Chapter 1

4.8K 409 0
                                    

Sejak kejadian itu ily memutuskan pindah sekolah . Ily tidak punya pilihan lain kecuali menjauh dari ali.

Luka yang digoreskan terlalu dalam membekas dihati ily .

Flashback on
"Ily mau ikut oma aja bund , ily gak mau satu sekolah sama ali lagi . Ily gak sanggup untuk bertemu dia lagi bund"

Ily memang sangat terbuka dengan kedua orang tuanya . Hampir setiap momen yang dia lewati selalu dia ceritakan kepada ayah dan bundanya

"Ily , bukan begitu cara nya menyelesaikan masalah nak . Sampai kapan kamu akan menghindar dari masalah . Belajarlah untuk memaafkan , bunda yakin ali punya alasan kenapa bersikap seperti ini" ibunda ily meyakinkan .

Kondisi ily semakin hari semakin buruk ily menjadi pendiam . Tidak ada ily yang cerewet yang manja dan murah senyum . Bahkan ily sering sekali membolos sekolah hanya karna tidak ingin bertemu dengan ali

Dengan mempertimbangkan kondisi ily ,orang tua ily memutuskan untuk memindahkan ily ke rumah oma nya dibandung.

Flashback off

"Aaa akhirnya sekarang gue udah jadi mahasiswa"

"Ly jangan lebay deh lo ,malu gue . Liat tuh orang orang pada ngeliatin lo" protes gritte pada ily .

Ily diterima menjadi mahasiswa jurusan psikologi sesuai dengan yang dia inginkan bersama gritte , orang yang selalu mendukungnya untuk bisa mengalahkan sakit hati yang terlanjur menguasai hatinya .

Brukk

"Aduh , kalo jalan mata lo juga dipakek dong jangan kaki aja yang lo pakek. Gak liat lo ada gue disini " tubuh ily yang mungil jatuh tertimpa buku buku yang dia bawa.

"Eh saya buru buru permisi" cowok berbaju hitam berkacamata itu berlalu dari hadapan ily .

" astaga emang ya gak ada sopan sopan nya tuh cowok, minta maaf kek , bantuin kek " ily mengomel merapikan buku bukunya yang jatuh tercecer .

"Ly lo gak papa? Makannya jangan kecil kecil dong lo kesenggol dikit udah ambruk aja" ejek gritte

"Udah? Lo itu ya bukannya bantuin gue malah ngomelin gue . Eh denger ya gritte sahabat gue satu satunya gue gak kecil tapi mungil "

"Haha lo lucu pril lucu banget . Udah ah yuk cari kelas kita . Gue denger dosen kita hari ini killer abis lo . Lo mau dihukum hari pertama lo masuk kuliah"

"Apaan sih tte garing lo "

Mereka kembali mencari kelas yang akan mereka tempati .

ILY

Aroma tubuh itu aku kenal sekali . Meskipun wajahnya tak terlihat.

Ya tuhan jangan lagi kau kembalikan dia dikehidupaku , aku takut untuk kembali membuka luka lama ini.

Aku barusaha untuk berfikir positif pada diriku sendiri bahwa aroma tubuh itu bukan milik ali.

Kejadian 2 tahun yang lalu benar benar membuatku trauma dengan eros.

Cinta antar lawan jenis. Cinta yang mewarnai berbagai kisah dan dongeng indah didunia. Cinta yang tak berujung kebahagiaan.

Aku dan ali sudah lama bersahabat sampai pada akhirnya kami memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih .

Cinta kami terjalin dengan indah selama 2tahun lamanya. Selalu berbagi , tertawa dan mengahabiskan waktu bersama .

Sayangnya , semua itu harus berakhir dengan penghianatan. Yang aku tau dia sedang bermain api dengan salsa .

Salsa adalah teman seperjuanganku dari tk.kami bertetangga dan kami selalu diperlakukan istimewa.

Tapi kami berbeda, salsa selalu diistimewakan karna kemolekan tubuh dan kecantikan wajahnya. Tapi aku , aku istimewa krna aku selalu menjadi juara umum artinya aku dikenal karna prestasi buka karna fisik.

Aku juga tidak mengerti kenapa ali dan salsa tega melakukan itu semua padaku. Aku juga tidak pernah menanyakan hal ini pada mereka

Aku terlanjur dibutakan dengan rasa kecewaku . Aku belum bisa berdamai dengan masalaluku itu mungkin karna terlalu dalam rasa sakit yang ali dan salsa torehkan untukku.

----

"Ly mati kita udah dimulai tu kuliahnya , lo duluan deh yang masuk ,kan gara gara lo kita telat "gritte mendorong tubuh ily merapat kepintu kelas

"Eh eh apa apan lo te , kenapa gue . Ish lo ini ya bener bener nyebelin "umpat ily

Dengan terpaksa ily mengetuk pintu kelas yang sudah terlihat sepi . Hanya terdengan suara barinton sedang menjelaskan perjanjian belajar mengajar.

Cleklekk

"Permisi pak maaf kami terlambat" ily menundukkan kepala nya tidak berani menatap kearah dosen nya.

Suara tawa menggema dari seisi ruang kelas . Tanpa mereka sadari suara barinton itu bukan berasal dari dosennya melainkan ketua tingkat dari kelas mereka.

"Tau gini masuk dari tadi kali tte " omel ily dengan mata yang menjelajah keseluruh ruangan mencari bangku kosong .

" udah deh ly jangan ngomel terua , cepet tua lo ntar "

ALI

Hari pertama kuliah , aku memang termasuk mahasiswa istimewa. Aku masuk lewat jalur undangan tanpa perlu tes tulis terlebih dahulu.

Tapi , itu tidak membuatku berpuas hati dan menyombongkan diri .

Universitas Indonesia , salah satu universitas impianku bersama ily.

Hey apa kabar gadis manisku itu , dia pergi tanpa memberi kesempatan untukku menjelaskan apapun.

Aku tahu luka hatinya sangatlah dalam dan aku menyesal meskipun terlambat . Aku juga tersakiti tapi disini akulah yang bersalah .

Brukk

Sial aku terlalu terburu buru , pak brian dosen waliku mendadak memintaku untuk menemuinya pagi ini.

tanpa meminta maaf dan menolongnya aku pergi begitu saja. Kudengar suara omelan nya menjauh.

Pak brian memintaku untuk menyampaikan perjanjian belajar karna beliau berhalangan hadir didalam kelas.

"Permisi pak kami terlambat"

Suara itu , aku ingat sekali suara ini . Mungkinkah ini gadisku . Jika benar aku mohon Tuhan hentikan waktu , aku belum siap untuk bertemu dengannya lagi "

-----

" sudah , kita lanjutkan diskusi kita " ali meredam tawa diruang itu.

" jangan lagi ya Tuhan " ily berkata lirih

Ali membalikkan tubuhnya , wajah santainya berubah menjadi tegang . Degup jantungnya berpacu lebih cepat .

Untuk pertama kalinya ily dan ali bertemu . Dengan keadaan yang berbeda , dan juga rasa yang berbeda.

Pandangan mereka sama sama terkunci. Tidak bisa tergambar apakah itu pandangan rindu benci atau tidak peduli.

1 menit 2 menit 3 menit suasana kelas menjadi hening . Seolah seluruh kelas ikut hanyut dalam keheningan yang diciptakan ali dan ily .

"Lo ga papa ly" gritte menepuk bahu ily

"Eh hah , ga..gak papa te gue ketoilet dulu ya "

Ily kembali lagi , kembali mencoba menghindar dari alinya .

Tidak ada yang bisa dilakukannya kecuali menangis.

Ily memang telah kembali menjadi dirinya . Tapi itu bukan menutup luka lamanya.

Ily sudah mencoba untuk berdamai dengan hatinya bertekad jika suatu saat bertemu dengan ali bisa berdamai. Nyatanya lukanya masih belum terbuka lebar.

------

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang