...
Setelah pergi dari taman itu, Prilly langsung pulang dan selama itu pula dia mengabaikan semua pesan bahkan panggilan masuk dari Ali, dia terlalu bingung untuk bersikap. Dan dia butuh waktu sendiri saat ini.
Tok tok tok
Mendengar ketukan pintu dari luar kamarnya. Prilly segera menghapus air matanya kemudian bergegas untuk membukakan pintu.
"Kenapa kak??" Tanya Prilly begitu pintu terbuka dan Ricky muncul di depannya. Ricky meliriknya serius.
"Ali hubungin gue, dia khawatir tu sama lo. Katanya lo di telfon dari tadi gak di angkat - angkat. Ya.. gue bilang aja lo nya udah tidur.." Prilly mengangguk. "Lo kenapa sih?!"
"Prilly baik - baik aja kok kak!" Katanya yang kemudian melangkah masuk diikuti Ricky.
"Kalian tengkar lagi?!"
"Enggak. Malahan kita baik - baik aja.." balasnya yang kemudian duduk di pinggir kasur.
"Terus?!"
Prilly menunduk sebentar. Dalam hati dia berfikir, apa dia harus menceritakan kegundahannya pada sang kakak.
"Prill?! Lo ada masalah?!"
"Gue..."
Melihat keseriusan di wajah Prilly membuat Ricky melangkah mendekat. "Lo kenapa?!" Tanyanya setelah duduk disamping Prilly. Dia menatap Prilly dengan tegang.
Prilly memejamkan mata. Ia sendiri ragu untuk menceritakan masalahnya pada sang kakak. Tapi disisi lain, dia sangat ingin mengeluarkan uneg - uneg yang membuatnya benar - benar penat.
"Dek, lo... lo gak hamil kan?!"
"Apa?!" Pekik Prilly seraya menoleh pada sang kakak. Melihat ekspresi prilly, Ricky jadi lega. "Gak lah kak, gila lo ya, mana berani gue..."
"Huft... syukurlah. Bukan apa dek, gue cuma khawatir. Kita emang tumbuh besar di inggris, tapi jangan sampai kita kebawa pergaulan mereka, gue biarin kalian selama ini karna gue percaya sama kalian. Apalagi Ali, dari pertama kali kakak liat dia kakak yakin kok, dia orang baik. Untuk itu kakak gak pernah khawatir dengan apapun yang kalian lakuin asal itu normal..." jelas Ricky panjang lebar. Prilly hanya diam.
"Tapi bener kan lo gak hamil?!" Tanyanya sekali lagi.
"Enggak kak, kita gak pernah lakuin hal macem - macem diluar batas, apalagi ngelakuin yang kayak gitu. Sumpah.. bukan itu yang mau Prilly omongin..."
"Terus?!"
Prilly kembali diam. Membuat Ricky sekali lagi menatapnya serius.
"Ali ternyata kembar kak..."
Ricky menegakkan badannya. "Dan lo baru tau??"
Prilly mengangguk dan ricky bisa langsung faham dengan apa yang sedang dialami sang adik. "Ternyata, bukan Ali orang yang selama ini Prilly cari kak. Tapi Ando..." lanjutnya.
Ricky mengernyit. "Ando?!"
Prilly mengangguk. "Ando itu nama kembaran Ali.."
"Gimana lo bisa tau kalo orang itu bukan Ali..? Lo udah bukti'in?"
"Ya..." balas Prilly. "Bukti yang pertama, Ali sama sekali gak ngenalin gue sedari awal kita ketemu, sementara saat gue ketemu Ando, dia langsung manggil gue macan.."
Ricky meraup mukanya. "Terus? Apa Ali udah tau soal ini!?"
Prilly menggeleng. "Ando bilang, jangan sampai Ali tau soal ini. Dia bilang, gue harus lupain dia dan semua kenangan kita..." Prilly menunduk dan mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Antara "Ali, Prilly dan Ando"
Fiksi PenggemarCinta segitiga? bisa juga dibilang begitu.. tapi mungkin alur nya yg gak pasti bisa buat kalian tertarik.. :) ini story ke - 2 ku.. :) semoga suka..