We don't fight each other, we fight together!
- TRM-
* Senja berganti Malam *
"Ayo segera berkemas....." Sahut ayah dari arah ruang tengah. "Kita akan kemana?" Sahutku bertanya. "Kita harus pergi sejauh mungkin" ayah masih sibuk berkemas. "Apa yg terjadi? Mengapa kau cemas sekali?" Sahutku masih kebingungan "KITA DALAM BAHAYA!!!" Teriak ayah, Tanpa bertanya lagi aku langsung berkemas. tubuhku berkeringat di saat ayah berkata kita dalam bahaya.
"Tameil segera bangunkan Harry kakakmu!" Ayahku masih sibuk berkemas, urat di sekitar wajahnya menegang dan mukanya memerah. Aku takut sekali, segera ku bangunkan Harry yg tidur di sofa. "Harry... Harry... Bangun!!! Harry!!!" Ku guncang badan Harry. "A...apa yg terjadi?" "Aku tidak tau, Ayah menyuruh kita untuk segera pergi!" "ada apa?!" "Segera berkemas, kita dalam bahayaaa!!!" Sahutku berteriak.
Dengan sigap Harry bangun dan berkemas, kita membawa seadanya, makanan lebih di perlukan. Aku tidak tau kemana ayah akan membawa kami dan apa yg sedang terjadi. Setelah keluar dari rumah, kami berlari masuk ke mobil. Rumah kami di pinggir kota, kalau tidak salah rumahku berada di antara hutan dingin nan gelap dengan kota yang hangat. Kami melaju menembus senja, mobil hitam itu kini membawa kami menuju arah kota.
Aku tidak berani bertanya apa yg sedang terjadi, karena aku tahu ayah sedang kosentrasi mengendalikan mobil. Aku takut jika aku bersuara sedikit saja akan membuat mobil ini di luar kendali dan entah apa yg akan terjadi selanjutnya.
"Ayah apa yg terjadi?" Tanya Harry memberanikan diri. "Tidakkah kau melihat apa yg terjadi Harry Morf?!" Teriak ayah, Harry terdiam. Aku menatap kearah luar jendela, hari sudah gelap. "Dengar anak-anak, aku minta maaf karena mengganggu tidur kalian. Tapi kali ini kita harus pindah, kau tau? Amerika tak lagi aman setelah menghilangnya Abraham, mereka mengira Abraham telah tiada. Sebaiknya kita menyelamatkan diri karena Amerika di selimuti oleh kegelapan yg keji" Terang ayahku.
"Lalu kita akan kemana?" Aku bertanya dengan takut-takut "London" "Bagus! Sepertinya kita akan mengganti nama belakang atau nama depan kita!" Sahut Harry acuh tak acuh. "Usaha yg bagus Harry, tapi itu berlebihan" Sahut ayah. "Apakah perang dingin nan keji itu akan segera berakhir yah? Aku takut... Kau tau? Pemerintahan Abraham akan ditumbangkan serta orang-orang yg bersamanya" Sahutku khawatir "mereka tidak akan mengejar kita sampai ke London!" "Tapi mereka mengenal Mentri Amerika, yaitu kau ayah!" Sahutku Histeris "Aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti kalian!" "Dan kami juga tidak akan membiarkan mereka mengambilmu!" Sahut Harry kepada ayah.
Aku menangis, seandainya ibuku masih hidup
*****
Kita sampai di stasiun kereta menuju London. "Ayah aku ngantuk sekali" sahutku bersandar di bahu ayah, Harry sibuk dengan buku kuno favoritnya. Harry Martin Morf adalah pria berumur 22 tahun berparas tampan, gemar membaca buku detektif dan sejarah. Ayahku bernama Tommas Lord Morf, seorang mentri kepercayaan Abraham Lincoln (Presiden AS) sekaligus sahabat dekat Abraham, mereka bersahabat dari kecil. Ibuku punya ikatan saudara dengan Abraham. Ibuku bernama Hillary Maria Lincoln-Morf, dia mati dalam kasus pembunuhan kejam yg sampai sekarang tidak di ketahui siapa pelakunya.
Namaku Tameil Maria Morf, usiaku 21 tahun di akhir musim panas nanti, aku sedikit ragu dengan kelahiranku, tepat pukul 12 tengah malam aku lahir. Hari itu hari terakhir musim panas dan tepat tengah malam itu di gantikan dengan musim gugur. Jadi pada musim apakah aku lahir? Entahlah lupakan saja.
Sesampainya di Inggris atau tepatnya di kota London, kami menyusuri jalanan pukul 3 pagi, kurasa. Jalanan tidak terlalu ramai dengan kondisi malam yg hangat. Kita sudah memasuki musim panas. "Akhirnya..." Aku membaringkan tubuhku di ranjang yg empuk. Ayah membawa kami kerumah Keluarga Vidgen dengan anak tunggalnya bernama Jack Vidgen. Mereka sepupu jauhku.
YOU ARE READING
Fantastic Journey
FantasyOnce upon a time about a fantasy story, when vampires and werewolves does exist. - Tameil Morf - Gadis cantik yang mencari jati diri, terjebak dengan kenyataan pahit mengharuskan ia mencintai atau membunuh. Namun siapa yang akan ia pilih? Bersama...