Betrayal Part II

86 8 1
                                    

"Justin... mana dia?" sahut Lord of Darkness "dia pingsan, aku akan mejaganya sampai ia pulih dan akan aku bawa ia kepadamu" sahut Justin berdusta "Justin kau terlalu kejam kepada musuh kita... tapi aku suka hahaha" tawa keji sang Lord membuatnya jijik. "Prince, kau bantu kakakmu membereskan sampah-sampah itu" "tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri" sahut Justin menyela "baiklah terserahmu, aku hanya ingin di bagian membunuh dan meminum lawan" sahut Prince terkekeh bersama Lord, Justin menyunggingkan senyuman misteriusnya "tenang saja, sudah aku atur... ini permainanku" kemudian ia berlalu meninggalkan Lord dan Prince yang masih terkekeh.

"Martin... kau awasi Justin, aku tidak percaya sepenuhnya dengan anak itu" "seperti kata anda yang mulia" kemudian Martin tersenyum keji dan berlalu. "ayah kau tidak mempercayai kakak?" sahut Prince. "yah... aku hanya mempercayaimu, kau yang akan menjadi penerusku bukan dia" sahut Lord membuat kilatan api di mata Prince, Sungguh keji.

"oh jadi begitu" sahut Justin tersenyum masam "aku harus lebih berhati-hati" batinnya lagi.

"Martin" "ya pangeran?" "pergilah ke kastil Victoria, mainkan peranmu seperti biasa. Buat mereka percaya dan kita hancurkan" sahut Justin, Martin mengangguk. Martin berangkat dengan membawa dua beruang cokelat yang besar, ia menunggangi salah satu dari mereka dengan kecepatan yang biasa agar tidak terlalu mencolok dan berangkat ke kastil Victoria disusul beruang satunya lagi.

Sesampai di kastil ia menyembunyikan beruang itu, dan menyuruh penjaga untuk beristirahat. Saat lengah ia membawa kedua beruang itu ke ruang bawah tanah. "Tameil..." bisik Martin setelah sampai di depan pintu tempat Tameil dan Harry di kurung. "kalian pergilah ke seberang sungai sana dan carilah rumah tua di sekitar hutan tepi sungai, tinggalah disana sementara" "lalu bagaimana dengan kau dan yang lainnya?" sahut Harry "tenanglah. Kalian berangkatlah dulu, semuanya sudah aku atur" sahut Martin "dengan menungganggi apa kami kesana wahai Martin?" sahut Tameil "aku membawakan kendaraan yang luar biasa cepat dan dapat menjadi pedang juga perisai bagi kalian" Martin membuka pintu dan Tameil terkejut luar biasa.

"beruang? Yang benar saja" "tenanglah, mereka jinak" kemudian Harry menaiki beruang tersebut dan membantu Tameil naik ke atas punggung beruang tersebut. "lewati lorong itu, kemudian menyeberanglah... beruang dapat berenang di arus yang deras dan dalam" Martin mengelus mulut beruang tersebut "berhati-hatilah kalian" kemudian membiarkan mereka menghilang di lorong nan gelap itu. "baiklah Senji kau akan berangkat bersama Victoria dan Judith" sahut Martin. Ia membawa beruang bernama Senji itu kemenara dengan aman.

"hati-hati di jalan Victoria, jaga Tameil dan yang lainnya. Tunggu pesan berikutnya" sahut Martin kemudian beruang itu berlari melompat turun dari menara. Victoria terguncang di atasnya dan bersorak kegirangan "dasar gila" sahut Martin tertawa. "terimakasih tampan" sahut Victoria mengedipkan matanya setelah ia sampai di bawah, Martin tersenyum manis. "well well well... jatuh cinta berbeda jenis itu berbahaya anak muda" sahut Stefan, Martin hanya terkekeh. "kalian akan disini bersamaku sampai Jack benar-benar sembuh" "kau memang tak adil vampir jelek" sahut Stefan terkekeh. "aku lebih suka kau panggil vampir saja, sebelum aku menjadikan kau daging menu makan siangku" Martin terkekeh pula.

*****

Sesampainya di tepi sungai "kau mempercayainya?" sahut Tameil "tentu... aku mempercayainya daripada Justin" Tameil memeluk Harry semakin erat "aku merindukan Jack" sahut Tameil, Harry berbalik menatap adiknya dan tersenyum "aku juga" sahutnya "Justin... aku merindukanmu, aku percaya padamu" batin Tameil. "hei!" teriak seseorang menunggangi beruang datang kearah mereka "Victoria kau juga?" sahut Tameil tak percaya "ayo segera seberangi sungai ini" sahut Victoria "aku tidak mempercayaimu penghianat!" teriak Harry "oke oke aku akui aku salah menghianati kalian, puas?" sahut Victoria kesal "itu belum cukup! Aku tetap tidak mempercayai kalian!" sahut Harry menarik tali di pundak beruang dan menyeberangi sungai, meninggalkan Victoria dan Judith di belakangnya "eh hei tunggu! Okay aku akan jelaskan... aku ingin ayahku kembali dan imbalannya adalah kau dan adikmu" Harry berbalik "itu yang namanya keluarga, Victoria Lincoln yang agung?!" Harry berkata sinis kepadanya.

Fantastic JourneyWhere stories live. Discover now