Ali menghentikan langkah kakinya , cahaya dari celah jendela kamar sedikit mengusik tujuan ali.dibelokkan langkah kakinya menuju kamar. Kamar safira.
"Huh.." ali menghela nafas kelegaan. Kejadian tempo hari dirumah sakit memang membuatnya menjadi sedikit trauma.
Bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman , pemandangan yang jarang sekali ia nikmati.Ily sedang menimang putri kecil mereka. Ali melangkahkan kaki mendekat.
"Aku merindukanmu sweety" tangan kekar ali sudah melingkar dipinggang ily. memeluk dari belakang.
"Aku lebih" seulas senyum kembali tersungging dari bibirnya.
Tak banyak percakapan diantara mereka. Ali dan ily hanya menikmati kebersamaan yang jarang mereka dapatkan. Ali selalu sibuk dengan urusan kantornya. Berangkat pagi saat safira belum terbangun dan kembali saat safira sudah tertidur.
"lusa adalah jadwal pertama untukmu melakukan kemotrapi sweety" ali meraih safira yang sudah tertidur dari gendongan ily dan meletakkannya kedalam box bayi.
Sejak kehamilan ily memasuki bulan keenam ali memang sudah merancang sebuah kamar khusus untuk anaknya. Sebuah kamar bercat biru bernuansa doraemon. Sesuai keinginan ily. dengan detail, ali memberikan kesan yang nyaman saat memasuki dunia doraemon buatannya.
Sayang saja , kamar itu tidak pernah ditempati. Hanya box bayi yang sudah dipindah kedalam kamar ali dan ily. mengalah agar mereka bisa selalu dekat dengan safira.
Ali tak ingin membuat istri kesayangannya kelelahan. Bolak balik kekamar saat safira menangis. Dengan berat hati ali harus merelakan kamar desainnya untuk tidak ditempati.
"Bolehkah aku mengeluh?" Ily menyandarkan kepalanya didada bidang ali. Menikmati semilir angin malam dijendela kamarnya.
"Mengeluhlah sweety , tapi berjanjilah satu hal padaku" ali mengusap usap lembut punggung ily. Menyalurkan ketenangan.
Tidak banyak yang bisa ali perbuat, ia tahu beban yang dipikul ily sangatlah berat. Ia harus bertahan. Waktu dimana harus ia habiskan menjadi seorang ibu, harus ia bagi dengan penyakitnya.
"Apa?" ily mendongakkan kepalanya , menatap sayang suami tercintanya.
"berjanjilah hanya untuk sekali ini saja mengeluh" ali mencium kening ily.
Ily mengerutkan keningnya masih tak paham dengan jawaban suaminya. Ali yang dipandang bingung hanya tersenyum. Kembali menangkup pipi ily dengan ibu jarinya.
"Mungkin mengeluh memang bisa melegakan hati tapi tidak mengurangi masalah yang terjadi. Kita hanya perlu mencari solusi dari masalah yang ada"
Ily memanggut manggutkan kepala pertanda memahami perkataan ali.
"berjuanglah untuk kami. Kami hanya bisa memberi semangat dan yang harus berjuang adalah kamu"
"Aku tidak berani untuk berjanji,jujur saja aku lelah. aku tak ingin memulainya. Biar saja aku seperti ini. Jika tuhan mengkehendaki aku untuk sembuh pasti aku akan sembuh" sisi beranjak dari pelukan ali. Melangkah kembali keranjangnya.
Ali melipat tangan didepan dada. Pandangannya lurus menatap ribuan bintang yang senantiasa menemaninya. Tubuhnya ditumpukan pada sisi jendela.
"Tuhan tidak akan mengkendaki jika kita saja sudah menyerah dan tidak mau berjuang, bagaimana bisa kuasa Tuhan akan sampai padamu? Semua itu butuh proses sweety. Mungkin dengan pengobatan ini Tuhan akan memberikan kuasaNya padamu"
Ali lalu berjalan kesisi ranjang, menarik selimut ily sebatas dada. Kecupan penuh kasih sayang jatuh pada ujung keningnya sebagai penghantar tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything
Fanfiction"Biarkan aku mencari sendiri dimana sisa serpihan hatiku, meskipun aku tau aku tidak akan mampu mengembalikannya seperti semula"~Illy "Izinkan aku membantumu untuk mengumpulkan kembali serpihan hati , karna akulah yang bertanggung jawab atas semua i...