CAAPA ||15

7.6K 540 11
                                    

Kita lanjut ya...

Happy reading,

*****

Menuruni taxi, aku menatap apartemen yang ada di depan ku. Katanya sih kak Ricky tinggal di salah satu apartement ini. Aku belum pernah kesini sebelumnya karna memang setelah kami pindah ke inggris, ini adalah pertama kalinya aku kembali lagi ke jakarta. Lain halnya dengan kak ricky. Mungkin karna dia cowok, makanya dia selalu di ijinkan pergi kemana - mana. Termasuk bolak - balik jakarta - inggris.

"Ini apartemen nya?" Tanya Randy, ia membantu membawa koper ku yang sebenarnya tidak besar.

Aku mengangguk kemudian melirik koperku dan akan meraihnya. Namun Randy terlanjur menahan lengan ku lebih dulu. "Udah, aku bawain aja...! Em, kapan kita bisa masuk?!"

"Yaudah yuk...!"

Aku berjalan mendahului randy, menaiki lift hingga akhirnya aku bisa menemukan apartemen kakak ku. Pun aku mengetuk pintunya, dan tak lama kemudian kak Ricky muncul dengan alat bantu jalannya.

"Bie???" Kak ricky melotot seolah tidak percaya saat melihat ku. Kurasa.

"Kak...?" Aku menubruknya hingga kami terjatuh bersamaan, aku memeluknya erat. Sangat erat. Selain aku sangat merindukannya, aku juga sangat khawatir padanya. Aku takut kakak ku satu - satunya ini kenapa - napa. Aku gak bisa bayangin pokoknya.

"Bie, kaki gue sakit dodol.... aduh!" Eluhnya yang langsung membuatku melepaskan pelukanku dan segera bangkit dari atas tubuh nya tapi aku belum berdiri melainkan masih duduk dilantai, disebelah kak ricky yang masih terbaring. "Hufft... punya adek satu, begonya minta ampun..."

"Sorry kak, gue khawatir sama lo... lo gak papa kan? Mana aja kak yang sakit? Siapa sih yang nabrak? Kurang ajar banget udah bikin kaki kakak gue kayak gini!"

"Heh... lo ngomong? Gak ada titik koma nya? Nyrocos kayak kereta ekspres!"

"Tapi lo sayang kan?!"

"Ya.... terpaksa..." balasnya sambil bangkit dan menyusulku duduk. Aku mengernyit mendengar responnya.

"Ish... kurang asem lo!!" Ujarku sambil memukuli pelan lengan kekarnya membuat kak ricky mengaduh di tengah kekehannya, yang kemudian akhirnya kembali memelukku.

Aku sangat menyayangi kakak ku ini. Yah, walaupun kadang dia tu nyebelin, comel, bocoran dan sok tau. Tapi dia selalu mengutamakan aku di atas segalannya. Aku bisa ngerasain kok sayang nya kak ricky sama aku. Dan akupun juga gitu, aku sayang banget sama kak ricky.

"Khem.... gue boleh gak masuk dulu!!?" Randy, ya tuhan.. kami melupakan dia. Kak ricky melepaskan pelukannya dan berusaha berdiri. Pun aku dan randy membantunya.

"Thanks Ran, sorry ya? Kita tinggal ngelepas rindu dulu..." kata kak Ricky. Randy hanya tersenyum dan mengangguk. "Yaudah yuk masuk..."

Kami bertiga akhirnya masuk dan duduk bersama di ruang tamu sembari mengobrol kecil dan minum teh hangat buatan ku.

"Kok lo bisa ikut? Gimana ceritanya?" Kak ricky menyesap teh hangatnya setelah bertanya begitu pada Randy.

"Tante uly, dia gak tega biarin Prilly pergi ke indonesia sendiri kak. Dan kebetulan saat Prilly mau berangkat gue dateng. Jadi ya... gue putusin buat ikut. Biar tante uly gak khawatir!!"

Ia mengangguk - angguk sembari melirikku setelah mendengar jawaban dari randy. Disaat itu pula lah aku memberikan isyarat mata pada kak ricky, dan sepertinya kak ricky merespon dengan baik isyarat dariku. Ia langsung menyuruh Randy untuk mandi. Aku sendiri lah yang mengantar nya ke kamar kak ricky.

Cinta Antara  "Ali, Prilly dan Ando"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang