Absence - 17

70 7 4
                                    

"Kamu bisa menemukanku, dimanapun kau inginkan"

-Angkasa Aditya-

........................................................................

Bagas menyudahi pertemuannya bersama Nadia dan meninggalkan gadis itu sendiri tanpa mengizinkannya menyudahi kalimat sialan, setidaknya itu kata Bagas. Telinga pemuda itu sudah terbakar bahkan ketika sebelum gadis itu mengutarakan niatnya. Bagas tidak ingin membuat perkara dengan gadis lemah macam Nadia, dia juga tidak ingin nanti caffe itu menjadi berantakan sebab ia mengobrak-abrik.

Pemuda ini adalah tipikal pria yang menyayangi keluarga, sahabat, juga teman dekatnya. Memang tidak bisa dipungkiri kalau Nadia itu temannya, namun tentu saja Zaky lebih berarti daripada gadis itu. Dan yang lebih tak disangka, kenapa Nadia gadis lembut pujaan semua orang itu berubah menjadi gadis bejat? Apa yang baru saja dimakannya?

Kenyataannya, hal yang lebih ditakuti oleh Bagas bukanlah pasal Nadia yang akan memutuskan tali hubungannya dengan Zaky, ada yang lebih menakutkan daripada itu. Adalah Zaky yang akan menyerang Arka ketika tahu tentang hubungan mereka, adalah Arka yang akan balik marah ketika tau yang dimarahkan Zaky hanyalah sebuah masa lalu. Atau keduanya akan bersikap layaknya tidak ada terjadi sesuatu diantara mereka? Tentu tidak. Bagas tahu karakter keduanya, Bagas juga tidak bodoh untuk membiarkan mereka menyelesaikan masalah hanya berdua. Tapi bagaimana cara Bagas bisa mencegahnya? Ya Tuhan! Dua kunyuk itu benar-benar membuat Bagas pusing.

Lamunan pria itu berhenti ketika seseorang menoyor kepalanya, dan ketika pria itu menengadahkan kepala untuk mencari siapa yang melakukannya, maka ada Zaky disana dengan senyuman tanpa rasa bersalahnya.

"Tumben nggak noyor balik" Ujar Zaky lalu duduk disamping Bagas. Pria itu meneguk minuman kaleng milik Bagas yang tadi ia sengaja dinginkan didalam kulkas.

"Itu milikku!"

"Dan sekarang sudah masuk kedalam perutku"

Bagas mendengus, lalu berlalu kedapur untuk mengambil dua kaleng minuman lagi. Ketika ia kembali duduk disamping Zaky, pemuda itu sedang memandangi ponselnya dengan tatapan heran lalu sesekali menghela nafas "Kenapa lagi anak ini?"

"Siapa?" Bagas menghempaskan tubuhnya kesofa disamping Zaky.

"Nadia" Zaky meraih minuman yang barusaja diambil Bagas lalu meneguknya "Kupikir aku tidak salah apa-apa sampai gadis itu tidak membalas pesanku dari kemarin"

Bagas diam. Dan tentu saja Zaky mengetahui tentang diamnya pria itu namun tidak terlalu menghiraukannya. Ia beralih meraih ponselnya lalu mengirim pesan singkat pada kekasihnya yang hilang kabar itu.

Satu yang tidak diketahui oleh Zaky, bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Nadia darinya. Dan manusia disampingnya tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sepertinya, mulai kini dan kedepannya hingga rahasia itu terbongkar, hidup Bagas tidak akan berjalan lancar. Sial.

-J-

"Arka, cantikan yang mana?" ujar Nara sambil memperlihatkan dua gaun berwarna biru dengan model potongan yang berbeda, gadis itu meminta pendapat pada Arka yang kini sedang berusaha menghapuskan rasa bosan yang melandanya.

Arka menoleh pada Nara "Sama aja. Apa bedanya?"

Nara kesal namun tetap memperlihatkan senyumannya "Ya beda, yang satu tanpa lengan, yang satu pakai lengan"

"Ohh" Arka mengangguk tanda mengerti "Yang tanpa lengan aja"

Nara mengerutkan keningnya namun tetap memilih pilihan Arka "Aku pikir kamu bakalan milihin aku yang dengan lengan"

ABSENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang