CAAPA || 1

27.2K 1K 7
                                    


Hy all, selamat membaca story ke - 2 ku... semoga kalian suka ya...
Happy reading... ^_^

****

Tangisan penuh isak memenuhi ruang rawat. Seorang pasien yg sudah lama mengidap sakit jantung telah meninggal dunia, meninggalkan seorang Istri (tante Resi ), satu anak perempuan (Alya 12th), dan 2 orang anak laki - laki Kembar (Ali & Ando 11th).

"Aba'... bangun !! Jangan tinggalin ando Aba'...! Ando gak mau sendirian, abaaaa.... !!" Teriak anak ketiga.

"Ando, sudah.. !! Biarkan aba kamu tenang disana.. !" Ujar nenek nya mencoba membangunkan sang Cucu yg bersimpu memeluk tubuh papa nya yg sudah meninggal.

"Ando mau ikut aba mi, aba... jangan tinggalin ando!!" Teriaknya mengguncang tubuh tak bernyawa yg terbaring.

Alya dan Ali menangis disudut ruang dan saling berpelukan, sementara tante resi yg pingsan karna shock, kini mendapat perawatan dari dokter.

"Kak.. Aba kak !" Ujar Ali ditengah isak tangisnya. Alya tak dapat berkata Apa2, hanya dapat menangis dan mempererat pelukannya terhadap Ali, mencoba kuat menghadapi cobaan berat ini.

"Aba... bangun ! Aba.... !" Ando masih menggoyang tubuh papa nya sampai akhirnya om nya datang menariknya menjauh karna jasad papa nya akan di bawa petugas rumah sakit untuk di mandikan.

"Abaaa.... jangan bawa aba ando, om ambil aba om... aba..!!" Teriak histeris ando saat melihat petugas membawa papanya pergi dari sana.

"Ando.. ando harus kuat, kamu gak boleh seperti ini ! Biarin aba kamu pergi dengan tenang... !" Ujar om nya dengan mendekapnya erat.

Ando yg histeris mencoba berontak. Namun genggaman om nya yg kuat tak dapat ia lawan.

"Ndo.. udah ! Jangan kaya gitu !!!" Ujar Alya yg masih memeluk Ali. Namun sepertinya ando tak menghiraukan. Ia masih berteriak2 di tengah tangis nya, sepertinya ia begitu hancur dengan kabar ini. Ini sangat tiba2 untuk ando membuat ando tak bisa begitu saja menerimanya. Mengingat sang papa adalah orang yg paling dekat dengan nya.

"Suster !" Om memanggil seorang suster, dan suster itu menoleh. "Tolong sus kasih dia obat penenang !" Ujar om sembari menahan kuat2 tubuh ando yg berusaha melepas diri. Suster itu mengangguk mengerti.

Menyadari hal itu ando semakin berontak. "Gak .. ando gak butuh obat penenang itu ! Lepasin om... anfo mau nemuin aba.. !" Ia menggerakkan badanbtak beraturan namun om nya masih bisa menahan.

"Cepet sus !" Ujar om.

Suster itu mengangguk mengambil bagian kecil di bokong Ando dan menyuntikkan cairan. Dan dengan itu perlahan teriakan dan histeria Ando mereda. Ia jatuh dan om nya segera membaringkan di sofa ruang tersebut.

Beberapa detik kemudian tante resi kembali. "Ada apa sama ando ?!" Tanya nya cemas saat ia melihat ando terbaring di sofa panjang. Ia terlihat berantakan dan sangat frustasi. Wajahnya merah karna emosi dan menangis.

Alya dan Ali mendekat dan memeluknya, Om menoleh. "Ando di beri obat penenang, dia histeris. Sepertinya dia belum bisa menerima kepergian mas syarief, mbk kenapa gak istirahat aja dulu !"

Tante resi menggeleng. "Aku baik2 aja !" Sahutnya.

Siang nya jasad papa dari Alya, Ali dan Ando di makam kan, semua keluarga ikut ke pemakaman, terkecuali Ando. Ia tidak diijinkan ikut ke pemakaman papa nya karna takut terjadi hal yg tidak2. Mengingat kondisi Ando yg belum bisa menerima kepergian Aba nya. Tapi ando tidak semudah itu menyerah. Ia yg memang keras hati itu berniat menyusul kepemakaman. Dan dengan sangat berantakan ia melenggang berlari keluar dari kamarnya.

Cinta Antara  "Ali, Prilly dan Ando"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang