*****
"Jadi lo Prilly??"
Aku mengangguk saat cewek jutek ini datang pada kami. Apa yang akan dia lakukan? Kenapa dia ada di sini?
"Em... maaf karna...."
"Gue udah tau!!!" Sahutnya. Cewek itu melirik ke arah Randy kemudian padaku. Aku jadi merinding melihat tatapan galaknya. "Apa kita bisa bicara berdua aja?!"
Lagi, aku mengangguk dan segera menyuruh Randy pergi. Dia langsung duduk di kursi depan ku saat Randy sudah pergi meninggalkan kami. "Bie...."
Mataku menjereng lebar menatap pada cewek ini ketika dia memanggil ku dengan sebutan itu. Dia tersenyum miring sembari membuang muka.
"Jadi elo...."
Aku diam. Kepalaku tiba - tiba tertunduk. Apa Ali menceritakan juga pada nya tentang aku? Itu artinya Ali juga gak pernah ngelupain aku kan? Tapi bagaimana bisa dia lupa ketika kami sudah bertemu?
"Kenapa lo lakuin ini sama Ali?" Tanya nya lagi.
Aku tercengang dengan pertanyaan nya. "Mak_maksut mbak apa?!"
"Lo kan yang ngirim jam itu? Gak usah bohong, gue udah denger pembicaraan kalian tadi!!"
Author -
Mata Prilly bergerak seolah tidak bisa menemukan titik tuju dan itu semakin membuat kaia yakin, cewek di depannya ini lah Princess yang mengganggu fikiran Ali selama ini.
Tentu saja Ali merasa terusik. Bagaimana tidak? Prilly datang ketika ia akan berangkat ke london, dan dihari yang sama Ali lah yang ia temui. Bukan Ando. Walaupun saat itu Ali sedang sakit tapi, tante Resi sudah memberi tahukan kedatangan Prilly saat itu yang mengenalkan nananya adalah Bie.
"Em... Jam apa ya??" Tanya Prilly pura - pura.
Kaia tersenyum remeh. "Gue udah denger semua. Jadi gak ada gunanya lo bo'ong.. lagian apa sih sulitnya ngaku?"
Prilly menghela nafas dalam kemudian menatap Kaia lekat. "Iya, emang gue yang kasih jam itu ke Ali. Gue yang kirim, tapi jujur gue gak ada niat buat ngusik hubungan kalian. Gue minta maaf soal itu, dan lebih baik kita lupain aja...." ujar Prilly yang kemudian beranjak berdiri. Ia berniat meninggalkan tempat itu tapi gagal karna Alya yang lebih cepat menangkapnya.
"Hubungan??" Alya menyipitkan mata mencoba meneliti kata - kata Prilly. "Hubungan apa maksut lo?" Tanya Alya lagi.
Prilly terbengong. Alisnya menaut dan dahinya terlipat.
"Ali itu adik gue!!" Ujar Alya lagi membuat muka tegang Prilly melemas.
"Apa??" Desahnya. "Jadi....??"
Alya mengangguk sebelum Prilly menyelesaikan kata - katanya. "Gue kakak nya.." lanjut Alya yang seketika membuat Prilly terduduk. Alya tersenyum.
"Jadi bener?? Lo bie temen kecil Ali??"
Prilly menoleh kemudian mengangguk. "Iya.. tapi kayaknya Ali lupa sama gue!! Makanya gue ngelarang kakak dan temen gue tadi buat manggil gue Bie di depan Ali.."
"Kenapa???"
Prilly menggeleng. "Gue pengen Ali inget sama gue tanpa harus di ingetin orang lain..!"
"Kalo dia gak inget?"
Prilly menoleh cepat ke arah Alya dengan mata berkaca - kaca. "Gue bakalan tunggu sampai dia inget!!"
Alya mengangguk pasrah. "Ya, itu semua kan keputusan lo. Lo tau gimana baiknya.."
Prilly mengangguk lagi. "Tapi, apa dia udah punya pacar??" Tanya prilly ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Antara "Ali, Prilly dan Ando"
FanfictionCinta segitiga? bisa juga dibilang begitu.. tapi mungkin alur nya yg gak pasti bisa buat kalian tertarik.. :) ini story ke - 2 ku.. :) semoga suka..