Absence - 11

146 16 6
                                    

"Nothing gonna change my love for you"

-Azka Martadinata-

........................................................................

"Sudah kubilang! Kalau tanggal-tanggal segini jangan keluyuran!"

Arka berucap dengan nada jengkel sambil memberikan sebuah botol berisi air hangat pada Alia.

"Kalau tadi aku nggak bawa mobil, kemana mau kutaruh cewek bodoh yang sedang kesakitan macam kamu?"

Alia melirik pada Arka ingin memaki Arka kembali, namun diurungkan ketika ia merasakan hujaman pada perutnya lagi. Kini posisinya telah tak beraturan, sesekali ia menekankan botol air hangat tadi pada perutnya. Saat ini pertengahan bulan dan tentu saja tamu bulanan Alia akan tiba. Dengan segala kesombongan yang ia miliki, gadis itu mengatakan bahwa ia ingin pergi jalan-jalan dengan teman satu kelasnya. Tentu saja Arka telah melarang, namun tidak Alia namanya jika tidak membantah, Alia pergi tanpa sepengetahuan Arka ketika pria itu sedang menjalani kelas. Arka yang tentu saja sedang presentasi dihadapan dosen tidak dapat berlari dan menyeret gadis itu untuk kembali. Hasilnya, gadis itu lepas dari cengkraman Arka.

Tidak sampai disitu, Alia mengerjai Arka dengan mencuri dompet pria itu. Ia hampir menghabiskan limit kartu kredit Arka dengan cara membelanjai teman-temannya. Namun dalam hitungan beberapa jam gelak tawa gadis titisan iblis itu berubah dengan ringisan disertai air mata. Perutnya sakit dan ia tidak bisa bergerak sedikitpun. Ia menelfon Arka tentu saja, alih-alih menerima telfonnya, pria itu mematikan ponselnya.

Tidak kehabisan akal, Alia meminta salah satu temannya untuk menelfon Bagas atau Zaky. Dan tidak sampai lima belas menit setelah itu, Arka datang dengan rasa khawatir dan jengkel yang bercampur.

Alia menerima hukumannya, gadis itu dipermalukan dihadapan teman-temannya dengan cara Arka mengangkat tubuh gadis itu pada pelukannya. Arka dengan segala pesonanya tidak membuat teman-teman Alia jengkel, namun menatap kagum pada Alia dan ingin sekali menggantikan posisi gadis itu.

Semua barang belanjaan Alia ditinggal disana. Teman-temannya juga tidak mendapatkan tumpangan sebab sebelum mereka pergi tadi, para gadis itu telah sepakat agar meninggalkan kendaraannya dikampus dan mengendarai taksi kesana.

"Haus.." Lirihnya sambil meringkuk seperti anak bayi.

Arka memang terlihat murka, namun ia dengan cekatan memberikan air minum pada Alia lalu menuntun gadis itu untuk duduk perlahan.

"Arka jangan marah" Pintanya namun sedetik kemudian meringis kesakitan kembali.

Arka luluh. Bagaimana bisa ia tidak luluh jika Alia telah menyebut namanya?

Pria itu mengangguk. Lalu berlalu keluar sambil menutup pintu kamar Alia perlahan. Alia tidak dapat meneriakan nama Arka ketika pria itu pergi tanpa penjelasan. Namun senyumannya mengembang ketika Arka kembali dengan membawa semangkuk bubur ayam tanpa kacang.

"Makan dulu"

Alia mengangguk.

"Lain kali, dengarkan kata pria yang tak seberapa ini"

Gadis itu terkekeh. Ia melirik Arka lalu tubuhnya telah memeluk pria itu. Ia bergerak-gerak untuk mendapatkan posisi paling nyaman. Arka yang kaget dengan pergerakan Alia hampir terhuyung kebelakang jika tidak ada sandaran kursi yang membantunya.

ABSENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang