Justin sampai di sebuah desa, ia kenal tempat ini. Sangat kenal karena Ia dilahirkan disini. Tak jauh dari sana ia melihat cahaya dari sebuah Bar, ia memasuki bar dan mendapati pria-pria kuat sedang meneguk bir di tangan mereka. Ada yang Berpanco, dan ada juga yang berjudi. Ia terus menelusuri bar tersebut. Kemudian ia mendapati seorang pria yang sangat mencolok setengah mabuk sedang menggoda wanita. Dia pasti Judith! Batin Justin.
Justin menghampiri Judith "hei pak tua... aku ingin bertanya apakah kau mengenal Abraham Lincoln?" Judith tersentak dan segera melepaskan wanita itu dari pangkuannya. Ia berdiri agak sempoyongan dan Justin menangkap pria itu ketika ia hendak ambruk. "kau bilang aku pak tua? Dasar anak kurang ajar!" sahut Judith "aku serius pak tua, aku utusan Abraham" sahut Justin mendapati pelototan mata tua itu dari Judith. "siapa kau anak muda?" sahut Judith penuh selidik. "dasar bodoh! Kau sedang mabuk pak tua, nantik kita bicarakan! Mereka datang untuk membunuhmu dan anaknya. Aku kesini untuk melindungimu" sahut Justin berbisik di telinga Judith.
Justin membopong pak tua Judith di bahunya, bagi Justin tidak ada beban. Karena kita tahu siapa Justin. "kau kedinginan anak muda, aku sangat berat" sahut Judith mulai sedikit sadar. "diamlah, kau terlalu mencolok. Aku akan segera membawamu pergi" sahut Justin cuek "tidak semudah itu tuan Justin!" tiba-tiba mereka di hadang oleh lima orang vampir bermata merah menyala. "minggir kalian!" sahut Justin memerintah. "siapa mereka?" sahut Judith "pak tua dia salah satu dari kami, vampir busuk yang kalian benci. Tapi ketahuilah kalian itu lemah dari kami dan tak pantas hidup!" sahut salah satu pria dingin itu. "jadi selama ini kau menghianati kaummu tuan Justin yang agung? Kau menghianati ayahmu sendiri!" sahut pria itu. Judith yang merasa bingung pingsan secara tiba-tiba. Justin kewalahan.
"hahaha! Bahkan tubuhmu sekuat itu tidak bisa menganggkat pria gendut dan penjilat seperti dia?" tantang pria vampir arogan itu lagi. "ku bilang minggir!" sahut Justin merubah warna matanya menjadi merah seperti api yang siap meledak. "kau bukan atasan kami lagi tuan Justin! kau di keluarkan!" sahut pria itu tiba-tiba menyerangnya. Dan terjadilah peperangan yang tidak adil, apa kau gila? Lima vampir melawan seorang vampir dan seorang manusia yang pingsan di seret oleh salah satu dari kelima vampir jahat itu.
"aku akan membakar kalian!" sahut Justin, untung mereka sudah jauh dari bar. Kalau tidak mereka semua akan mati di bakar oleh manusia. "aku yang akan membakarmu duluan, penghianat. Dan kau dapat membayangkan balasan apa yang akan aku dapatkan membunuh seorang penghianat bukan?" sahut pria itu tertawa keji. "bermimpilah kau!" sahut Justin meninju wajah tampan vampir arogan itu dan seketika vampir itu melayang menabrak pohon besar. "kau lumayan juga!" sahut vampir itu bangkit dan memerintahkan teman-temannya untuk mengalahkan Justin.
Justin mengeluarkan kekuatan vampirnya yang spesial, kau tahu bahwa setiap vampir memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Kelima vampir itu kehilangan tenaga, Justin mengambil Korek api dari jas Judith dan melempar korek api itu kepada kelima vampir. Korek api itu meledak begitu menyentuh tanah yang tertutup salju, dan mereka mati terbakar. Api itu semakin besar dan menjalar ke tong minyak milik warga. Justin berlari kearah Judith yang kaget dan Justin sadar bahwa Judith melihat apa yang seharusnya ia sembunyikan dari pria itu. "k..kk..kaau! kau vampir! Pergi dariku! Kau pembohong!" seketika Judith bangkit dari duduknya. Ia sepenuhnya sadar dari mabuknya.
"tidak ini bukan seperti apa yang kau kira! Aku menyelamatkanmu!" Judith berlari dan Justin mengejarnya hingga ke hutan dingin. Desa itu terbakar dan Justin masih mengejar Judith yang berlari ke hutan terlarang untuk manusia. "dasar pak tua bodoh! Ia menghantarkan nyawa rupanya!" sahut Justin kesal dan mempercepat larinya. "tolong!!!" teriak seseorang membuat Justin berlari kearah suara "sudah ku bilang pak tua!" sahut Justin lagi. Ia sangat di repotkan rupanya.
*****
"pergi!!! Pergi!!!" sahut Judith mengusir vampir-vampir yang menatapnya lapar. "astaga itu vampir level rendahan! Sialan!" sahut Justin segera menerjang salah satu dari delapan vampir itu. Judith terkejut. "kau lagi!" "jangan merepotkan pak tua bodoh! Sudah kubilang aku menyelamatkanmu!" sahut Justin kembali menerjang salah satunya, kekuatannya hampir habis karena membunuh kelima vampir tadi. "tapi...tapi kau.." "tidak ada waktu untuk menjelaskannya!" sahut Justin bertarung. "awas di belakangmu anak muda!" teriak Judith, kemudian sebuah anak panah menebas kepala vampir level rendah itu yang hendak membunuh Justin dari belakang.
YOU ARE READING
Fantastic Journey
FantasyOnce upon a time about a fantasy story, when vampires and werewolves does exist. - Tameil Morf - Gadis cantik yang mencari jati diri, terjebak dengan kenyataan pahit mengharuskan ia mencintai atau membunuh. Namun siapa yang akan ia pilih? Bersama...