Faith, Hope and Love remanined. And the greatest of these is LOVE"
- Anonymous -
"Truth is beautiful, without doubt but so are lies. When in doubt, tell the truth!"
- Anonymous -
"Persediaan beberapa buah dan kue-kue kita menipis, aku ingin berbelanja kerpeluan di pasar London" sahut Mom Jarl. "biar aku dan Jack saja yang pergi membelinya mom..." sahutku antusias. "dulu kau tidak menginginkan pergi bersamaku, kau menolakku dan memilih Harry" sahut Jack terkejut. "itukan dulu, sekarang dia bersamamu Jack" sahut Ayah. Aku tersipu malu.
"baiklah kalau begitu Jack, temani Tameil untuk berbelanja... ingat jangan lama ya!" sahut Jarrel. "tentu mereka akan lama karena menghabiskan waktu berduaan" sahut Henri di ikuti gelak tawa yang lainnya. Mereka menggodaku dan Jack habis-habisan akan penolakan masa lalu itu.
"seperti kemarin saja kau dan aku menaiki mobil ini menyusuri jalanan kota london" sahut Jack terkekeh. "dengan kacamata bulatmu dan tingkah lakumu yang kekanak-kanakan itu" sahutku membalas Jack sambil tertawa. "dan akhirnya kau mengagumiku di pesta itu bukan? Hahaha" sahut Jack membuat mukaku merah merona. "tebak! Kau cemburu dengan Justin di saat aku berjalan bersamanya dan memeluknya di tepi danau bukan?" sahutku tak mau kalah, Jack menghentikan mobil secara tiba-tiba.
"aww kau gila Jack Vidgen?! Untuk kedua kalinya kau seperti ini!" bentakku seraya memegang kepalaku, yang terbentur ke depan akibat Jack menghentikan mobilnya. "Jangan pernah kau sebut namanya lagi!!!" bentak Jack membuat aku terdiam. Ada apa dengannya? Batinku.
"menurutmu buah anggur bagus tidak untuk kita belik?" sahutku menanyakan kepada suamiku, Jack. "terserah kau saja" sahut Jack ketus. "kau kenapa?" "aku ingin segera pulang" sahut Jack dingin. Aku memutar bola mataku, dasar! Masih saja merajuk seperti anak-anak. Batinku. "ya sudah! Kita bagi tugas biar semuanya cepat selesai. aku membeli buah dan sayuran, sedangkan kau membeli kue-kue. Bagaimana?" sahutku membujuk Jack. "baiklah!" sahut Jack pergi begitu saja. Aku menghela nafas panjang.
"dasar pria... sifatnya selalu kekanak-kanakan, pencemburu dan selalu meragukan wanita... dan terkadang menyebalkan dan aghhh" omelku sambil membolak-balikan buah apel di tanganku, penjual buah itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkahku.
*****
"aghhh mengapa aku begitu panas mendengar nama vampir bajingan itu di sebut oleh Tameil? Dan aku merasakan ada sesuatu di antara mereka! Aghhh" sahut Jack frustasi menendang botol kaleng di depannya, untung tidak mengenai seseorang hingga menjadi korban pelampias kemarahan Jack.
"yang benar saja aku akan bersaing dengan vampir itu! Lagi pula Tameil sudah menjadi milikku!" bangga Jack. "tapi aku tidak rela begitu saja melihat ada hubungan spesial di antara mereka! Mereka begitu akrab saat berjalan berdua, dan aku lihat mereka terlihat begitu mesra saat berpelukan di danau itu! Aghh aku benar-benar cemburu!" sahut Jack. Jack sampai di tempat penjualan kue dan membelinya untuk keperluan.
"hm... aku salah atas tingkahku yang sedikit kasar tadi dengan Tameil, seharusnya aku tidak begitu! Jika aku bersikap kasar kepadanya, dia akan berpaling ke vampir sialan itu! Aghh aku harus meminta maaf agar dia terus bersamaku!" Jack memasukkan beberapa kue-kue manis itu di keranjang belanjanya yang terbuat dari rotan.
"wah kebetulan sekali ada penjual bunga di dekat sini! Bagaimana jika aku membelinya dan memberikannya kepada Tameil sebagai permintaan maafku? Ide yang bagus Jack!" sahut Jack berjalan kearah penjual bunga tersebut dan membelinya.
*****
"wah Jack lama sekali... dimana dia? Mengapa pria begitu lamban dalam hal berbelanja? Menyebalkan! Padahal dia yang ingin segera pulang!" sahut Tameil memasukkan barang-barang belanjaannya ke dalam mobil.
YOU ARE READING
Fantastic Journey
FantasyOnce upon a time about a fantasy story, when vampires and werewolves does exist. - Tameil Morf - Gadis cantik yang mencari jati diri, terjebak dengan kenyataan pahit mengharuskan ia mencintai atau membunuh. Namun siapa yang akan ia pilih? Bersama...