Chapter 17
Ali berjalan mondar mandir didepan ruang UGD. Ali merutuki dirinya sendiri bagaimana bisa ia tak mengetahui apa yang terjadi pada istrinya. Diusap wajahnya dengan kasar, rasa khawatir akan keadaan calon bayinya dan istrinya hampir membunuhnya.
Untung saja perjalanan mereka sudah berakhir , hanya saja rencana awal datang ke Jogjakarta untuk menghadiri resepsi cindy dan leo menjadi berkunjung ke rumah sakit.
Kali ini ia benar benar tak bisa memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada ily, seharusnya memang ia tak menuruti permintaan ily untuk melakukan perjalanan sejauh ini.
"bisa ikut saya sekarang pak" sapa dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD.
Tanpa menjawab apapun, ali segera beranjak dari bangku dan segera mengekor dibelakang dokter. Ditariknya bangku dihadapannya sehinggga menimbulkan suara bising.
"tenangkan diri bapak telebih dahulu" dokter itu menarik selembar kertas dari dalam amplop.Ali mengerutkan dahinya mangamati apa yang dilakukan dokter.
"ini hasil pemeriksaan nya, apa bapak ali mengetahui bahwa kandungan ibu ily megalami masalah?" dokter masih membaca hasil pemeriksaan ily.
"kandungan istri saya baik baik saja dok, baru beberapa minggu yang lalu saya mengantarnya memeriksakan kandunganya dan dokter mengatakan bahwa kandungannya dalam keadaan yang baik" ali menjelaskan.
"bagaimana mungkin bisa? kandungan ibu ily sudah bermasalah sejak kandungannya memasuki usia enam bulan pak"
"apa masalahnya akan berdampak buruk dok pada anak dan istri saya?" ali manatap tajam kearah dokter.
"tentu pak, resiko terburuknya kita hanya bisa menyelamatkan salah satu dari mereka"
Ali menghela nafas mengacak acak rambutnya yang sudah terlihat sangat berantakan.lagi lagi kenyataan pahit yang harus dihadapinya. Padahal baru saja kebahagiaan hadir diantara mereka.
"tapi kami akan berusaha memberikan yang terbaik pak, kami akan berjuang untuk keselamatan ibu dan calon bayi" jelas dokter
dengan air mata yang benar benar membasahi seluruh wajah ali. Ali menundukkan kepalnya meraih tangan dokter "saya mohon dok, saya tidak akan bisa kehilangan istri dan bayi saya" ali memohon , kali ini ia tak tau lagi harus mengambil sikap seperti apa.
"saya akan mendikasikan kemampuan terbaik saya pak. Sekarang lebih baik bapak membersihkan diri dan beristirahat supaya bisa dengan nyaman mendampingi istri bapak" dokter menepuk bahu ali memberikan semangat.
Ali sudah tak peduli dengan penampilannya saat ini. Baju dan jas yang ia kenakan terlihat sangat berantakan. Seperti habis berperang, seluruh tenaga ali habis terkuras dengan kejadian hari ini. Bahkan emosinya benar benar sudah dipermainkan.
Dering ponsel sedikit mengejutkan ali dari lamunannya.
'ali dirumah sakit jogja '
'ali juga gak tau bund, tiba tiba aja ily kesakitan'
'ily baik baik saja, tidak perlu bund. Ayah pasti sibuk'
'baikah jika memaksa, hati hati bund. Alamatnya nanti kirimkan lewat whatsapp' ali mengakhiri sambungan telfonnya.
Sungguh hebat sekali kepekaan perasaan seorang ibu dan anak. Karna ali terlalu larut dalam keadaan yang terus menekan fikiran , perasaan dan fisik membuatnya lupa memberikan kabar pada keluarga. Untung saja bunda uly menelfon terlebih dahulu.
Dokter mengatakan bahwa ily benar benar harus menjalani operasi cesar. Usia kandungan ily yang baru menuju kesembilan bulan menbuat ali ragu untuk menyetujuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything
Fiksi Penggemar"Biarkan aku mencari sendiri dimana sisa serpihan hatiku, meskipun aku tau aku tidak akan mampu mengembalikannya seperti semula"~Illy "Izinkan aku membantumu untuk mengumpulkan kembali serpihan hati , karna akulah yang bertanggung jawab atas semua i...