Chapter 16

2.9K 208 0
                                    

"Apapun itu kejujuran adalah hal yang sangat dibutuhkan"

**

Tidak ada percakapan setelah kejadian sore itu. ali masih memberikan waktu untuk ily menenangkan dirinya.

Ali sendiri seperti merasakan dejavu. Belum genap satu bulan ia selalu menikmati paginya dengan hangat kali ini ia harus kembali seperti sedia kala. Dingin, tanpa sapa hangat dari istrinya.

"ali.." ily  memasuki kamar setelah menghilang dari ia membuka mata. ily  membawa sebuah nampan berisi sarapan pagi untuk ali.

"kamu dari mana sweety" ali menghampiri istrinya yang duduk di sofa dekat jendela.

"sarapan pagi untuk abi" ily menyuapi suaminya.

Ali yang mendapatkan perlakuan tak biasa dari ily hanya mampu mengulum senyum.menikmati setiap moment yang jarang ia dapatkan.

"aku boleh Tanya sesuatu gak sama kamu" Tanya ily sambil membereskan bekas makan ali.

Ali meraih tangan ily, menciumnya. Pandangannya tak lepas dari mata hazel yang meneduhkan itu. cuaca pagi itu sangatlah cerah tapi entahlah, udara didalam ruang kamar itu menjadi sangat dingin  seolah mengikuti suasana yang diciptakan oleh pemiliknya bahkan hangatnya mentari tak mampu mencairkan suasana diantara mereka.

"tanyakan semua yang mengganjal dihatimu sweety" ali membelai lembut pipi ily. Ily memejamkan mata sejenak menikmati perlakuan suaminya.

Ily mempererat genggaman tangannya. " jika kamu dihadapkan pada satu pilihan, antara aku dan anak kita..."

Ali meletakka jari telunjuknya tepat dibibir ily, menghentikan pertanyaan ily yang belum selesai "kamu dan anak kita sama sama penting dan berarti bagiku, aku tidak akan pernah mau memilih. Aku akan berusaha semampuku untuk menjaga kalian berdua"

Ily tersenyum simpul mendengar jawaban ali. "aku boleh minta satu hal"

Ali mengangguk mengiyakan.

"aku mau kamu rawat anak kita dengan baik, bahagiakan dia" ali mengernyitkan dahinya.

"pasti, kita akan membesarkan nya dengan kasih sayang dan selalu memberikan kebahagian yang kita bisa"

Dengan cepat ily menghambur kepelukan ali. Buliran bening yang ia tahan kembali mengalir. Ali yang Teheran heran hanya membalasan pelukan ily membiarkannya untuk berada didekapannya melepaskan apa yang menjadi beban .

"ada apa? Apa ada masalah dengan kandunganmu?" ily menggeleng cepat.kembali menelusup didada bidang ali.

"semua akan baik baik aja" ali mencium ujung kepala ily

**

Baru saja terjaga dari alam mimpinya, ponsel yang selalu disandingnya sudah berdering menandakan sebuah pangilan masuk.

"selamat pagi" jawab ali dengan suara khas bangun tidur.

"hah? Iya gue turun sekarang" ily yang baru saja terbangun karna suara ali mencekal  tangan ali yang hendak turun.

"siapa?"

Ali mengelus pipi ily. "cindy"

'kenapa tiada hentinya Tuhan mengujiku' batin ily bersuara.

Ily melepaskan tangannya. Menelusup kembali kedalam selimut tebalnya. Tak berniat untuk ikut menemui tamu ali. Bahkan ali belum menjelaskan tentang apa yang dikatakan oleh salsa,hal ini membuat ily semakin tak berniat untuk ikut ambil bagian dalam pertemuan itu.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang