No edit... sorry typos
Happy reading....
...
"Kak Alya? Tumben kesini?!" Sapa Prilly girang. "Ayo masuk kak...."
Alya tersenyum. "Ali disini kan?"
"Iya, dia masih ganti baju. Mau minum apa kak?"
"Gak usah ah. Kayak sama siapa aja lo..."
Prilly terkikik. "Ya kan gak papa disiapin minum..."
"Kai?!" Ali datang dan bergabung. "Dari mana?!"
"Dari apartement lo.." balas Alya datar dan disaat itu pulalah Ali tau Alya marah padanya. Ali mengangguk - angguk kecil seraya duduk di sofa panjang, di samping Prilly.
Mengerti situasi sedikit canggung Prilly pun berpamitan kedapur untuk membuatkan mereka minum.
"Jangan sekarang kai..." cegah Ali ketika Alya sedikit membuka mulutnya seolah ingin mengatakan sesuatu. Bibir Alya mengatup lagi kemudian dia membuang mukanya. Tapi sepertinya bibir Alya gatal untuk tidak berbicara pada adik bandelnya satu ini.
"Gue gak ngerti sama jalan fikiran lo..."
"Semua buat Ando. Dia udah sangat menderita selama ini, gue cuma mau dia bahagia.. gak adil rasanya kalo gue juga harus ambil cinta pertamanya..."
Alya tersenyum mengejek. "Tapi kita semua tau, Prilly milih lo..."
"Ando lebih butuhin dia..."
"Dan Prilly butuhin lo, Li. Kalo cara fikir lo kayak gitu terus, apa nanti kalo lo udah nikah dan Ando minta istri lo. Lo juga akan kasih istri lo itu ke dia? Sinting ya lo...."
Ali tak menjawab dan ruangan menjadi hening dalam beberapa saat. "Dimana Ando?!"
"Di apartement. Tidur!"
"Apa dia tau kalo gue dateng?!"
"Hey... ngobrolin apa sih?!" Seru Prilly begitu dia kembali dengan membawa nampan yang berisi dua buah gelas dan sepiring buah segar. Ali mendongak tersenyum.
"Mau tau aja sih?!" Balas Ali.
"Udah, jangan pada bersitegang. Nih minum dulu tehnya. Biar anget..."
Alya tersenyum. "Thanks ya bie... tau aja gue butuh yang anget - anget!" Katanya seraya mengangkat teh hangat buatan Prilly dan menyesapnya. Prilly tersenyum kecil.
"Lo habis ini mau kemana kai?!" Tanya Ali.
"Ketemuan sama client lo di restorant deket - deket sini. Makanya gue mampir. Oya.. gue juga bawa ini!!" Alya merogoh tas nya kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. Sebuah cincin. Cincin lamaran pertunangan Ali yang beberapa hari ini Ando pakai.
"Gue nemuin ini di kamar mandi lo. Kayaknya lo lupa makai lagi setelah dari kamar mandi..." lanjut Alya. Ali menerimanya dan segera memakainya.
"Thanks ya..." balas Ali.
"Untung gak ilang!" Sahut Prilly.
Ali tersenyum. "Ya gak lah sayang.. kalopun ilang aku beli lagi.."
"Ya udah deh. Kalo gitu gue pamit ya? Gue gak bisa lama - lama. Kan gue harus nyelesein tugas lo boss..." pamit Alya yang sengaja menekan kata boss di akhir kalimatnya.
Ali mengendus. "Ada baju kerja aku sayang?!" Tanya Ali. Prilly mengangguk. Ia sendiri sedikit merasa tidak enak pada Alya. Karna Prilly fikir, Alya marah akibat Ali terlalu sering menghabiskan waktu bersamanya dan melupakan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Antara "Ali, Prilly dan Ando"
FanfictionCinta segitiga? bisa juga dibilang begitu.. tapi mungkin alur nya yg gak pasti bisa buat kalian tertarik.. :) ini story ke - 2 ku.. :) semoga suka..