Chapter 4

4.1K 290 0
                                    

"Bukankah lebih menyenangkan sahabat rasa pacaran dari pada pacaran tapi cuek cuekan"

---------------------------------

Yang lalu biarlah menjadi masalalu masih ada sesuatu yang harus diraih tanpa perlu menjadikan masalalu sebagai penghalang.

Ali dan ily kembali dalam jalinan pertemanan. Hubungan keduanya sudah sangat membaik. Tak jarang ily sering melupakan ite karna sibuk menemani ali.

"Mau ketemu ali lagi ni" tanya itte sambil menghabiskan sarapannya.

"Iya te mumpung hari minggu , gue mau kerumah ali. Ketemu om sama tante"

ily sudah bersiap dengan dres putih diatas lutut dipadukan dengan flatshoes senada dengan minibag yang ia bawa.

"Ati ati lo , ketemu mantan calon mertua lo, disuruh pulang lo ntar"

Ite memang telah mengetahui orang yang selama ini membuat ily terpuruk adalah ali. Itte sempat tak mengijinkan ali menemui ily dengan alasan tidak ingin ily kembali menjadi terpuruk. Tapi setelah mendengar penjelasan ali dan ily ite memperbolehkan ali dekat kembali dengan ily.

"Te gimanapun hubungan gue sama orang tua ali masih sangat baik. Ya meskipun gue sama ali sempet kurang baik. Jadi lo ga perlu kuatir kalo orang tua ali gak nerima gue" jelas ily.

Ily melajukan honda jazz putihnya menyusuri jalanan kota jakarta yang nyaria tidak pernah tidur.

-----------------------------------------

"Asalamualaikum"

"Walaikumsalam, aduh cantiknya anak kesayangan tante. Apa kabar sayang. Tante kangen banget sama kamu" mama resi menghambur ketubuh ily, memeluknya.

Mama resi memang sangat dekat dengan ily, dulu hampir setiap minggu mereka selalu berdiskusi untuk menemukan resep makanan baru. Mama resi memang dulu sempat membuka restoran sebelum ditutup karna harus pindah kejakarta.

"Aduh tante ily gak bisa nafas nih" ily mulai bersikap manja.

"Duh maaf ya sayang. Masuk yuk tante kangen banget sama kamu" mama refa menggiring ily masuk kerumah.

"Ali masih tidur ly, biasanya kalo hari minggu gini dia bangun siang"

"Ily gak nyari ali kok tante, ily nyari tante kangen pengen ngobrol ngobrol lagi sma tante" ily mencoba mengelak.

Munafik jika ily tidak kembali menaruh simpati pada ali. Bagaimanapun ali merupakan salah satu orang yang pernah berarti dalam hidupnya. Bahkan mungkin masih sangat berarti.

"Kamu masih marah ya sama ali" mama refa mulai serius.

"Kasian dia ly, semenjak kamu pergi ali seperti tidak mempunyai semangat hidup. Emosinya mudah sekali meledak ledak. Tapi dia harus melakukan itu, demi keluarga dan juga demi kamu syang"mama refa menggenggam tangan ily.

"Ily udah denger semua penjelasan ali tante, ily tau ali gak salah. Tapi rasanya ily masih belum bisa buat hubungan kami balik lagi kaya dulu. Tante tanang aja aku sama ali baik baik aja kok cuma ily masih belum bisa lebih dari temen" jelas ily membalas genggaman mama refa.

Tak perlu waktu lama untuk ily menempatkan diri dikeluarga ini. ily memeng istimewa dia selalu tulus kepada semua orang. Sehingga orang lainpun lebih mudah sayang padanya.

Hampir 3 jam ily dan mama refa menghabiskan waktu didapur. Mereka berdua memilik hobi yang sama yaitu memasak.

"Mama laper" suara khas bangun tidur itu sampai keruang makan.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang