.....
Ando -
Ini gila, perasaan gimana sebenarnya yang gue rasain, kenapa gue ngerasa sakit banget liat mereka ciuman? Sadar ndo, lo cuma akan hancurin hubungan orang lain kalo lo tetep egois. Macan udah gak ada, yang ada di depan lo itu Prilly. Orang yang baru lo kenal saat lo baru keluar dari penjara.
Aku memang sudah disini sekitar 5 menit yang lalu dan hanya berdua dengan gadis cantik yang harusnya jadi milikku. Ali meninggalkan kami berdua disini untuk mengambilkan ku uang. Memang, hari ini aku berencana akan mengambil sebuah motor. Awalnya aku tidak mau kesini, tapi berhubung Kaia bilang kalo uangnya ada di kantor Ali. Jadi aku terpaksa datang ke sini sampai aku memergoki kakakku dan pacarnya tengah berciuman.
"Kayaknya lo udah mulai bisa nerima keadaan..." aku membuka suara ketika aku sendiri tidak tahan untuk mengatakan ini.
Macan menoleh, dia menatapku dengan mata yang menyipit. "Apa maksud lo?!"
Aku menunduk, kemudian melangkahkan kakiku maju untuk mendekat dan duduk tepat di sampingnya. "Lo nyium Ali can, apa itu dari hati?"
"Gue cinta sama Ali, ndo.. gue sayang sama dia. Jadi apapun yang gue dan dia lakuin itu udah pasti dari hati..."
"Terus ciuman yang kita lakuin itu?!" Prilly mendelik. Aku udah gak peduli lagi kalo dia mau marah. Gak tau kenapa, aku ngerasa sakit hati denger pernyataan prilly barusan. Rasanya aku selalu hidup dalam ketidak adilan. Pertama, Harus ditinggal pergi dia disaat yang gak tepat kemudian di penjara atas kecelakaan yang sebenarnya bukan aku yang mulai, dan saat dia kembali aku dihadapkan dengan kenyataan pahit lagi, yaitu status nya yang sekarang adalah pacar Ali. Sodara kembarku.
"Apa sebenernya mau lo ndo?"
Suaranya melengking. Kayaknya dia marah. "Gue cuma nanya, apa ciuman kita itu juga lo lakuin dari hati?"
Bukan menjawab, dia malah beranjak dan melangkah cepat beruntung aku bisa menahannya.
"Minggir ndo, gue mau keluar!!"
Aku menggeleng. "Jawab dulu can, lo tau? Gue hancur saat liat lo ciuman sama dia tadi.." kataku membuat dia menatapku nanar. Ia mematung dengan air matanya yang mengumpul di pelupuk.
Sekali lagi ia diam. Dan kemudian berbalik memunggungiku. Aku tidak tau apa aku terlalu keterlaluan sampai buat dia menangis. Yang pasti aku ingin tau, bagaimana perasaan prilly padaku.
"Can.." panggilku. Dia tetap diam. Mematung di tempatnya. Dan entah dorongan dari mana aku melangkah maju dan memeluknya dari belakang. Prilly sempat berontak memintaku untuk melepaskannya.
"Sshshhttt... please, bentar aja... biarin gue meluk lo! Gue janji setelah ini gue pergi..." dan setelah aku bicara begitu dia diam. "Apa lo cinta sama gue?!"
"Gue cinta sama Ali.."
"Tapi lo juga cinta sama gue.." suaraku naik dan terkesan sedikit memaksa. Aku sadar itu.
"Ali..."
"Gue tau lo cinta sama gue can..."
"Ali, ali, ali, ali, ali..." dia menyebut nama ali seperti sedang berdzikir. Membuat telingaku gatal dan membalik tubuh mungilnya menghadap padaku.
"Bilang kalo lo juga cinta sama gue can..."
"Gue cinta sama Ali, sama Ali dan cuma Ali.. A...mmpph.."
Ini yang kedua kalinya aku mencium Pacar kakak ku. Aku terlalu tidak tahan mendengar pengakuan itu. Okey, aku tau dia cinta sama Ali, tapi aku juga tau dia mencintaiku. Prilly masih berontak dan menutup akses lidahku untuk masuk. Aku pun mencubit disekitar tengkuknya, membuatnya membuka mulut dan disanalah aku mendorong lidahku masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Antara "Ali, Prilly dan Ando"
FanfictionCinta segitiga? bisa juga dibilang begitu.. tapi mungkin alur nya yg gak pasti bisa buat kalian tertarik.. :) ini story ke - 2 ku.. :) semoga suka..