CAAPA || 7

8.3K 589 19
                                    


****

Alya melamun mengingat apa yg telah dia dengar tadi di depan ruang dokter Arya.

Melihat sang kakak melamun, Ali pun menyapanya membuat Alya melonjak kaget.

"Lo ada masalah kak ?!" Tanya Ali.

Alya menggeleng cepat. "Enggak kok.. gue cuma mikirin Ando..." dustanya.

Ali memutar bola matanya untuk menatap langit2 ruang rawatnya. Seolah memikirkan sesuatu. Ya, Dia sedang memikirkan sikap adiknya yg semakin hari semakin berubah.

1 minggu kemudian....

"Assalamualaikum..." suara salam datang dari luar. Itu adalah suara dari Alya dan Ali yg baru saja pulang dari sekolah.

Ali memang sudah pulang dari Rumah sakit bahkan dia juga sudah 4 hari ini masuk sekolah.

"Wa'alaikumsalam..." balas Tante resi dari dalam rumah. Keduanya pun masuk dan bersalaman pada sang mama.

"Ando mana ?!" Tanya Tante resi sembari mengintip ke belakang punggung ke dua anak nya. Namun tak di temukan putra bungsunya itu.

Ali dan Alya saling pandang kemudian kembali menoleh pada sang mama bersamaan. "Ando gak bareng kita ma !" Balas Ali.

Tante resi menautkan alis. "Anak itu belum juga berubah. Bukan nya apa. Tapi mama bener2 gak enak sama daddy. Dia udah siapin mobil dan sopir tapi Ando setiap hari masih aja berangkat dan pulang sekolah pake taxi!" Ujarnya tak bersemangat.

Alya tersenyum kemudian mengusap pundak sang mama. "Udah lah ma. Toh daddy juga bisa ngertiin sikap Ando kan. :). Ando sekarang masih labil banget tapi pasti suatu saat dia akan bisa nerima semua nya.." ujar Alya dewasa.

Mendengar hal itu tante resi pun tersenyum lega. Kemudian ia membuka lengan nya lebar2 dan dengan itu Alya serta Ali merapat untuk memeluknya.

"Terimakasih ya sayang.. makasih karna kalian udah mau mendukung mama. Mama sayang kalian.. !" Ujar nya.

Sejak tahu mama nya ingin menikah beberapa bulan yg lalu. Ando memang bersikap datar dan kadang terlihat arogan. Mungkin itu semua karna ia belum bisa menerima keputusan sang mama yg menikahi laki2 lain. Atau lebih tepatnya. Sama sekali tidak setuju _ untuk saat ini dan entah sampai kapan.

Sejak pernikahan mama nya, Ando juga lebih sering keluyuran dan menghabiskan waktu di luar rumah. Menurutnya hal itu akan terasa jauh lebih menyenangkan dari pada setiap ia menoleh ia harus melihat "pasutri" itu di rumah, seperti sekarang ini. Saat ini Ando sedang bersama Prilly di taman rumah Prilly. Mereka berdua terlihat sedang mengobrol serius.

"Bukannya gue sering bilang sama lo. Jaga sikap lo sama mereka. Ya, walaupun lo gak suka, lo gak boleh lah kaya gitu. Seenggak nya hargai usaha ayah tiri lo. Masak lo mau naik taxi terus ? Sementara ayah tiri lo udah berusaha kasih fasilitas buat kalian..!" Omel prilly.

Ando mengusap kepalanya frustasi. Sudah sejak setengah jam yg lalu dirinya di kritik oleh macan unyu satu ini perihal sikap nya pada kedua orang tua nya. Merasa jenuh akhirnya ando menegakkan kepalanya yg sedari tadi tertunduk kebawah, kemudian ia menoleh menatap Prilly. Ia tersenyum hambar. "Gue pulang ya !" Pamitnya membuat Prilly mengernyit kesal. Bagaimana tidak kesal. Sedari tadi dia ngoceh dan ando tidak sama sekali merespon. Sekalinya merespon malah pamitan pulang. Kesel kan?

Namun ekspresi Prilly tidak sama sekali ia hiraukan. Ia mengacak - acak rambut Prilly kemudian bangkit dari duduknya untuk bergegas pulang. Prilly hanya menatap punggung Ando yg semakin lama semakin menjauh.

"Dasar gagak gak jelas !" Seru kesal Prilly yg hanya di balas dengan lambaian tangan oleh Ando. Itu pun tanpa menoleh pada nya. Kan nyebelin.

Cinta Antara  "Ali, Prilly dan Ando"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang