Absence - 5

259 24 0
                                    

"Be mine. And I'll totally Yours"

Angkasa Aditya
........................................................................


Pagi ini tepat tiga hari Arka meninggalkan kota Batam dan pulang ke Pekanbaru. Dan tepat tiga hari pula gadis itu tidak mengunjungi Bagas dan Zaky. Alia mengatakan kalau ia mendapatkan banyak tugas karna keputusannya mengambil semester pendek, Bagas yang tidak mengetahui tentang masalah Alia dan Zaky percaya dengan omongan gadis itu.

Terkadang, Alia mengutuk dirinya sendiri sebab sikap kekanakannya dalam menanggapi perkataan Zaky. Ia tahu dirinya salah, namun rasa ego menguasai seorang Alia dan membuat gadis itu menentang Zaky, senior yang telah menganggapnya sebagai adik kecil yang lucu.

Tapi kali ini, Bagas meminta Alia untuk tetap datang ke kos mereka walaupun tidak ada Arka. Meminta Alia membawa bahan makan juga makanan cepat saji. Bagas itu pemalas, namun tidak lebih malas dari Zaky.

Ketika Alia memutuskan untuk mengabulkan permintaan Bagas, ia berbelanja terlebih dahulu seperti yang diminta Bagas lalu melesat menuju kos Arka. Beberapa kali mengetuk pintu, akhirnya kepala Bagas menyembul dari belakang pintu dan ketika mendapati kalau Alia lah yang mengetuk, ia langsung membuka pintu itu lebar. Ketika melangkahkan kaki kedalam ruangan itu, ia Alia mencari-cari keberadaan Zaky lalu menghela nafas ketika tahu tidak ada Zaky diruangan itu. Namun beberapa detik kemudian, Zaky melewati kedua manusia yang sedang asyik berbincang membicarakan hal-hal yang terjadi selama dua hari terakhir. Suasana dingin menyelimuti bangunan itu sebab Alia tidak menyapa Zaky, gadis itu memang masih merasa kesal pada Zaky dan tidak ingin menatap pria itu ataupun menyapanya.

"Jadi, kamu bawa apa?" Bagas menarik kursi yang berada disamping Alia lalu memainkan kunci mobilnya.

"Kak Bagas udah sarapan?" Alia menumpukan kepalanya denga kedua tangannya "Ehm, kak Zaky?" Sambungnya agar tidak mengurangi rasa hormat pada kedua seniornya itu

"Udah" Bagas menjawab seraya mengangkat alisnya "Kamu berantem dengan Zaky?"

Alia mengangguk. Tidak menyembunyikan pertengkarannya dengan Zaky, sebab Bagas akan segera tahu ketika melihat perubahan ekspresi Alia ketika melihat Zaky lewat diantara mereka.

"Al, kamu baru beberapa hari yang lalu baikan dengan Arka, lalu sudah mencari masalah dengan Zaky?"

"Kak Bagas juga menyudutkan aku sekarang?"

"Tidak" Pria itu mengibaskan tangannya "For God sake, Al. Kamu kenapa jadi suka berprasangka buruk ke aku?"

Alia yang notabene menyegani Bagas daripada Zaky mengangkat kepalanya. Lalu meneduhkan mata kearah Bagas menunjukkan rasa bersalahnya "Maaf kak"

Bagas mendekatkan kursinya pada gadis itu "Jadi ada apa, hm?"

"Kak Zaky menasehati aku beberapa hari yang lalu"

"Terus?"

"Ya tuhan Kak Bagas! Kak Zaky sok dewasa didepanku hari itu" jawab Alia sambil menampakkan ekspresi frustasinya.

"Dia memang lebih dewasa dari kamu, Al. Apa aku harus menyandingkan kartu pengenal kalian berdua, agar kamu tau siapa yang lebih dulu lahir?" Ujar pria itu berusaha mencairkan suasana.

"Kalau itu bukan dewasa. Tapi TUA" jawab Alia sambil menekankan pada kata 'tua'. Lalu terkekeh.

"Nah gitu dong" tanpa Alia ketahui pria itu menghela nafas lega "Nggak ada salahnya dia mengajari kamu, Al. Karna seseorang itu ada sisi dewasanya"

ABSENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang