Chapter 12

2.8K 230 0
                                    


"Biarkan luka itu membekas agar aku dapat dengan mudah mengingat mu"

**

Ily menjauh dari ali. Ia tau jika keputusannya akan menyakiti banyak pihak.

Tapi demi anak yang sedang berada didalam rahimnya ia perlu mendapatkan ketenangan.

Ily pergi meninggalkan rumah. Ia tidak ingin masalah yang ia hadapi terlalu berlarut larut dan akan mengganggu kandungannya.

"kakek ily pengen mangga muda deh, dimana ya kek carinya"

Ily mulai membiasakan diri untuk memenuhi masa ngidamnya sendiri. Di masa seperti ini ily tak ingin merepotkan siapa pun.

Jika ia bisa sendiri menikmati saat prosesnya mengapa ia harus melibatkan orang lain saat masa sulitnya. Setidaknya itulah yang ada dibenak ily saat ini.

Ily sedang berada di sebuah desa. Ia menjauh dari hiruk pikuk perkotaan. berharap akan mendapatkan ketenangan disini.

Ily tinggal bersama kakek salim disebuah rumah yang tergolong sangat sederhana dan menghadap kearah danau kecil.

Udaranya terasa sangat sejuk. yang membuat siapapun akan betah jika berlama lama disini.

Kakek salim adalah ayah dari ibunda ily. Sebelum ily pergi kerumah kakek salim ily telah menemui kedua orang tuanya.

Sungguh ayah dan ibunda ily sangat kecewa dengan tindakan ali. Mereka tak menyangka ali bisa melakukan hal tersebut.

Tetapi ayah dan ibunda ily juga tidak ingin langsung menyalahkan ali tanpa mendengarkan alasan ali.

"ily pengen mangga? Nanti kakek carikan ya. Sepertinya pohon mangga dikebun belakang sedang berbuah"

kakek salim dan ily sedang duduk ditaman dekat danau.

"nggak kek, ily pengen cari sendiri. Ada galah kan kek?" ily beranjak dari tempat duduknya , buru buru kakek salim menahannya.

"besok saja, cucu eyang ini pasti memahami jika umi nya sedang quality time dengan eyangnya"

ily terkekeh ,ia kembali duduk disamping kakek salim menghabiskan sore nya dengan perbincang ringan.

**

Ali duduk menyenderkan bahunya pada sisi balkon kamarnya. Pikirannya sedang kalut . Ia tak bisa tenang dan berkonsentrasi.

Keadaan istrinya yang tidak ada kepastian membuatnya tak pernah terlihat baik baik saja.

Pekerjaanya terbengkalai, proyek yang ditargetkannya selesai malah berantakan tak karuan .

Flashback on.

Ily menyisihkan tangan yang melingkar dipinggangnya. Meraih jaket yang tergantung didekat pintu. diamati nya keadaan rumah yang sudah terlihat sepi itu.

Tap tap tap

Ily menuruni tangga. Dengan sebuah tas jinjing ditangannya. Ia sudah mempersiapkan semuanya sejak hari dimana ali meragukan anak yang dikandungnya.

"mang ujang tolong anter ily balik ke bandung ya" ily membangunkan mang ujang.

"ada apa neng? Kok tiba tiba pulang kerumah bandung?" jawab mang ujang sembari membasuh muka.

"gak papa mang, ini dedek bayinya pengen ketemu eyangnya" ily tersenyum sambil mengelus perutnya yang masih rata.

Tanpa kembali banyak bertanya mang ujang segera menghidupkan mesin mobil dan segera melajukannya.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang