Chapter 6

3.2K 255 0
                                    

"percayalah ,kebahagian itu hadir karena kita yang menciptakaannya"
----------------------------------

PRILLY

Menjalani sebuah kisah layaknya cerita didalam dongeng yang selalu berakhir dengan manis adalah mimpi sebagian pasangan, termasuk aku dan ali. Besar harapan kami untuk merangkai kisah yang berakhir bahagia.

Dan pada akhirnya aku dan ali memutuskan untuk benar benar menjadi sahabat "hidup" .

Sahabat satu nafas , satu detak jantung. Saling berdiri disisi satu sama lain selalu mendukung, mengarungi jalanya kebahagian dan kesedihan. Melewati suka duka kehidupan bersama.

Ali yang memang lebih unggul Dibanding aku lebih dulu mencapai gelar sarjananya. Sudah banyak rencana masa depan yang telah kami susun. Tapi kembali lagi kami hanya merncanakan Tuhan lah yang menentukan.

Satu hal yang aku yakini dari ali, dia calon imam yang kucari. Dia selalu menjagaku dengan baik , menerima segala kekuranganku. Kami menjalani hubungan ini mengikuti takdir yang sudah tergaris. Adalah sebuah kesalahan jika aku tidak mencoba memperbaiki hubunganku dengan ali dulu.

Sekarang aku merasa lengkap, mendapat seorang sahabat hidup yang sempurna.

--------------------------------------

Ali menuruni sedang hitamnya membukakan pintu untuk calon pendampingnya.

"sudah siap sweety" tangan ali terulur menyambut ratunya turun dari dalam mobil.

"always honey" senyum merekah dari bibir ily tak hentinya Memudar.

Hari ini adalah hari pertunangan ali dan ily. Bak seorang raja dan ratu hari ini ali dan ily disandingkan.

Ily terlihat sempurna dengan gaun berwarna putih yang mengexpose punggungnya yang mulus. Begitu pula ali terlihat sangat tampan dengan setelah jas berwarna senada dengan gaun milik ily.

"mama dan bunda harap, kalian akan senantiasa mendapat berkah disetiap langkah kalian" bunda uli memberi pesan pada anak dan calon mantunya itu.

Acara diadakan disebuh ballroom hotel. Tidak begitu meriah , ali dan ily hanya mengundang kerabat dekat saja.

------------------------------------------

"terimakasih sudah berada disisiku selama ini, aku harap gak akan ada lagi kata perpisahan setelah ini" ali mencium ujung kepala ily dan memeluknya.

"jangan mendahului takdir honey, kita jalani saja yakin jika Tuhan memang menjodohkan kita" ily sedikit melonggarkan pelukkannya.

Ily bukan belum yakin pada setiap langkah hubungannya dengan ali, hanya saja ily selalu tidak ingin merasakan sakit yang berlebih lagi.

"kamu seperti ragu dengan keputusan ini" ali mulai sedikit terganggu dengan perkataan ily.

"hey dengerin aku " ily meraih wajah ali membuat ali menatapnya.

"aku cinta sama kamu, aku gak pernah mau mendahului takdir. Tapi aku yakin kamulah takdirku" jawab ily meyakinkan.

Sekali lagi ali mencium keningnya. Ciuman yang melambangkan ketulusan.

-----------------------------------------

Ily masih sibuk dengan perkuliahannya , ia berada disemester akhir yang artinya ia sangat disibukkan dengan skripsi.

Berbeda dengan ali , ali sudah mulai berkerja diperusahan milik papanya.

Tadinya ia menolak untuk menerima secara instan kesuksesan yang sudah ada, ia juga ingin merintis sendiri karirnya. Mengingat ia sebentar lagi akan menjadi seorang kepala keluarga akhirnya ia menerima tawaran papanya .

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang