih tidur. Kemudian aku turun dan menyelinap keluar rumah.
   Aku berjalan dengan cepat dan bernyanyi untuk memopa semangat. Aku bahkan sudah benar benar sempat berbalik dan jalan pulang kerumah. Tapi aku teringat bagaimana madam octa bergelantungan di rahang vampire itu. Jadi aku memutar tubuhku lagi.
  Aku tidak dapat menjelaskan kenapa aku membahayakan hidup ku hanya karena seekor laba laba. Yg pasti aku punya kebutuhan mendesak yg tidak dapat kuabaikan.
  Bangunan tua itu tampak lebih menyeramkan dipagi hari. Seperti yg sudah kuduga, banyak cara untuk masuk ke gedung ini. Ada banyak pintu dan jendela dipintu ini. Aku menyelinap masuk kedalam, mengendap ngendap menyusuri sebuah lorong, lalu lorong lain, dan lorong yg lainnya lagi. Aku merasa seperti dalam labirin. Mungkin lebih baik aku kembali dan membawa segulung benang supaya aku bisa menandai jalanku dan ..
  Tidak sudah terlambat untuk itu. Kalau aku pergi aku tidak punya keberanian lagi untuk kembali. Aku hanya harus mengingat langkahku sebisa mungkin.
  Aku merasa seperti ada yg mengawasiku. Aku merasa seperti mencium aroma citrus yg terasa familiar dihidungku dan astaga Jantungku berdetak dengan cepat sekali, takut takut aku ketauan. Tapi Aku tidak melihat tanda tanda makhluk aneh satupun disini. Aku mulai berpikir bahwa ini gagal total. Mungkin mereka tidur didalam van van itu.
  Aku hampir menyerah ketika menemukan tangga menuju keruang bawah tanah. Karena aku penasaran akhirnya aku menarik napas dan mulai menuruni tangga itu. Ternyata semua makhluk aneh ini tertidur diruang bawah tanah rupanya.
   Cukup sudah. Aku melihat sekeliling ruang bawah tanah gelap ini, berjanji pada diriku sendiri akan pergi apabila tidak menemukan si vampire. Untuk beberapa saat aku tidak melihat apapun dan bersiap siap untuk lari, tapi kemudian aku melihat sesuatu yg mirip seperti peti besar didekat salah satu dindingnya.
   Mungkin itu memang peti besar. Tapi ternyata bukan. Sejak awal aku sudah mengenali benda itu dengan jelas. Benda itu peti mati!. Betapa bodohnya aku.
   Aku ingin sekali bisa mengatakan bahwa aku cukup berani untuk mengangkat tutup petinya dan mengintip ke dalam, tapi tentu saja aku tidak cukup berani dan tidak melakukannya. Bahkan membayangkan menyentuh peti mati itu saja sudah membuatku merinding!.
   Aku mencari cari sangkar madam octa. Aku merasa yakin dia tidak akan jauh dari pemiliknya dan benar saja, dia ada disana di sebelah kepala petinya dan ditutupi kain lebar bewarna merah. Aku mengintipnya untuk memastikan dan tampaklah labah labah itu, perutnya berdenyut, kedelapan kakinya bergerak gerak. Dilihat dari jarak sedekat ini labah labah itu tampak menakutkan dan mengerikan dan untuk sesaat aku berpikir untuk tidak mengambilnya. Tiba tiba saja ini rasanya adalah gagasan yg buruk. Lagipula membayangkan aku menyentuh kaki kakinya yg berbulu atau membiarkannya dekat dekat dengan wajahku membuatku ngeri.
   Tapi hanya pengecut yg akan mundur sekarang. Aku mengangkatnya, kunci masih menempel pada gemboknya dan sulingnya terikat disisinya.
  Aku mengeluarkan pesan yg sudah kutulis dirumah. Isinya sederhana, tetapi memakan waktu berjam jam untuk menulisnya. Aku meletakannya diatas peti mati mr.axciel memakai sepotong permen karet.

   Mr. Axciel
      Aku tau siapa dan apa dirimu. Aku telah mengambil madam octa dan akan memeliharanya. Jangan mencoba untuk mencarinya. Jangan kembali ke kota ini. Kalau kau melakukannya, aku akan membeberkan pada semua orang bahwa kau vampire, sehingga nanti kau akan diburu dan dibunuh. Aku bukan Jer. Jer sama sekali tidak tau menahu akan hal ini. Aku akan merawat labah labahnya dengan baik.

  Tentu saja aku tidak menandatangani pesan itu.
   Membawa bawa nama jer bukanlah ide yg bagus, tapi aku yakin vampire itu akan mencurigainya, jadi sekalian saja aku membersihkan namanya.
   Kemudian aku berjalan secepat mungkin menaiki tangga tapi tidak menimbulkan suara dan mencari jalan keluar. Ternyata lebih mudah dari yg kubayangkan, lorong lorongnya lebih terang. Aku berjalan keluar gedung kemudian lari kerumah, sama sekali tidak berhenti berlari. Meninggalkan teater itu, si vampir tam-- yah baiklah harus kuakui dia tampan sangat sekali tampan, dan rasa takutku jauh di belakang. Meninggalkan semuanya dibelakang kecuali madam octa.

TO BE CONTINUED ......
=================================
yeahh akhirnya update juga, sorry yah lama, soalnya sibuk nih sama kerjaan dan batin.
Hal biasa yg slalu dialami sama newbie di dunia kerja adalah dicepuin ama senior termasuk gua, mana dicepuinnya ama laki lagi udah gitu ganteng, mau benci tapi suka *eeaaa* mau ngajuin resign tapi gua masih training 3 bulan bisa kena sanksi gua, bingung mesti ngapain. Yg punya solusi bisa dong kasih tau ke juniornya :* *keetzuupmanzaahh*

Ngomong ngmong ngerasa ga sih kalo si ken itu bego banget wkwwk.
Udah tau mau maling pake ninggalin surat, itu sama aja kya lo ditolak cuma gara2 "kamu terlalu baik buat aku" dooh baperrr. Jadi curhat kan gua. Ydh tungguin lagi yaa lanjutannya...

Vomentttt don forget aja kelalen...

My Damn MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang