Chapter 14

3K 212 0
                                    


Ali masih termenung dibalkon kamarnya. Menikmati senja yang sedikit menenangkan hatinya. Kepalanya terangkat untuk lebih jelas menikmati matahari yang akan segera kembali keperaduaannya.

'sampai kanpan' ali sejenak memejamkan mata menghirup nafas dalam dalam berharap rasa rindunya akan sedikit berkurang bersama nafas yang ia hembuskan.

Tidak ada alasan untuk ali menyerah. Ali sudah membulatkan tekatnya untuk menemui ily.

**

Rumah orang tua ily sudah mulai dipadati oleh sanak saudara dan para undangan. Hari ini akan dilaksanakan acara tujuh bulanan usia kandungan ily.

"ily sudah siap nak?" bunda uli menghampiri ily dikamarnya.

"siap ma, ily gak sabar nunggu malaikat kecil ini hadir dibumi" ily mengelus-elus perutnya menyampaikan seluruh rasa syukur atas anugrah-Nya.

"iya sayang ayo pengajiannya udah mau mulai"

Ily dan mama uli menuruni tangga menghampiri para tamu undangan yang telah hadir dengan senyum merekah dibibirnya. Dibalut baju terusan berwarna putih dengan kerudung yang senada ily terlihat sangat cantik.

"kamu selalu cantik, bahkan lebih cantik saat perutmu membuncit"

Ily duduk disisi mama refa. Raut wajah ily terlihat sangat bahagia melihat banyaknya para tamu undangan dan kerabat yang datang ikut mendoakan ia dan calon bayinya.

Ily masih sibuk berbincang dengan mama refa dan sanak saudara.ily begitu antusias menceritakan masa masa kehamilannya.

"aku kangen kamu" ily tercekat mendengar suara laki laki yang sudah hampir seusia kandungannya tidak pernah didengar nya.

Ily membalikkan tubuhnya, dilihat suaminya sudah berlinang air mata berada dihadapannya. Ali terlihat lebih tampan.

Tanpa ily sadar ily melangkahkan kakinya mendekat. Tangan kanannya terayun menyentuh wajah tampan suami yang sangat ia rindukan.

Tak ada kata yang terucap. Ali dan ily melepas rasa rindunya melalu pandangan. Dengan air mata yang terus menetes menjelaskan segala rasa yang telah menyiksa mereka selama berbulan bulan.

Ali sejenak memejamkan mata menikmati sentuhan yang sangat ia rindukan. Dengan perlahan ia meraih tangan yang sedang mengusap pipinya dan dibawa keujung bibirnya lalu dikecupnya.

"aku sangat merindukanmu sweety, sangat..." ali membuka matanya menatapnya sekali lagi dan memeluknya.

"aku lebih merindukanmu suamiku" dengan masih sesegukan ily menjawab.

Para tamu undangan dan keluarga hanya menikmati live drama dari sepasang suami istri ini. Mereka ikut larut dalam suasana didalam ruangan itu.

Ali merenggangkan sedikit pelukannya. "sedikit mengganggu ya anak abi ini belum juga lahir" ali menggoda ily sambil mengelus-elus perut ily yang membuncit.

"ali ihh" ily memukul lengan ali dan melepaskan pelukannya.

"bukan anak abinya nak" ily seoalah berbicara pada calon bayinya.

Ali memeluk ily kembali. "ini anak abi , darah daging abi" ali mencium perut ily.

"udahan nanti lagi , kalo nunggu kalian kelar bisa bubar tuh tamu undangan" ayah rizal mengingatkan pasangan yang kembali dimabuk asmara ini.

Ali dan ily hanya terkikik geli . mereka mengambil posisi duduk dan mengikuti rangkaian acara yang diadakan.

**

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang